Bagian 1
PENGANTAR PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
1.
Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan pada prinsipnya
merupakan cabang dari psikologi. Psikologi sendiri merupakan sebuah istilah
yang berasal dari bahasa Inggris yaitu “psychology”,
istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa Yunani “psyche” yang berarti ruh atau jiwa, dan
“logos” yang berarti ilmu. Jadi
secara harfiah”psychology” berarti
ilmu jiwa.
Sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan
psikologi kemudian mempunyai cabang-cabang, karena terdapat perbedaan-perbedaan
lapangan yang dipelajari. Dari sekian banyak cabang psikologi itu., salah
satunya yang akan dibahas adalah mengenai psikologi perkembangan, yaitu
psikologi yang menitikberatkan pembahasan dan penelitian pada proses-proses
dasar dan dinamika perilakumanusia dalam berbagai tahap kehidupan, mulai dari masa konsepsi
hingga meninggal dunia.
Menurut Linda L. Davidoff (1991),
psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan
perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia yang biasanya
dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati.
Richard M. Lerner (1976) merumuskan
psikologi perkembangan sebagai
pengetahuan yang mempelajari persamaan dan
perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi
yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara
ontogenetic, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-perubahan
yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam struktur jasmani, perilaku
maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya yang dimulai sejak
konsepsi hingga menjelang mati.
Hakikat Perkembangan
Istilah “perkembangan” dalam
psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya
terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu untuk dapat memahami konsep
perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang
terkandung di dalamnya, di antaranya pertumbuhan, kematangan dan perubahan.
a. Perkembangan (Development)
Perkembangan tidak terbatas pada
pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga
terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan
bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu
menuju ketahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan dan belajar.
Perkembangan manghasilkan bentuk-bentuk
dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap yang lebih tinggi.
Perkembangan itu bergerak malalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap
berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan
berakhir dengan kematian.
b. Pertumbuhan (growth)
Dalam konsep perkembangan juga
terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan
dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat
kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur.
Pertumbuhan fisik bersifat meningkat,
menetap dan kemudian mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya
usia. Dengan demikian istilah
“pertumbuhan” lebih cendrung merujuk pada kemampuan fisik atau pertumbuhan
tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju
keruntuhannya. Sedangkan istilah “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan
mental atau perkembangan rohani yang
melaju terus sampai akhir hayat.
c. Kematangan (maturation)
Pertumbuhan dan perkembangan rohani
yang disebutkan di atas, sebenarnya merupakan satu kesatuan dalam diri manusia
yang saling mempengaruhi satu sama lain. Laju perkembangan rohani dipengaruhi
oleh laju perkembangan jasmani, demikian sebaliknya. Pertumbuhan dan perkembangan itu pada umumnya
berjalan selaras dan pada tahap-tahap
tertentu mengahasilkan suatu “kematangan”, baik kematangan jasmani maupun kematangan mental.
Istilah “kematangan” yang dalam bahasa
Inggris disebut dengan maturation
sering dilawankan dengan immaturation,
yang artinya tidak matang. Kematangan itu sendiri merupakan suatu potensi yang
dibawa individu sejak lahir , timbul dan bersatu dengan pembawaanya serta turut
mengatur pola perkembanagn tingkah laku individu. Meskipun demikian, kematangan
tidak dapat dikategorikan sebagai factor keturunan atau pembawaan, karena
kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap
individu dalam bentuk dan masa `tertentu.
2.
Tujuan Psikologi Perkembangan
Menurut Mussen, Conger dan Kagen,
dewasa ini psikologi perkembangan lebih menitikberatkan pada usaha-usaha
mengetahui sebab-sebab yang melandasi terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
manusia., sehingga menimbulkan perubahan-perubahan. Oleh sebab itu tujuan
psikologi perkembangan meliputi:
1.
Memberikan,
mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang
sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri-ciri
universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan dalam
lingkungan sosial budaya mana saja.
2. Mempelajari perbedaan-perbedaan yang
bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu.
3. Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan
tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
4. Mempelajari penyimpangan pada tingkah
laku yang dialami seseorang.
3.
Isu-isu Penting Dalam Psikologi Perkembangan
Dalam
studi psikologi perkembangan terdapat berbagai teori yang berbeda-beda, baik dari
segi isi maupun pembahasan. Meskipun terdapat berbagai teori yang berbeda-beda,
namun menurut Miller (1993) studi psikologi perkembangan yang dilakukan pada
dasarnya mengacu pada 4 isu utama, yaitu:
1.
Sifat dasar manusia
Pandangan para ahli tentang perkembangan,
erat sekali kaitannya dengan pandangannya mengenai sifat dasar manusia.
Selanjutnya, pandangan ahli tentang hakikat atau sifat dasar manusia ini erat
pula kaitannya dengan pandangan mereka tentan dunia atau pandangan merekja
tentang bagaiana alam semesta berproses. Dalam hal ini terdapat 3 pandangan
dasar mengenai sifat dasar manusia, yaitu:
a. Pandangan mekanistik
Berdasarkan
pandangan ini, maka ahli psikologi perkembangan memandang manusia sebagai robot
yang pasif yang digerakkan oleh daya yang berasal dari luar dirinya.
Perkembangan manusia dianggap sebagai kegiatan yang disebabkan oleh daya dan
kejadian pada lingkungan yang ada disekelilingnya. Lingkungan hidup manusia
adalah lingkungan yang ada disekelilingnya dan yang mempunyai arti untuk kepentingan
hidupnya.
b. Pandangan organismik
Menurut pandangan ini, manusia pada
hakikatnya bersifat aktif, keutuhan yang terorganisasi dan selalu berubah dari
satu arah kea rah tertentu, bukan perubhan yang bersifat acak. Manusia menjadi
sesuatu karena hasil apa yang dilakukannya sendiri, karena hasil mempelajari.
c. Pandangan kontekstualis
Menurut pandangan ini tindakan atau
aktivitas manusia selalu merupakan tindakan atau aktivitas manusia selalu
merupakan tindakan mengenai sesuatu, dengan sesuatu, terhadap sesuatu, dalam
suatu situasi pada suatu waktu tertentu.
2.
Apakah perkembangan bersifat kuantitatif dan kualitatif?
Isu kedua dalam psikologi perkembangan
adalah apakah perkembangan itu bersifat kualitatif atau kuantitatif. Perubahan
kualitatif dapat diartikan sebagai perubahan dalam jenis atau tipe. Perubhan
kualitatif biasanya melibatkan perubhan struktur atau organisasi.
Sementara itu perubahan kuantitatif
adalah perubhan yang menyangkut jumlah, frekuensi atau derajat, antara lain
menyangkut efisiensi dan konsistensi.
3.
Bagaimana “nature” dan “nurture” memberikan kontribusi pada
perkembangan?
Nature (alam sifat dasar) dapat
diartikan sebagai sifat khas seseorang yang dibawa sejak kecil atau yang
diwarisi sebagai sifat pembawaan. Sedangkan nurture (pemeliharaan, pengasuhan)
dapat diartikan sebagai factor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu
sejak masa pembuahan sampai selanjutnya.
Dalam sejarah psikologi perkembangan,
isu nature dan nurture ini telah menjadi perdebatan sejak lama, hingga
sekarang. Kontroversi nature dan nurture ini dimulai sejak zaman Yunani ketika
para filosof mempertanyakan apakah ide-ide itu dibawa sejak lahir atau
diperoleh melalui pengalaman indera.
Anastasi mengemukakan bahwa pengaruh
keturunan terhadap tingkah laku selalul terjadi secara tidak langsung. Tidak
ada satupun fungsi-fungsi psikis yang secara langsung diturunkan oleh orang tua
terhadap anaknya. Dengan demikian pengaruh keturunan selalu membutuhkan
perantara atau perangsang yang terdapat dapat lingkungan.
Hebb
(1980) juga meyakini bahwa nature dan nurture merupakan jalinan yang tidak bisa
dipisahkan dan terlibat sepenuhnya dalam setiap proses perkembangan . bahkan
menurut Hebb, perilaku ditentukan 100% oleh factor keturunan dan 100 % oleh
factor lingkungan. Factor keturunan yang sama memperlihatkan perilaku yang
berbeda dalam lingkungan yang berbeda. Demikian juga dalam lingkungan yang sama
menunjukkan efek yang berbedaterhadap individu yang mempunyai factor keturunan
yang berbeda.
4.
Esensei Perkembangan
Dalam hal ini terdapat beberapa unit
analisis tentang apa yang berkembang, diantaranya struktur kognitif, struktur
psikis, strategi proses informasi, penentuan pola tindakan.
Bagian 2
TEORI DAN METODE PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
A.TEORI
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Menurut pengertian
yang paling umum, teori merupakan lawan dari fakta. Chaplin (2002)
medefinisikan teori sebagai “ satu prinsip umum yang dirumuskan untuk
menjelaskan sekelompok gejala yang berkaitan”.
Dalam pembahasan tentang perkembangan manusia terdapat
banyak teori. Berikut ini akan diuraikan secara singkat beberapa teori
perkembangan yang umum dibahas dalam literature psikologi perkembangan, di
antaranya : psikodinamik, kognitif, teori kontekstual, serta teori behavior dan
belajar social.
1.
Teori Psikodinamik
Teori
Psikodinamik adalah teori yang berupaya menjelaskan hakikat dan perkembangan
kepribadian. Unsur-unsur yang sangat diutamakan dalam teori ini ialah motivasi,
emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori Psikodinamik dalam psikologi
perkembangan banyak dipengaruhi Sigmund Freud dan Erik Erikson.
- Teori Psikoseksual Freud
Sigmund Freud ( 1856-1939 ) merupakan pelopor teori psikodinsmik. Teori
yang dikemukakan Freud berfokus pada masalah alam bawah sadar, sebagai salah
satu aspek kepribadian seseorang. Penekanan Freud pada alam bawah sadar berasal
dari hasil pelacakannya terhadap pengalaman-pengalaman pribadi para pasiennya,
di mana ditemukan bahwa peristiwa –peristiwa yang terjadi pada masa kanak-kanak
sangat mempengaruhi kehidupan pasien dimasa-masa selanjutnya.Freud yakin bahwa
kepribadian manusia memiliki 3 struktur penting, yaitu id, ego, dan superego.
Dengan
demikian dapat dipahami bahwa id, ego, dan superego adalah suatu konsep yang
dikembangkan Freud untuk menjelaskan kompunen-kompunen perkembangan biologis,
psikologis, dan social. Ketiga kompunen kepribadian ini berkembang melalui
tahap-tahap perkembangan psikoseksual. Freud menggunakan isttilah “ seksual “
untuk segala tindakan danpikiran yang memberi kenikmatan atau kepuasan, dan
istilah “ psikoseksual “ digunakan untuk menunjukan bahwa proses perkembangan
psikologis ditandai dengan adanya libido yang dipusatkan pada daerah-daerah
tubuh tertentu yang berbeda-beda. Freud yakin bahwa perkembangan manusia
melewati 5 tahap perkembangan psikoseksual dan bahwa setiap tahap perkembangan
tersebut individu mengalami kenikmatan pada satu bagiab tubuh lebih dari pada
bagian tubuh lainnya.
- Teori Psikososial Erikson
Erik Erikson
( 1902-1994 ) adalah salah seorang teoritisi ternama dalam bidang perkembangan
rentang hidup. Salah satu sumbangannya yang terbesar dala psikologi perkembangan
adalah psikosoaial. Istilah “ psikososial “ dalam kaitannya dengan perkembangan
manusia berarti bahwa tahap tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai mati
dibentuk oleh pengaruh-pangaruh social yang berinteraksi dengan suatu
organismeyang menjadi mata secara fisik dan psikologis.Namun teori Erison
memiliki persamaan dengan teori Freud, namun dalam beberapa hal keduanya
berbeda pendapat.
Menurut teori
psikososial Erison, perkembangan manusia dibedakan berdasarkan kualitas ego
dalam delapan tahap perkembangan. Empat tahap pertama terjadi pada masa bayi
dan masa kanak-kanak, tahap kelima pada masa adolesen, dan tiga tahap terakhir
pada masa dewasa dan usia tua.
2.
Teori kognitif
Berbeda
dengan teori-teori psikoanalitis, yang menekankan pentingnya pikiran- ikiran idak sadar anak-anak, teori-teori kognitif
menekankan pikiran-pikiran sadar mereka. Teori kognotif didasarkan pada asumsi
bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing
tingkah laku anak. Dewasa ini studi tentang perkembangan kognitif didominasikan
oleh 2 (dua ) teori, yaitu teori perkembangan kognitif piaget dan teori
pemrosesen informasi.
- Teori Kognitif Piaget
Teori
perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaiman
anak beradaptasi dengan dan menginterprestasikan objek dan kejadian-kejadian
disekitarnya. Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut
tahap-tahap atau periode-periode yang terus bertambah.
Untuk
menunjukkan struktur kognitif yang mendasari pola-pola tingkah laku yang
terorganisir, Piget menggunakan istilah skema dan adaptasi. Dengan kedua
kompunen ini berarti kognisi merupakan system yang selalu diorganisir dan
diadaptasi, sehingga memungkinkan individu beradaptasi dengan lingkungannya.
Menurut Piaget, adaptasi ini terdiri dari dua proses yang saling
melengkapi,yaitu : asimilasi dan
akomodasi.
- Teori pemrosesan informasi
Teori
pemrosesan informasi merupakan teori alternative terhadap teori kognitif
Piaget. Berbeda dengan Piaget, para pakar psikologi pemrosesan informasi tidak
menggambarkan perkembangan dalam tahap-tahap. Teori pemrosesan informasi ini
setidaknya didasarkan atas tiga asumsi umum, pertama, pikiran dipandang sebagai
suatu system penyimpanan dan pengembalian informasi. Kedua, individu-individu
memproses informasi dari lingkungan, dan ketiga, terdapat keterbatasan pada
kapasitas untuk memproses informasi dari seseorang individu.
3. Teori Kontekstual
Teori
kontekstual memandang perkembangan sebangai proses yang terbentuk dari
transaksi timbale balik antara anak dan konteks perkembangan system pifik,
social, cultural dan histories di mana interaksi tersebut terjadi. Berikut
akan diuraikan beberapa teori yang berpengaruh dalam teori kontekstual.
a. Teori
etologis
Etelogi
merupakan studi tentanng perkembangan prilaku spesies dalam lingkungan
alamiahnya. Dengan demikian, Pendekatan etelogi difokuskan pada asal-usul
evolusi dari tingkah laku dan menekankan tingkah laku yang terjadi dalam
lingkungan alamiah.
b. Teori
ekologis
Berbeda
dengan teori etologis yanglebih menekankan landasan pekembangan biologis, teori
ekologis memberikan tekanan pada system lingkungan. Dalam teori ekologisnya,
Brofenbrenner menggambarkan empat kondisi lingkungan di mana perkembangan
terjadi, yaitu mikrosistem, mesosistem,
ekosistem, dan makrosistem.
4.
Teori behavior dan belajar social
Behavior
( perilaku ) adalah kegiatan organisme yang dapat diamati dan yang
bersifat umum mengenai otot-otot dan
kelenjar-kelenjar sekresi eksternal sebagaiman terwujud pada gerakkan
again-bagian tubuh atau pada pengeluaran air mata, keringat.
Diluar
tradisi behavioral, berkembang keyakina bahwa perkembangan ialah perilaku yang
dapat diamati, yang dipelajari melalui pengalaman dan lingkungan. Berikut ii
kita akan membahas tiga persi tradisi behavioral, yaitu Pavlov dan kondisioning
klasik, B.F. Skinner dan kondisioning operat, serta Bandura dan teori belajar
social.
a. Pavlov
dan kondisioning klasik
Proses yang
ditemukan oleh Pavlov, di mana perangsang yang asli dan netral atau rangsangan
biasanya secar berulang-ulang dipasangkan dengan unsur penguat, akan
menyebabkab suatu reaksi. Perangsang netral tadi disebut perangsang bersyarat atau
terkodisioner, yang di singkat dengan CS. Penguatnya adalah perangsang tidak
bersyarat, atau US. Reaksi alami atau reaksi yang tidak dipelajari di sebut
reaksi bersyarat atau CR.
Paradigama kodisioning klasik ini menjadi paradigma bermacam-macam
pembentukan tingkah laku yang merupakan rangkaian dari yang satu kepada yang
lain. KOndisioning klasij ini berhubungna pula dengan susunan syaraf tak sadar
serta otot-ototnya. Dengan demikian, jawaban emosional merupakan sesuatu yang
terbentuk melalui kondisioning klasik.
b. B.F.
Skinner dan kondisioning operant
B.F. Skinner
adalah seorang psikolog dari Harvard yang telah berjasa mengembangkan teori
perilaku dari Watson. Pandangannya tentang kepribadian disebut dengan “
behaviorisme radikal.” Behaviorisme menekankan studi ilmiah tentang respn
perilaku yang dapat diamati di lingkungan. Dalam behaviorisme Skinner, pikiran,
sadar atau tidak sadar, tidak diperlukan untuk menjelaskan perilaku dan
perkembangan. Bagi Skinner, perkembangan adalah perilaku. Oleh karena itu para
behaviorisme yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering berubah sesuai
dengan pengalaman-pengalaman lingkungan.
c. andura dan teori belajar social
Untuk
menjelaskan bagaimana perilaku social belajar anak, Bandura menggunakan
prinsip-prinsip pengkondisian klasik dan pengkondisian operant. Bandura yakin
bahwa anak belajar tidak hanya melalui pengalamannya tetapi juga melalui
pengamatan, yakni mengamati, apa yang dikerjakan oleh orang lain. Melalui
belajar mengamati, yang disebut juga “ modeling “ atau “ imitasi “, individu
secara kognitif menampilkan tingkah laku orang lain dan kemudian barangkali
mengadopsi tingkah laku tersebut dalam dirinya sendiri.
Dlam model
belajar melalui pengamatan ini, Bandura mengemukukan 4 komponen penting, yaitu
: (1) attention (memperhatikan); (2) retention ( menyimpan); (3) motor
reproduction ( memproduksi gerek motorik ); (4) vicarious-reinforcement and
motivational ( ulangan-penguatan dan motifasi ).
Seperti
halnya para tokoh psikoanalisa, bandura juga menunjukan pentingnya proses
idetifikasi pada anak terhadap orang tuanya. Melalui identifikasi seorang anak
mulai menerima sifat-sifat pribadi dan tingkah laku tertentu sebagai sesuatu
yang berguna, agar bias sesuai dan diterima oleh orang lain.
B.
METODE PENELITIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Uraian berikut akan membahas lebih jauh keduan
bentuk metode penelitian ini.
1. Pendekatan yang umum
Pendekatan
yang lebih umum mengandung dua pengertian, yaitu memberi lebih banyak data
mengenai keseluruhanperkembangan ataubeberapa aspeknya dan meninjau pengaruh
foktor endogen dan eksogen bagi perkembangan seseorang. Di antara pendekatan
yang digunakan dalam studi-studi psikologi perkembangan adalah pendekatan
kros-seksional, longitudinal, sekuensial, dan kros budaya.
a. Pendekatan
cross-sectional
Hetherington
dan Parke ( 1979 ) mendefinisikan cross-contional sebagai “ a method of studying the development
of children in which the age to be compared and represented by defferent
groups of children. Dengan demikian
dapat dipahami bahwa kro-seksional adalah suatu pendekatan yang dipergunakan
untuk melakukan penelitian terhadap beberapa kelompok anak dalam jangaka waktu
yang relative singkat.
Keuntungan
utama pendekatan kros-seksional adalah bahwa para peneliti tidak membutuhkan
waktu yang terlalu lama untuk menunggu individu bertumbuh. Adapun kelemahannya
adalah bahwa pendekatan ini tidak memberi informasi bagaiman individu berubah
atau tentang stabilitas karakteristiknya.
b. Pendekatan
longitudinal
Secara
sederhana Seifert dan Hoffnung ( 1994 ) mengartikan longitudinal sebagai “ a study of the same subjects over a
relatively long period, often months or years “.Dengan demikian dapat
diahami bahwa yang dimaksud pedekatan longitudinal adalah pendekatan dalam
penelitianyang dilakukan dengan cara menyelidiki anak dalam jangka waktu yang
lama, misalnya mengikuti perkembangan seseorang dari lahir sampai mati atau
mengikuti perkembangan seseorang dalam jangka waktu tertentu, seperti selama
masa kanak-kanak atau selama remaja.
c. Pendekatan
sekuensial
Untuk
mempelajari perkembangan rentang hidup, sejumlah pakar psikologi perkembangan
juga menggunakan kombinasi dari pendekatan kros-seksional dan pendekatan
longitudinal ini dinamakan dengan pendekatan sekuensial. Meskipun pendekatan
ini kompleks, mahal, lama, namun benar-benar memberi informasi yang tidak
mungkin diperoleh dari pendekatan kros-seksional atau longitudinal. Pendekatan
sekuensial sangat berguna, terutama dalam menguji pengaruh kohor ( generasi )
pada perkembangan rentang hidup.
d. Pendekatan
cross-cultura
Menurut
Matsumoto ( 2001 ), pendekatan kros-kultural adalah “ a viewpoint for understanding truth and principles about human
behavior across cultural.” Sedangkan menurut Eckensberger (1973 ),
pendekatan kros-kultural adalah “
systematic comparison of psychological measures obtained under different
cultural conditions, in whicth cultural-the operasionalized culture concept of
cultural anthropology-serve as the independent variables. Dari dua defenisi
di atas dapat dipahami bahwa pendekatan kros-kultural adalah suatu pendekatan
dalam penelitian yang menpertimbangkan factor-faktor lingkungan atau kebudayaan
yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Dengan
demikian pendekatan lintas-budaya ( cross-cultural ) mengenai urutan-urutan
dalam perkembangan, pentahapan dalam perkembangan, apakah merupakan norma yang
universal atau berlaku pada suatu kelompok keturunan tertentu, dapat diselidiki
dengan latar belakang kebudayaan yang sangat berbeda.
2.
Metode yang spesifk
Metode yang
lebih spesifik adalah cara-cara khusus yang digunakan untuk mengetahui gejala
perkembangan yang sedang timbul. Di antara metode spesifik yang digunakan dalam
penelitian psikologi perkembangan adalah : 1) Metode observasi, 2) Metode
Eksperimen, 3) Metode Klinis, dan 4) Metode Test.
a. Metode
observasi
Observasi
adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku yang
terlihat pada suatu jangka waktu tertentu atau pada suatu tahapan perkembangan
tertentu. Metode observasi ini dapat dibedakan atas dua, yaitu : 1
) Observasi Alami ( natural observation ), 2) Observasi Terkontrol ( controlled
observation ).
b. Metode
eksperimen
Metode
eksperimen adalah metode penelitian dalam psikologi perkembangan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan perobaan pada anak. Penggunaan metode eksperimen
dalam penelitian terhadap anak-anak tidaklah mudah, karena anak-anak sangat
mudah dipengaruhi, bertingkah lamu semaunya, sering sulit diberikan pengertian,
dan sukar diketahui dengan jelas apa yang dimaksukan oleh anak itu.
c. Metode
klinis
Metode klinis
adalah suatu metode penelitian yang khusus ditunjukan kepada anak-anak dengan
cara mengamat-amati, mengajak bercakap-cakap dan Tanya jawab. Penggunaan
meti\ode klinis ini merupakan penggabungan eksperimen dan observasi. Pelaksanaannya
dilakukan dengan cara mengamati-amati atas pertimbangan bahwa anak itu belum
mampu mengungkapkan isi pikiran dan perasaannya dengan bahasa yang lancer.
Untuk memudahka Tanya jawab dalam pelaksanaannya digunakan daftar pertanyaan
yang memberi petunjuk kepada sipeneliti tentang apa saja yang harus
diperhatikan.
d. Metode
tes
Metode tes
adalah metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran tertentu terhadap
objuknya. Tes merupakan instrument penelitia yang penting dalam psikologi
kontemporer, yang digunakan untuk mengukur gejala jenis kemampuan, minat, sikap
dan hasil kerja.
Bagian 3
PERKEMBANGAN
MASA PRENATAL DAN KELAHIRAN
A. Konsepsi
dan awal kehidupan
Periode
prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang
dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum wanita di buahi oleh sperma laki-laki
sampai dengan waktu kelahiran individu. Masa ini umumnya berlangsung selam 9
bulan kelender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari segi waktunya,
periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling
singkat, tetapi justru pada periode inilah di pandang terjadi perkembangan yang
sangat cepat dalam diri individu.
Pada
masa-masa awal ilmiyah tentang perkembangan anak yang dilakukan oleh para
psikologi (barat), perkembangan individu pada masa prenatal ini kurang mendapat
perhatian, bahkan cenderung diabaikan. Pada masa-masa awal ini penelitian yang
dilakukan oleh sebagiaj besar ahlinpsikologi (barat) cenderung dikulai dari
periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode pralahir. Hal ini adalah
karena mereka menganggap bahwa perkembangan hidup individu dalam rahim ibu
sifatnya perkembangan fisik, dan karenanya hanya member sedikit sumbangan bagi
pemahaman psikologis tentang perkembangan.
Kemudian
baru pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala
kejadian pada masa prenatal sanagt penting untuk dapat memahami secara utuh
pola perkembangan yang normal. Bahkan belakangan ini penelitian ilmiyah telah
menunjukkan fakta bahwa taerdapat sejumlah perkembangan penting yang terjadi
pada periode prenatal. Karena itu, prenatal ini bukan saja merupakan periode
khusus dalam rentang hidup manusia, tetapi juga merupakan periode yang sangat
menentukan.
Dewasa
ini, para ahlinpsikologi perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia berawal
dari pertemuan sel spema laki-laki dan sel telur wanita. Pada saat itu, sel
sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu
bentuk sel yang telah terbhuahi, yang disebut zigot (zygote), yang dalam
psikologi islam disebut nuthfah, yaitu air mani (sperma) laki-laki lalu
bersarang dirahim perempuan.
Sperma
dan sel telur itu dibuat oleh sel-sel perkembangbiakan yang disebut “sel benih”
(germ cell). Sel-sel ini mengandung 46 kromosom, yang diperoleh dari sperma
ayah sdan ovum ibu, yang dibentuk menjadi 23 pasang. Dalam setiap pasang
kromosom terdiri dari satu kromosom dari pihak ayah dan satu kromosom pihak
ibu, dan setiap pasang kromosom ini memiliki bentuk dan ukuran yang jelas.
Dalam
pembuahan normal, ovum berada dalam salah satu tabung falopy ketika bergerak
dari satu ovarium ke rahim. Sebagai hasil hubungan kelamin, spermatozoa pria
dalam jumlah besar diletakkan di mulut rahim dan bergerak menuju tabung
palofy.mereka ditarik ke dalam oleh gaya hormonal yang kuat. Setelah satu sel
sperma memasuki ovum, permukaan ovum seketika berubah, sehingga tidak ada
sperma lain yang dapat memasukinya. Bila satu sperma menembus dinding ovum,
maka inti sel saling mendekat. Membrane yang mengelilingi masing-masing pecah,
dan kedua inti bersatu.
Dengan
demikian dapat dipahami bahwa sel-sel sperma pria dan sel-sel telur wanita pada
dasarnya memiliki daya hidup atau energy kehidupan, yang dalam psikologi islam
di sebut “hayat”. Karena spema dan ovum memiliki bdaya hidup, maka ia mampu
menjalin hubungan satu sama lain, sehingga padsa gilirannya menghasilkan benih
manusia(embrio), kemudian karena adanya daya hidup ini pulalah yang membuat
janin dalam kandungan dapat hidup dan berkembang, hingga menjadi individu baru.
B. Tahap-tahap
Perkembangan Masa Prenatal
Pada
umumnya ahli psikologi perkembangan membaginperiode prenatal atas 3 tahap
perkembangan :
1. Tahap germinal (germinal stage)
Tahap
germinal yang sering juga di sebut zigot, ovum atau periode nuthfah, adalah
periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2
minggu pertama dari kehidupan, yang sejak terjadinya pertemuan antara sel
sperma laki-laki dan sel telur (ovom) wanita yang dinamakan dengan pembuahan
(fertilization). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita
(ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel baru, yang fisebut zigot (zygote).
Zigot ini kemudian membelah-belah menjadi sel-sel
yang
berbentuk bulatan-bulkatan kecil, yang disebut blastokis. Setelah sekitar 3
hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena jumlahnya semakin
banyak, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak mengkin lebih
besar dari zigotnya yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis
mengapung dan berproses disepanjang tuba falopi.
Blastokis
yang berisikan cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting.
Nlastokis ini juga dibedakan atas 3 lampisan, yaitu lampisan atas(ectoderm),
lampisan tengah (mesoderm), dan lampisan bawah (endoderm). Dari ectoderm
berkembang rambut, gigi dan kuku, kulit lampisan luar (kulit ari) dan
kelenjar-kelenjar kulit, panca indera dan system saraf. Dari mesoderm ataui
lampisan tengah, berkembang otot, tulang atau rangka, system pembuangan kotoran
dan system peredaran darah (circulatory system), serta kulit lampisan dalam.
Sementara itu, endoderm atau lampisan bawah menjadi system pencernaan, hati,
pancreas, kelenjar ludah, dan system pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta,
talin pusat, dan kantong amniotic juga akan terbentuk dari sel-sel blastokis.
Setelah
beberapa hari kira-kira seminggu setelah konsepsi blastokis menempel di dinding
rahim. Blastokis yang tekah tertanam secara penuh di dinding rahim inilah yang
disebut embrio, dan peristiwa ini sekaligus menandeakan akhir dari tahap
germinal dan permulaan tahap embrio.
2. Tahap embrio (embryonic stage)
Tahap
yang kedua dari priode prenatal disebyt tahap embrio, yang dalam psikologi
islam disebut tahap ‘alaqah, yaitu segumpalan darah yang semakin membeku.
Selama
periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan
proximodistal. Cephalocaudal artiny6a proses pertumbuhan yang di mulai dari
bagian kepala, kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan
kata lain, kepala, pembuluh darah, dan jantung, bgagian-bagian yang organ-organ
tubuh yang paling penting lebih dahulu berkembang daripada lengan, tangan, dan
kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan secara proximodistal adalah
proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan
pusat (tengah)badan, kemudian baru kebagian-nagian yang jauh dari pusat badan.
Disamping
itu, dalam proses embrio ini, terdapat tiga sarana penting yang membantu
perkembangan struktur anak, yaitu : kantong amniotic, plasenta, dan tali pusat.
Kantong amniotic berisi cairan amniotiki, suatu cairan bening tempat embrio
mengapung dan berfungsi sebagai pelindung dari goncangan fisik dan perubahan
temperature. Plasenta adalah suatu tempat pada dinding peranakan diman ibu
mensuplai oksigen dan bahan-bahan makanan kepada anak dan anak mengembalikan
sisa makanan dari aliran darahnya. Jadi plasenta merupakan sarana penghubung
antara ibu dan embrio.
Sementara
itu, tali pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh
darah yang berfungsi menghubungkan embrio dengan plasenta. Tali pusat ini
terdiri dari tiga pembuluh darah besar, satu untuk menyediakan bahan makan, dan
dua untuk membawa sisa buangan ketubuh ibu. Tali pusat ini tidak memiliki urat
saraf, sehingga apabila dipotong tidak akan menimbulkan rasa sakit baik.
3. Tahap janin (fetus stage)
Periode
ketiga dari perkembangan masa prenatal disebut dengan periode fetus atau
periode janin, yang dalam psikologi Islam disebut periode mudhghah. Periode ini
di mulai dari usia 9 minggu sampai lahir.
Setelah
sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam hal
ini embrio memperoleh suatu nama baru, janin (fetusz). Dalam periode ini,
cirri-ciri fisik orang dewasa sacara lebih proporsional milai terlihat. Kepala
yang tadinya lebih besar dari bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan
tangan terus meningkat secara substansial. Pada bulan ketiga, janin yang
panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah
dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai
berdenyut.
Menurut psikologi Islam, setelah
janin dalam kandungan itu genap berumur
4 bulan, yaitu ketika janin telah berbentuk sebagai manusia, maka di tiupkan
ruh kedalamnya. Bersamaan dengan di tiupkan ruh kedalam janin tersebut, juga di
tentukan hukum-hukum perkembangannya, seperti masalah-masalah yang berhubungan
dengan tingkah laku (sifat, karakter, dan bakat), kekayaan, batas usia, dan
lain-lain.
Dengan ditiupkan roh oleh Allah ke
dalam janin tersebut, maka pada bulan ke empat dan kelima ibu sudah merasakan
gerakan-gerakan janinnya, seperti menonjok-nonjok atau menendang-nendang. Pada
saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan ketujuh,
panjang janin sudah mencapai kira-kir4a 16 inci dengan berat kira-kira 1,5-2,5
kg. pada saat ini cirri-cirinya sebagai manusia semakin terlihat, terutama
ketika rambut atau bulu mulai menumbuhi kepalanya dan mulut mulai menonjol
keluar, bergerak-gerak, dibuka dan di tutup, mereguk atau menelan dan menghisap
ibu jarinya, matanya juga mulai berkedip dan ia bisa menangis, merkipun matanya
masih tertutup rapat. Pada bulan kedelapan, berat janijn sudah mencapai
kira-kira 2,5-3,5 kg dan mulai berkembang lapisan lemak badan yang berguna
untuk m,engatur temperature badannya setelah kelahiran.
C. Arti penting periode prenatal bagi
perkembangan
Pembuahan
sel telur wanita oleh sel sperma laki-laki dianggap sebagai salah satu masa
yang paling penting dan menentukan perkembangan manusia pada periode-periode selanjutnya.
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980), setidaknya ada empat kondisi penting yang
member pengaruh besar terhadsap perkembangan individu baru dimasa datang, yaitu
: 1) penentuan sifat bawaan, 2) penentuan jenis kelamin, 3) penentuan jumlah
anak, dan 4) penentuan posisi urutan anak.
1. Penentuan sifat bawaan
Waktu
pembuahan dipandang sangat penting karena pada saat inilah di tentukan sifat
bawaan(pembawaan) dari individu yang baru terbentuk. Hal ini adalah karena
dalam masing-masing sel kelamin, baik sel pria maupun sel wanita, terdapat 23
pasangan kromosom, dan setiap kromosom mengandung ribuan pertikel yang
dinamakan “gen”. gen inilah yang dipandang faktor penentu keturunan.
Gen
terdiri dari bahan kimia yang memiliki struktur sangat rumit, yang dikenal
dengan DNA (deoxyribonucleic acid), yang akan memberikan arah pad apmbentukan
zayt kimia lainnya, yaitu protein, salah satu dari protein ini adalah “protein
structural” yang ada dalam darah, otot, jaringan tubuh, alat tubuh, dan
struktur lainnya.
Penentuan
sifat bawaan mempengaruhi perkembangan elanjutnya dalam dua hal yaitu :
Pertama,
factor keturunan membatasi sejauhmana individu dapat berkembang. Kalau
kondisi-konsisi sebelum dan sesudah lahir menguntungkan, dan kalu seorang
mempunyai dorongan yang sangat kuat, ia dapat mengembangkan sifat-sifat fisik
dan mental yang diwarisi sampai batas maksimumnya, tetapi dapat berkembang
lebih jauh lagi.
Kedua,
bahwa sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan, tidak ada cara
tertentu untuk mengendalikan jumlah kromosom dari pihak ibu atau ayah yang akan
di turunkan pada anak.
2. Penentuan jenis kelamin
Penentuan
jenis kelamin individu merupakan unsur penting kedua yang terjadi pada saat
pembuahan. Jenis kelamin ini bergantung pada jenis spermatozoa yang menyatu
dengan ovum. Sebagaiman telah dijelaskan bahwa setiap sel benih mengandung 23
kromosom. Salah satu dari 23 pasangan kromosom ini terdapat kromosom jenis
kelamin. Sel telur atau ovum wanita yang matang mengandung kromosom X,
sedangkan spermatozoa pria mengandung sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y.
bila telur wanita yang mengandung kromosom X bersatu dengan sperma pria yang
mengandung kromosom Y. hasilnya menjadi kombinasi kromosom XY, yang akan
menghasilkan jenis kelamin pria. Bila spermatozoa yang bmengndung kromosom X
bersatu dengan ovom, hasilnya menjadi kombinasi kromosom XX, ini selalu
menghasilkan keturunan wanita.
Ketika
sel-sel sperma pria dan sel-sel telur wanita telah bersatu,tidak ada lagi yang
dapat dilakukan untuk mengubah jenis kelamin individu yang baru di bentuk.
Jenbis kelamin ank yang di tentukan pada saat pembuahan ini secara langsung
ataupun tidak langsung akan mempengruhi pola perilaku dan pol kepribadian
sepanjang hisup individu yang bersangkutan.
3. Penentuan jumlah anak
Peristiwa
penting ketiga yang terjadi pada saat pembuahan adalah penentuan jumlah anak,
apakah kelahiran terbentuk tunggal atau kembar. Merskipun pada umumnya bdalam
peristiwa kelahirannya hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga
terjadi kelahiran kembar, baik kembar dua, tiga, empat, maupun kembar lima.
Kelahiran anak kembar ini apabila ovum yang telah di buahi (zygot) oleh satu
spermatozoa membelah menjadi dua bagian atau lebih byang terpisah selam
tahap-tahap permulaan pembelahan sel. Apabiola ini terjadi, akan menghasilkan
kembar identik (uniovular), dua, tiga, atau lebih. Tetapi, kalau dua ovum atau
lebih di buahi secara bersamaan oleh spermatozoa yang berlainan, akan
menghasilkan kembar non-identik (biovular, atau fraternal), dua, tiga, atau
lebih.
4. Penentuan urutan anak
Posisi
anak dalam urutan saudara-saudaranya merupakan kondisi keempat yang di tentukan
pada saat pembuahan, dan mempunyai pengaruh mendasar terhadap perkembangan
selanjutnya. Hal ini adalah karena umumnya orang tua sikap, perlakuan dan
memberikan peran yang spesifik terhadap anak tunggal, anak tertua, anak
menengah, atau anak bungsu. Sikap, perlakuan dan peran yang di berikan orang
tua sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga ini mempunyai pengaruh
terhadap kepribadian dan sikap anak, baik terhadap dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain, serta menjadi salah satu factor yang mempengaruhinya dalam
dalam mengembangkan pola perilaku tertentu. Misalnya, bila anak pertama
diharapkan bertindak sebagai contoh bagi saudarnya yang lebih muda dan merawat
mereka, hal ini akan mempengaruhi sikap ank pertama terhadap diri dan perilaku
mereka sendiri sepanjang rentang hidupnya.
Dari
urain di atas dapaty disimpulkan bahwa periopde prenatal merupakan periode awal
kehidupan manusia yang sangat menentukan pola perkembangannya pada
periode-periode selanjutnya.
D. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan prenatal.
Sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya bahwa periode prenatal merupakan periode yang
sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode-periode
berikutnya. Selama periode prenatal ini, rahim merupakan lingkungan yang sangat
menentukan perkembangan janin. Pada umumnya kondisi rahim ibu itu sangat nyaman
bagi janin dan terlindung dari setiap gangguan. Tetapi hal ini tidak berarti
bahwa janin tersebut secara absolute luput dari pengaruh-pengaruh luar.
Sebagian
besar proses pertumbuhan janin sangat bergantung pada kondisi internal ibu,
baik kondisi fisik maupun psikisnya. Sebab, ibu dan janin merupakan satu unitas
organic yang tunggal. Semua kebutuhan ibu dan janin dipenuhi melalui proses
fisiologis yang sama. Substansi fisik ibu akan mengalir pula kedalam jasad
janinnya. Demikian pula dengan setiap gerakan yang dilakukan ibu, dapat
memberikan rangsangan berupa pengalaman indra yang beranekaragam. Oleh sebab
itu, kesehatan ibu, pengaturan diet, pemakain obat, serta kondisi emosinal ibu
dapat menimbulkan pengaruh kimia prenatal (chemical prenatal influence) yang
berakibat kerusakan sel dan merupakan kejadian traumatic (traumatic event)
1. Kesehatan ibu
Penyakit
yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi
penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran
kencing, penyakit kelamin, dan sebagainya, dapat mengakibatkan lahirnya
bayi-bayi yang cacat. Demikian pula, bila terjdadi benturan ketiga janin
berusia 3 bulan disertai dengan gangguan kesehatan pada ibu, seperti influenza,
gondok atau cacar, dapat merusdak perkembangan janin. Bahkan, apabila ibu akan
terserang campak rubella (campak jerman), dapat dipastikan bahwa 60% bayi lahir
dalam keadaan cacat. Jika campak rubella menyerang pada dua bulan pertama
kehamilan, mengakibatkan kebutaan, ketulian, kelainan jantung, kerusakan pada
system saraf pusat, serta keterbelakangan mental dan emosional.
2. Gizi ibu
Faktor
lain yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan masa prenatal adalah gizi
ibu. Hal ini adalah karena janin yang sedang bewrkembang sangat tergantung pada
gizi ibunya, yang vdiperoleh dari darah ibunya. Oleh sebab itu, makanan ibu-ibu
yang sedang hamil mengandung cukup protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat
untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang
kekurangan gizi cenderung cacat.
3. Pemakain bahan-bahan kimia oleh ibu
Bahan-bahan
kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran
darah ibu yang tengan hamil, dapat mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan
kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik maupun pada
system kimiawi dalam tubuh janin, yang dinamakan metabolite. Bahan-bahan kimia
juga dapat mempengaruhi lingkungan didalam rahim ibu yang secara tidak langsung
juga mempengaruhi janin.
Salah
satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan
janin adalah thalidomide. Pada orang dewasa, thalidomide tidak berdampak buruk.
Tetapi, pada embrio, obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu menelan
talidimide selama dua bulan pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan
lengan dan kaki janin.
Menghisap
merokok oleh wanita hamil juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan masa
prenatal, kelahiran dan perkembangan pascalahir. Merokok selama kehamuilan dapat
menyebabkan pengurangan bobot kelahiran, menimbulkan resiko aborsi spontan,
kelahiran premature, dan sindrom kematian bayi yang tinggi selama proses
kelahiran, serta penyesuain diri yang buruk.
4. Keadaan dan ketegangan emosi ibu
Keadan
emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan masa prenatal;. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil
mengalami ketakutan, kecemasan, stress dan emosi lain yang mendalam, maka
terjadi perubahan psikologis, antara lain meningkatkan pernapasan dan sekresi
oleh kelenjar. Adanya produksi hormone adrenalin sebagai tanggapan terhadap
ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin
kekurangan udara.
Ibu
yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama
kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang
abnormal dibandingkan dengan ibu yang relative tenang dan aman. Goncangan emosi
diasosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran
premature dan penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir
dan cacat fisik.
5. Kelahiran
Studi
psikologis tentang kelahiran relative baru dibandingkan dengan studi medis.
Studi psikologis tentang kelahiran lebih di fokoskan pada bagaimana
p[engaruhnya terhadap perkembangan pasca lahir, kondisi lingkungan pralahir,
dan sejumlah factor lain yang mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah
lahir. Perhatian juiga difokuskan pada prematuiitas dan pengaruhnya secara
langsung dan jangka panjang terhadap perkembangan anak.
·
Tahap-tahap
kelahiran
Para
ahli psikologi perkembangan (misalnya, santrok, 1995; seifert dan
hoffnung,1994), membagi proses kelahiran dalam tiga tahap.
Pada
tahap pertama, terjadi kontraksi
peranakan yang berlangsung 15 hingga 20 menit pada permulaan dan berakhir
hingga 1 menit. Kontraksi ini menyebabkan leher lahir terentang dan terbuka.
Ketika tahap pertama berlangsung, kontraksi semakin sering, yang terjadi setiap
2 hingga 5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap pertama
kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci
sehingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke seluruh kelahiran.
Tahap kedua,
dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher lrahim hinggha seluruh
kelahiran. Tahap ini berlahir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu.
Tahap ini berlangsung kira-kira 1.5 jam. Pada setiap kontraksi, ibu
mengalaminkesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya, pada waktu
kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampis setiap menit dan
berlangsung kira-kira 1 menit.
Tahap ketiga,
setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain
dilepaskan dan dibuang. Tahap lahir inilah yang paling pendek, yang berlangsung
hanya beberapa menit saja.
Pengaruh
kelahiran terhadap perkembangan pasca lahir. Studi psikologi dan medis telah
menunjukkan beberapa kondisi yang menimbulkan pengaruh kelahiran terhadap
perkembangan pasca kelahiran diantara kondiso-kondisi kelahiran yang
mempengaruhi perkembangan pasca kelahiran itu adalah :
·
Jenis
kelahiran
Jenis
kelahiran merupakan konisio pertama yang menyebabkan kelahiran dapat
mempengaruhi perkembangan pasca kelahiran. Secara umum kelahiran dapat dibedakan
atas 5 jenis. (1) bkelahiran normal atas spontan, (2) kelahiran dengan
peralatan, (3) kelahiran sungsang, (4) kelahiran melintang, (5) kelahiran
melalui pembedahan Caesar (santrock, 1995).
Bayi
yang lahir secara spontan biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri
dengan lingkungan barunya dibandingkan dengan bayoi yang mengalami proses
kelahiran yang lama dan sulit, serta menggunakan alat atau pembedahan. Demikian
juga bayi yang dilahirkan melalui persalinan Caesar umumnya lebuih tenang, sedikit
menangis dan lebih sedikit mengeluarkan tenaga dalam pergerakan acak tubuh di
bandingkan dengan bayi yang lahir spontan atau dengan bantuan peralatan.
6. Pengobatan ibu
Kondisi
kedua yang dikaitkan dengan kelahiran yang mkempengaruhi bpenyesuaian pascalahir
adalah obat-obatan yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran.
Belakangan ini, ibu-ibu yang akan melahirkan sering menggunakan obat-obatan
dengan maksud menghilangkan rasa sakit atau untuk mempercepat proses
melahirkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semaikin banyak obat yang
diberikan kepada ibu saat melahirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan
diri dengan kehidupan pascalahir.
7. Lingkungan pralahir
Kondisi
kelahiran ketika yang mempengaruhi penyesuaian pasca lahir ialah jenis lingkungan
pralahir. Setiap kondisi dalam lingkungan pelahir yang menghubungi perkembangan
janin sesuai dengan tabel waktu yang normal, akan lebih banyak mengakibatkan
kesulitan pada saat lahir dan penyesuaian pascalahir dibandingkan dengan
kondisi lingkungan yang nyaman.
·
Jangka
waktu periode kehamilan
Kondisi
keempat yang berkaitan dengan kelahiran yang mempengaruhi perkembangan
pascalahir adalah lamanya periode kehamilan. Walaupun rata-rata periode
kehamilan 38 minggu atau 266 hari namun hanya sedikit bayio yang lahir tepat
pada waktunya. Ada kalanya bayi lahir lebih awal dan ada kalanya lahir lebih
l;ambat dsari waktu rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal dari waktu
rata-rata tersebut “premature” sedangkan bayi yang lahir labih lambat disebut “postmatur”.
Bayi
di sebut pastmatur bila ia lahir terlambat 2 minggu atau lebih, sedangkan bayi
disebut premature bila ia lahir lebih cepat 2 minggu atau lebih dari waktu
rata-rata selain jangka waktu periode kalahiran waktu rata-rata. Selain jangka
waktu periode kehamilan ukuran dan berat badan juga diperhitungkan. Bila berat
bayi 2,7 kg atau kurang dengan panjang kurang dari 19 inci, maka bayi
dikatagorian premature.
·
Perawatan
pascalahir
Kondisi
kelahiran kelima yang mempengaruhi perkembangan pascalahir adalah jenis
perawatan yang diperoleh bayi pada hari-hari pertama kelahirannya. Kelahiran
merupakan suatu “drama penjebolan” secara drastic, yang disertai dengan
perubahan-perubahan kondisi (psiko-fisik) secara radikal revolusioner dari
seorang bayi. Hal ini dapat dipahami sebab setelah 9 bulan berada dalam
lingkungan rahim yang relatif stabiol dan aman, janin tiba-tiba berada dalam
lingkungan, yang bukan saja berbeda tetapi juga sangat bervariasi.
Penempatan
bayi yang baru lahir disebelah tempat tidur ibu, dimaksudkan agar ibu segera
dapat merespons dan memenuhi kebutuhan perawatan bagi bayinya. Misalnya dalam
hal tangisan bayi, ibu yang dapat merespons tangisan bayi dan bertindak sesuai
dengan tangisan tersebut, maka frekuensi bayi menangis akan berkurang danm bayi
akan memiliki kemampuan lebih baik dalam m,enmyesuaikan diri dengan lingkungan
pascalahir.
Di
samping itu, metode lain yang dilakukan oleh beberapa rumah sakit terhadap
kelahiran adalah dengan meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera
setelah lahir, dengsn keyakinan bahwa panempatan itu akan mendorong ikatan
emosional ibu-bayi.
·
Sikap
orang tua
Kondisi
kelahiran keenam yang berpengaruh terutama terhadap penyesuain diri pascalahir
adalah sikap orang tua. Bila sikap orang tua menguntungkan, hubungan orang yua
dan anak anak akan baik. Hubungan baik orang tua-anak ini akan dapat membantu
bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru yang dialami setelah lahir.
Demikian
pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru
lahir, seorang ayah sangat di tuntut berpartisipasi dalam persalinan anak.
Sebab, kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat memberikan dukungan dan
kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Di samping itu, di
lihatkan dalam konteks psikologi islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang
persalinan ini mempunyai ikatan erat dengan tanggung jawab pemberian pendidikan
pertama, yakni menyuarakan lafal adzan da qamat ke telinga bayi pada saat ia
lahir.
Bagian ke 4
PERKEMBANGAN
MASA ANAK-ANAK AWAL
Masa perkembangan anak-anak dimulai setelah melewati
perkembangan masa bayiyang penuh ketergantungan, yakni ketika berumur 2 tahun
sampai anak matang secara seksual yakni kira-kira usia 13 tahun untuk wanita
dan 14 tahun untuk pria.selama priode ini terjadi perubahan yang sangat
segnifikan dibandingkan dengang masa bayi
baik secara fisisk maupun secara fisiskologis.
Sejumlah ahli membagi masa anak-anak menjadi dua yakni masa
anak-anak awal dan masa anak-anak ahir.
Masa anak-anak awal dimulai dari umur 2 sampai 6 tahun dan masa anak-anak
ahir dimulai dari umur 6 tahun sampai
anak tersebut matang secara seksual tapi pada bab ini kami hanya membahas
mengenai masa perkembanagan anak awal atau masa persekolahan.
1.
PERKEMBANGAN FISIK
Pada perkembanagan
awal, pertumbuhan fisik berlangsung lambat dibandingkan pada masa bayi.
Pertumbuhan fisisk yang lambat ini berlangsung ketika anak tersebut mengalamai
puberitas, yakni kira-kira dua tahun menjelang anak matang secara puberitas dan
pertumbuhan fisikkembali berkembang pesat.meskipun pada masa anak-anak
pertumbuhan fisik mengalami perlambatan, namun keterampilannya tetap berkembang
secara pesat.
Diantara perkembangan-perkembanagan
fisik diantaranya adalah:
I.
Tinggi
dan berat
Selama masa
anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah
2,5 hingga 3,5 tiap tahunnya.pada usia 3 tahun tinggi anak-anak 38 inci dan
berat sekitar 16,5 kg. pada usia 5 tahun tinggi anak-anak sekitar 43,6 inci dan
beratnya 21,5 kg. ketika anak usia sekolahan pertumbuhanya makin
besar,presentase pertumbuhan dalam tinggi dan berat.berkuran setiap tahun.
Selama masa ini, baik laki-laki maupun perempuan terlihat makin langsing,sementara batang
tubuh mereka makin panjang.
II.
Perkembangan
otak
Diantara
perkenbangan fisik yang sangat penting adalah perkembangan otak , meskipun otak
terus bertumbuh pada masa awal anak-anak,namun pertumbuhan tidak sepesat masa
bayi. Pada masa bayi usia 2 tahun ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak oarng dewasa, dan pada usia 5 tahun
ukuran otaknya mencapai 90% dari otak orang dewasa.
Pertumbuhan otak selama masa awal anak
anak disebabkan oleh pertambahan jumblah
dan ukuran urat saraf yang berujung didalam dan diantara daerah-daerah
otak.
III.
Perkembangan
motorik
Perkembangan fisik
pada masa anak-anak ditandai dengan
berkembanganya keterampilan motorik, baik kasar maupun halus. Sekitar
umur 3 tahun, anak dapat berjalan dengan baik., dan sekitar usia 4 tahun anak
hamper menguasai cara berjalan orang dewasa.usia 5 tahun anak sudah terampil
menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagi cara, seperti maju dan
mundur, jalan cepat dan pelan-pelan, melompat, jalan sana sini dansebagainya
semuanya dilakukan dengan halus dan bervariasi . anak usia 5 tahun juga dapat
melakukan tindakan-tindakan tertentu secara akurat, seperti menyeimbangkan badan diatas satu kaki,
menangkap bola dengan baik, melukis menggunting dan melipat kertas
dansebagainya.
2.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
Seiring
perkembangan kemampuan anak untuk mengeksplorasikan lingkungan,karna bertambah
besarnya koordinasi dan pengendalian motorik yang disertai dengan kempampuan
untuk bertanya dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti orang lain,
maka dunia kognitif anak berkembang pesat,makin kretif, bebas dan imajinatif.
Imajinasi anak-anak prasekolah terus bekerja dan daya serapnya tentang
duniamakin meningkat. Peningkatan pengertian anak tentang orang, benda dan
situasi baru diasosiasikan dengan arti-arti yang telah dipelajari masa bayi.
Perkembangan
kognitif menurut teori piaget
Sesuai dengan teori kognitif piaget,
maka perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak dinamakan dengan
praoperasional.
Pemikiran praoperasional tidak lain
adalah suatu masa tunggu yang singkat
bagi pemikiran operasional, sekalipun label praoperasional menekankan
bahwa anak pada tahap ini belum berfikir secara operasional.
Pemikiran
operasional adalah awal dari kemampuan untuk merekontruksi pada level pemikiran apa yang telah
ditetapkan dengan tingkah laku. pada garis besarnya pemikiran praoperasional dapat
dibagi kedalam dua subtahap yaitu:
·
Subtahap
prakonseptual ( 2-4 tahun)
Subtahap prakonseptual disebut juga
dengan pemikiran simbolik
Karakter ini ditandai dengan
system-sistem lambing atau symbol, seperti bahasa.
Percepatan perkembangan bahasa dalam
fase prakonseptual dianggap sebagai hasil perkembamgan simbolis. Ketika
penggunaan symbol bahasa dimulai, maka terjadi peningkatan dalam kemampuan
memecahkan masalah dan belajar dari kata-kata lain.
·
Subtahap
intuitif ( 4-7 tahun)
Istilah intuitif digunakan untuk
menunjukan tahap kedua dari pemikiran praoperasional yang terjadi pada anak
dalam priode 4-7 tahun, dalam subtahap ini meskipun aktivitas tertentu terjadi
tetapi anak-anak belum terlalau sadar
tentang apa yang melandasi aktivitas tersebut.
Walaupun anak dapat menyelesaikan masalah yang
berubungan dengan hal ini namun ia taidak dapat menjelaskan secara tepat
untuk memecahkan masalah dengan cara-cara tertentu.
I.
Perkembangan
persepsi
Meskipun presepsi
telah berkembang sejak awal kehidupan namun hingga masa anak-anak atau
prasekolah,kemampuan atau kapasitas mereka untuk memproses informasi masih terbatas.
Selama tahun-tahun
prasekolah penglihatan yang menjadi sumber informasi penting mengalami
peningkatan. Meskipun demikian anak prasekolah masih belum mampu melihat sebaik
penglihatan anak yang lebih besar.
Kemudian
perkembangan persepsi pendengaran anak prasekolah lebih cepat dari persepsi visualnya.
II.
Perkembangan
memori
Dibandingkan
dengan bayi, mengukur memori anak-anak lebih mudah, karna anak-anak sudah dapat
member reaksi secara verbal. Meskipun demikian tugas-tugas anak masih sangat
sederhana, karna anak masi mengalami kesulitan dalam memahami printah-printah
dari tugas-tugas itu, berikut diuraikan beberapa komponen penting dari memori anak-anak
prasekolah
·
Memori
jangka pendek
Dalam memori jangka pendek individu
dapat menyimpan informasi antara 15 sampai 30 detik, dalam asumsi tidak ada
latihan atau pengulangan.
·
Memori
jangka panjang
Anak usia 4 tahun mencapai ketepatan
75% dari waktunya untuk mengkognisikan gambar-gambar yang telah diperlihatkan
satu minggu sebelumnya. Anak memiliki memori regoknisi yang baik sekalipun
telah mengalami penundaan dalam jangka waktu yang lama.
III.
Perkembangan
atensi
Atensi atau
perhatianmerupakan sebuah konsep multi dimensional yang digunakan untuk
menggambarkan perbedaan cirri-ciri dan cara-cara merespon dalam system
kognitif.
Atensi pada anak
sudah berkembang sejak masa bayi,.
Aspek-aspek atensi yang berkembang pada masa bayi ini memiliki atensi pengaruh
yang penting pada masa prasekolah. Jika diukur pada 6 bulan pertama masa
bayi sangat berkaitan dengan tingginya
tingkat kecerdasan pada tahun
prasekolah.
IV.
Perkembangan
metakognitif
Sebgai anak yang
mulai tumbuh lebih besar, mereka berusaha mengetahui pikiran sendidri tentang
sebagai mana belajar dan mengingat situasi yang dihadapi setiap hari, dan bagai
mana seseorang dapat meningkatkan penilaian kognitif mereka.
Jadi perkembangan metakognitif adalah
pengetahuan dan kesadaran tentang kognisi suatu proses menggugah rasa ingin
tahu karna kita menggunakan proses kognitif kita untuk menggunakan proses
kognitif kita sendiri.
V.
Perkembangan
bahasa
Anak- anak
mengalami perkembangan bahasa yang pesat dibandingakan dengan masa bayi .
perkembangan bahasa yang cepatini dianggap sebagai hasil perkembangan simbolis.
Disamping itu pada masa ini penguasaan
kosa kata anak juga meningkat pesat.
Anak mengucapkan kata yang makin panjang dan bagus .
3.
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Disamping
perkembangan fisik perkembangan anak juga dipengaruhi dengan perkembangan
psikososial yang cukup pesat. Ada beberapa aspek yang berkembang dalam
psikososial anak diantaran nya:
I.
Perkembangan
permainan
Permainan adalah
suatu bentuk aktivitas yang dominan pada masa awal anak-anak sebab anak-anak
lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain diluar rumah dengan
teman-teman, dibanding dengan aktivitas lain . oleh karena itu hubungan social anak-anak dalam
masa ini lebi banyak ketika ia bermain bersama.
Adapun
fungsi permainan diantaranya:
Fungsi
kognitif permainan membantu perkembangan kognitif anak. Melalui bermain anak
dapat memahai lingkunagn dan objek sekitarnya dan anakpun dapat menyelesaikan
masalah yang tejadi didalamnya
Fungsi
social permainan dapat mengembangkan rasa solidaritas dan keakranan di antaran
anak-anak yang bermain itu
Fungsi
emosi permainan memungkinkan anak untuk memecahkan kesulitan yang terjadi dalam
permainan tersebut dan mengeluarkan emosinya dan dapat menghadapi kegelisahan
yang dialami.
II.
Perkembangan
hubungan dengan orang tua
Selama masa
prasekolah hubungan anak dengan orang tua atau dengan pengasuhnya merupakan
dasar dari perkembangan emosional dan social anak.
Kasih saying orang tua atau pengasuh kepada
seorang anak pada usia bayi sangat berpengaru terhadap lingkungan yang akan
dihadapi dan akan berpengaruh pula pada masa prasekolah.
Salah satu aspek
yang sangat berpengaruh terhadap anak adalah gaya pengasuh mengasuh anak
tersebut.
III.
Perkembangan
hubungan dengan teman
Perkembangan
psikososial pada masa prasekolah di tandai dengan semakin meluasnya pergaulan social, terutama
dengan teman sebaya.Teman sebaya merupakan kumpulan orang yang memiliki sesamaan social atau yang memiliki kesamaam cirri-ciri seperti usia , kebiasaan dan
tingkah laku.
Pada masa
prasekolah ini hubungan social antara anak dapat terjalin secara baik.
IV.
Perkembangan
gunder
Gunder adalah
dimana anak cobak mempelajari dan membedakan antara jenis kelamin laki-laki dan
perempuan. Pada masa prasekolah dalam perkembangan gunder anak akan mulai
memahami tentang perbedaan laki-laki dan perempuan dengan perlahan-lahan.
V.
Permainan
dan aktivitas
Pada masa ini
jenis aktivitas dan permainan antara anak laki-laki dan perempuan akan berbeda
laki-laki sudah akan beraktivitas seperti ayah dan perempuan akan mulai
beraktifitas sebagai seorang ibu yang menjaga rumah.
Terbukti dengan anak laki-laki sedah
memilih permainan mobil-mobilan dan lain lain sedangkan perempuan memilih
permainan masak-memasak.
Permainan dan aktivitas,
anak-anak mengaembangkan kualitasrelatif lebih lambat. Baru pada usia 5 tahun
anak-anak mengetahui gunder gunder mana yang dianggap agresif, keras,dan kuat
serta gunder mana yang dianggap lembut,
tenang dan lemah penegtahuan semacam ini terus berlangsung hingga masa
remaja.
VI.
Kualitas
personal
Berbeda dengan
Permainan dan aktivitas, anak-anak mengaembangkan kualitasrelatif lebih lambat.
Baru pada usia 5 tahun anak-anak mengetahui gunder gunder mana yang dianggap
agresif, keras,dan kuat serta gunder mana yang dianggap lembut, tenang dan lemah penegtahuan semacam ini
terus berlangsung hingga masa remaja.
VII.
Perkembangan
moral
Seiring dengan
perkembangan social, Anak-anak prasekolah juga mengalami perkembangan moral.
Yang dimaksud dengan perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan
dengan konveksi dan aturan mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
dalam interaksi dengan orang lain. Adak pada dasarnya dilahirkan sudah terdapat
potensi moral yang dapat dikembangkan melalui pengalaman ia berinteraksi dengan
orang tua dan temannya.
Bagian Ke 5
PERKEMBANGAN MASA
PERTENGAHAN DAN AKHIR
ANAK-ANAK
- Perkembangan Fisik
Masa pertenganahan dan akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan fisik
yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan
puberitas,kira-kira dua tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual,
pada masa ini pertumbuhan menjadi pesat.
1.
Keadaan Berat Dan Tinggi
Bandan
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang
badannya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan pinggul lebih besar.
Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi karena bertambahnya ukuran
sistem angka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh.
Pertumbuhan fisik
selama masa ini, di samping memberikan kemampuan bagi anak-anak untuk
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas baru, tetapi juga dapat menimbulkan
permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan secara fisik dan psikologis
bagi mereka(seifert & Hoffnung, 19940).
2.
Perkembangan Motorik
Dengan terus bertambahnya berat dan kekuatan badan, maka selama masa
pertengahan dan akhir anak-anak ini perkembangan motorik menjadi lebih halus
dari lebih berkoordinasi di bandingkan dengan awal masa anak-anak. Anak-anak
terlihat lebih cepat dalam berlari dan semakin pandai meloncat. Anak juga makin
mampu menjaga kesimbanagn badannya. Penguasaan badan, seperti membongkok,
melakukan bermacam-macam latihan senam serta aktivitas olahraga berkembang
pesat.
- Perkembangan Kognitif
Sering dengan masuknya anak ke sekolah dasar, maka kemampauan kognitifnya
turut mengalami perkembanagn yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berarti
dunianya dan minat anak bertambah luas, dan dengan luasnya minat maka bertambah
pula pegertian tentang kemanusian dan objek-objek sebelumnya kurang berarti
bagi anak. Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara
berangsur-angsur.
- Perkembangan Kognitif Menurut Teori Piaget
Menurut teori kognitif Piaget, pemikiran anak-anak usia sekolah dasar disebut
pemikiran operasional kongkrit. Menurut Piaget, operasi adalah
hubungan-hubungan antar logis di antara konsep-konsep atau skema-skema.
Sedangkan operasi konkrit adalah aktivitas mental yang di fokuskan kepada
objek-objek dan peristiwa-peristiwa nyata atau konkrit dapat di ukur.
- Perkembangan Memori
Meskipun selama periode pertengahan dan periode akhir anak-anak ini tidak
terjadi peningkatan yang terjadi dalam memori jangka panajang, malah
menunjukkan keterbatasan-keterbatasan, namun selama periode ini mereka berusaha
mengurangi keterbatasan-keterbatasan tersebut dengan menggunakan apa yang
disebut dengan strategi memory (memory strategy)
- Perkembangan Pemikiran Kritis
Rumusan di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud bahwa yang dimaksud
dengan pemikiran kritis adalah pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan
secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi beberapa
pendekatan dan perspektif yang berbeda, tidak mempercayai begitu saja
informasi-informasi dari berbagai sumber (lisan atau tulisan).
- Perkembangan Inteligensi
Dalam pembahasan tentang perkembanagn kognitif anak usia sekolah, masalah
kecerdasan atau inteligensi mendapat banyak perhatian di kalangan psikolog. Hal
ini adalah karena inteligansi telah dianggap sebagai suatu norma yang
menentukan perkembanagn kemampuan dan penciptaan optimal hasil belajar anak di
sekolah. Dengan mengatahui inteligansinya, seorang anak dapat di kategorikan
sebagai anak yang pandai/cerdas (genius), sedang, atau bodoh (idiot).
- Pengertian Intelegensi
Intelegensi merupakan sebuah konsep abstrak yang sulit didefinisikan secara
memuaskan. Hingga sekarang, masih belum di jumpai sebuah definisi tentang
inteligensi yang dapat di terima secara universal.
- Pengukuran Intelegensi
Inteligensi pada setiap anak tidak sama. Untuk mengukur perbedaan-perbedaan
kemampuan individu tersebut, para psikolog telah mengembangkan sejumlah tes
inteligensi.
- Perkembangan Psikososial
Masa akhir anak-anak merupakan suatu masa perkembangan di mana anak-anak
mengalami sejumlah perubahan-perubahan yang cepat menyiapkan diri untuk
memasuki masa remaja serta bergerak memasuki masa dewasa. Pada masa ini mereka
mulai sekolah dan kebanyakan anak-anak sudah mempelajari sudah mulai sesuatu
yang berhubungan dengan manusia, serat mulai mempelajari berbagai keterampilan
praktis. Dunia psikososial anak menjadi
kompleks dan berbeda dengan masa awal anak.
1.
Perkembangan Pemahaman Diri
Sepanjang masa pertengahan akhir anak-anak, anak secara aktif dan terus
menerus mengembangkan dan memperbarui pemahaman tetang diri, yaitu suatu
struktur yang membantu anak mengorganisasikan dan memahami siap dirinya, yang
di dasarkan atas dasar orang lain, pengalaman-pengalamannya sendiri, dan atas
dasar penggolongan budaya, seperti gender, ras, dan sebagainya.
2.
Perkembangan Hubungan Dengan
Keluarga
Kemerosotan dalam hubungan keluarga yang di mulai pada akhir masa bayi
terus berlanjut pada masaa pertengahan dan akhir anak-anak. Sesuai dengan
perkembangan ognitifnya yang semakin matang, maka pada masa pertengahan dan
akhir, anak secara berangsur-angsur lebih banyak mempelajari mengenai
sikap-sikap dan motivasi orang tuanya, serta memahami aturan-aturan keluarga.
Sehingga mereka menjadi lebih mampu untuk mengendalikan tingkah lakunya.
3.
Perkembangan Hubungan Dengan
Teman Sebaya
Seperti halnya pada masa awal anak-anak, berinteraksi dengan teman sebaya
merupakan aktivitas yang banyak menyita waktu anak pada masa pertengahan dan
akhir anak-anak.
4.
Pembentukan Kelompok
Interaksi teman sebaya dari kebanyakan anak periode akhir ini terjadi dalam
grup atau kelompok, sehingga periode ini sering disebut ”usia kelompok”. Pada
masa ini, anak tidak puas lagi bermain sendirian di rumah, atau melakukan
kegiatan-kegiatan dengan anggota
keluarga. Hal ini adalah karena anak memiliki keinginan yang kuat untuk di
terima sebangai anggota kelompok, serta merasa tidak puas bila tidak bersama
teman-temannya.
Bagian ke 6
PERKEMBANGAN
MASA REMAJA
A.
PERKEMBANGAN MASA REMAJA
Untuk
merumuskan sebuah definisi yang menandai tentang remaja tidaklah mudah sebab
kapan masa remaja berakhir dan kapan anak remaja itu tumbuh dan berkembang
menjadi dewasa tidak dapat di tetapkan secara pasti.
Batasan
usia remaja yang umumnya di gunakan oleh para ahli adalah antara 12
tahun,rentang waktu usia remaja ini biasanya di bedakan atas tiga,yaitu 12-15
desebut dengan masa remaja awal 15-18 di sebut masa remaja pertengahan,18-21 di
sebut dengan masa remaja akhir.
Pada
masa perkembngan masa remaja ini di bagi atas tiga pembagian yaitu:
1.
PERKEMBANGAN FISIK
Pada mulanya tanda tanda
perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks puberitas,di mana
terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian dan dimensi
badan.pertumbuhan cepat bagi anak perempuan 2 tahun lebih awal dari anak
laki-lakiumumnya pada anak perempuan mulai mengalami pertumbuhan cepat pada
usia 10.5 tahun dan anak laki pada usia 12.5 Tahun bagi ke dua jenis kelamin
pertumbuhan cepat ini berlangsung kira-kira 2 tahun.ada beberapa definisi dari
perubahan fisik yaitu:
a.
Pertumbuhan dalam tinggi dan berat
Tinggi
rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59
atau 60 inci.tetapi, pada usia 18 tahun tinggi rata-rata remaja laki-laki
adalah 69 inci,sedangkan tinggi rata remaja perempuan hanya 64 inci.Tingkat
ppertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 untuk anak
perempuan dan dua tahun kemudian untu
anak laki-laki,tinggi kebanyakan anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan
tinggi kebanyakan anak laki-laki bertanmbah lebih dari 4 inci.(zigher &
Stevenson,1993)
Factor
penyebab laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan adalah karna laki –laki
memulai percepatan pertumbukan 2 tahun lebih lambat di bandingkan dengan anak
perempuan,dengan demikian mereka mengalami penambahan pertumbuhan selama 2
tahun pada masa anak-anak.pada anak perempuan pada saat ia memulai percepatan
pertumbuhan adalah sekitar 54 atau 55 inci,sedangkan anak laki-laki adalah
sekitar 59 atau 60 inci.maka perempuan pada akhirnya lebih pendek di bandingkan dengan rata rata pria.(seifert &
Hoffnun,1994)
Percepatan
pertumbuhan badan juga terjadi pada
penempatan berat badan,yakni sekitar 13 Kg bagi anak laki-laki dan 10 Kg bagi
anak perempuan (Malina ,1990) meskipun berat badan juga mengalami peningkatan
selama masa remaja namun ia lebih muda di pengaruhi seperti melalui
diet,latihan,dan gaya hidup umumnya,oleh karna itu,perubahan berat lebih
sedikit dapat di ramalkan di bandingkan dengan tinggi.
b.
Peubahan dalam proporsi Tubuh
Seiring
dengan perubahan dalan tinggi dan beratnya pertumbuhan pada masa remaja juga
terjadi perubhan dan proprsi tubuh,yang di maksud dengan proporsi tubuh yaiti
perubahan pada bagian –bagian tubuh tertentu yang sebelunya terlalu kecil
menjadi terlalu besar seperti contonya tangan,dan tangan.
Perubahan
proporsi Tubuh juga bias di lihat pada wajah,umunya yang lebih berubah pada
proporsi wajah bagi anak laki-laki.
c.
Perubahan Puberitas
Puberitas
iyalah suatu periode dimana kematangan kerangka terjadi dengan pesat terutama
pada masa remaja.meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti sautu urutan
tertentu, namun urutan dari kematangan seksual tidak sama pada suma
anak.tergantung pada umur dari perubahan- perubahan tersebut.
d.
Perubahan Ciri-ciri Seks primer.
Ciri-ciri
seks primer menunjuk pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan
proses reproduksi. pada anak laki –laki perubahan cirri-ciri seks yaitu
penyuburan air mani yang pertama dengan istilah ‘’mimpi basah’’.dan pada anak
perempuan perubahan cirri seks primerdi tandai dengan munculnya periode
menstruasi.
Menstruasi
pertama pada seorang gadis di dahuilui oleh sejumlah perubahan lain yaitu
pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah kelamin,pembesaran
pinggul dan bahu.(Malina, 1990).
e.
Perubahan ciri-ciri seks sekunder
Ciri-ciri
seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniahyang tidak langsung berhubungan
dengan proses repoduksi,namun merupakan tanda –tanda yamng membedakan antara
laki-laki dan prempuan.di antara tanda –tanda jasmani yang terlihat pada laki
adalah tumbuk kumis dan janggut,bahu dan dada melebar,suara berat,tumbuh bulu
di ketiak,di dada.kaki dan tangan dan di sekitar kemaluan.sedangkan anak
perempuan terlihat payi dara dan pinggul membesar,suara menjadi halus,tumbuh
bulu di ketiak dan di sekitar kemalian.
2. PERKEMBANGAN
KOKNITIF
Masa
remaja Adalah suatu periode kehidupan di mana kapasitas untu memperoleh dan
menggunakan pengetahuan secara evesien mencapai puncaknya ( Mussen,Conger&
Kagen,1969).seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuam
mengambil keputusan.
a. Perkembangan
kognetif Menurut Teori Piaget.
Di
tinjau dari perspektif teori kognetif piaget,maka pemikiran masa remaja telah
mencapai tahap pemikiran operasional formal,yaitu suatu tahap perkembangan
kognetif yang di mulai pada usia
kira-kira 11 atau 12 tahun dan terus berlanjut sampai remaja mencapai masa
tenang atau masa dewasa.pada tahap ini anak sudah dapat berpikir secara
apbstrak dan hopotesi,pada masa ini dia bias memikirkan sesuatu yang mungkin
terjadi.
b. Perkembangan
pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk berbuatan
berpikir dan hasil dari perbuatan itu di sebut dengan keputusan, ini berarti
bahwa dengan melihat bagai mana seorang remaja mengambil suatu keputusan maka
dapat di ketahui perkembangan pemikiranya.contonya mengambil keputusan
keputusan masa depan keputusan dalam memilih teman dan lain sebagainya.
c. Perkembangan
orientasi masa depan.
Orientasi masa depan merupakan salah satu fonumena perkembangan
kognetif yang terjadi pada masa remaja sebagai indifidu yang yang sedang
mengalami proses peralihan dari masa anak-anak mencapai kedewasaan,remaja
memiliki tuga-tugas perkembangan yang mengarah pada persiapanya memenuhi
tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa.oleh karna itu remaja mulai
memikirkan masa depan mereka secara sungguh-sungguh.
Masa remaja itu masa yang telah mencapai tahap pemikiran
operasional formal,telah member remaja kemampuan untukmengantisipasi masa
depanya,atau kemampuan untuk membuat sekemata kognetifuntuk merumuskan rencana
masa depanya.
d. Perkembangan
kognisi social
Yang di maksud dengan kognesi social adalah kemampuan bentuk
berpikir secara kritis mengenai isu-isu dalam hubungan interpersonal yang
berkembang sejalan usia dan pengalaman serta berguna untuk memahami orang lain
dan menentukan bagai mana melakukan interaksi dengan mereka (Dacey &Kenny
,1997)
Pada masa remaja munculketerampilan-keterampilan kognetif baru
yang menurut para ahli akan membawa pengaruh besar terhadap perubahan kognesi
social mereka.
e. Perkembangan
penaral moral
Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja,terutama
sebagai pedoman menemukan identitas dirinya,mengembangkan hubungan personal
yang harmonis,dan mengindari konflik –konflikperan yang selalu peran yang
selalu terjadi dalam masa transisi.
Dengan demikian,orang yang bertindak sesuai dengan moral adalah
orang yang mendasarkan tindakanya atas penilain baik buruknya sesuatu.karna
lebih bersifat penalaran.
f.
Perkembangan pemahaman tentang agama.
Bagi remaja,agama memiliki arti yang sama pentingya dengan
moral,bahkan,sebagai mana di jelaskan oleh Adams & Gullotta (1993),agama
memberikan sebuah kerangka moral,sehingga membuat seseorang mampu membandingkan
tingka lakunya. Agama dapat mestabilkan tingkah laku dan bisa memberikan
penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia ini.agama memberikan
perlindungan rasa aman terutama bagi remaja yang tengah mencarieksistensi
dirinya.
Di bandingkan dengan masa awal anak-anak misalnya,keyakinan
agama remaja telah mengalami perkembangan yang cukup berarti.kalu pada masa
awal anak-anak ketika mereka baru memiliki kemampuam berpikir simbilik,tuhan di
bayangkan sebagai person yang ada di awan,maka pada masa remaja mereka mungkin
berusaha mencari sebuah konsep ynag lebih mendalam tentang tuhan.
Oleh sebab itu, meskipun pada masa awal anak-anak ia telah di
ajarkan agama oleh orang tua mereka,namun karna masa remaja mereka mengalami
kemajuan dalam perkembangan kognetif,mereka mungkin mempertanyakan tentang
kebenaran keyakinan agama mereka sendiri.
3. PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL
Sebagai
mana di jelaskan di atas bahwa selama
masa remaja tewrjadi perubahan –perubahan yang dramatis,baik dalam fisik maupun
dalam kognetif,perubahan perubahan secara fisik dan kognetif tersebut ternyata
berpengaruh terhadap perubahan dalam perkembangan psikososial mereka,dalam
urain berikut ada beberapa aspek perkembangan psikososial yang penting selama
masa remaja yaitu:
a. Perkembangan
individuasi dan identitas
Masing –masing kita memiliki ide tentang identitas diri
sendiri,meskipun demikian untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang
identitas itu tidak lah muda,hal ini adalah karena identitas masing –masing
orang merupakan suatu yang kompleks.(Dusek,1991)
Menurut
Josselson,1980 proses pencarian identitas proses di mana seorang remaja
mengembangkan suatu identitas yang unik,yang berbeda dan dan terpisah dari
orang lain di sebut dengan individuasi,proses ini terdiri dari empat sub yaitu
:Diferensiasi,praktis dan eksperimentasi,penyesuaian serta konsulidasi diri...
Sub Tahap Perkembangan identitas
Sub tahap
|
Usia /thn
|
karakteristik
|
Diferensiasi
Praktis
Eksperimentasi
penyesuaian
|
12-14 Thn
14-15 Thn
15-18 Thn
18-21 Thn
|
Remaja menyadari bahwa ia berbeda
secara psikologis dari orang tuanya.
Remaja percaya bahwa ia mengetahui
segalagalanya dan dapat melakukan sesuatu tampa salah.
Karena kesedihan dan kekawatiran
yang di alaminya, telah mendorong remaja untuk menerima kembali sebagian
otoritas orang tuanya, tetapi dengan bersyarat.
Remaja mengembangkan kesadaran akan
identitas personal,yang menjadi dasar bagi pemahaman dirinya dan diri orang
lain.
|
b.
Perkembangan hubungan dengan orang tua
Perubahan-perubahan
fisik,kognetif dan social yang terjadi dalam perkembanganm remaja mempunyai
pengaruh yang besar terhadap relasi orang tua remaja,sering terjadinya
perubahan kognetif selama masa remaja,perbedaan ide-ide.yang di hadapi sering
mendorongnya untuk melakuan pemeriksaan terhadap nilai-nilai atau
pelajaran-pelajaran yang berasal dari orang tua,akibatnya remaja mulai
mempertanyakandan menentang pandangan –pandangan orang tua serta mengembangkan
ide-ide mereka sendiri. Orang tua tidak lagi di pandang sebagai otoritas yang
serba tau.secara optimal,remaja mengembangkan pandangan –pandangan yang lebih
matang dan realistis dari orang tua mereka.kesadaran bahwa mereka adalah
seseorang yang memiliki kemapuan,bakat,dan pengetahuan tertentu,mereka mamandang
orang tua sebagai orang yang harus di hormati.
c.
Perkembangan hubungan dengan teman
sebaya
Perkembangan
kehidupan social remaja juga di tandai dengan gejala meningkatnya pengaruh
teman sebaya dalam kehidupan mereka.sebagian besar waktunya di habiskan untuk
berhubungan atau bergaul dengan teman-teman sebaya mereka.dalam suatu
infestigasi,di temukan bahwa anak berhubungan dengan teman sebaya 10% dari
waktunya setiap hari pada usia 2 tahun,20% pada usia empat tahun.dan lebuh dari
40% pada usia antara 7-11 tahun.
Pada
perinsipnya hubungan teman sebaya mempunya arti yang sangat penting bagi
kehidupan remaja.dalam literatur psikologi perkembangan di ketahui suatu contoh
klasik betapa pentingnya teman sebaya dalan perkembangan social remaja.
Meskipun
selama masa remaja kelompok teman sebaya memberikan pengaruh yang besar, namun
orang tua tetap memainkan peranan yang penting dalam kehidupan remaja.hal ini
karena antar hubungan dengan orang tua dan hubungan dengan teman sebaya
memberikan pemenuhan akan kebutuhan-kubutuhan yang berbeda dalam perkembangan
remaja.
d.
Perkembangan seksualitas
Salah
satu fonumena kehidupan remaja yang sangat menonjol adalah terjadinya
peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas.terjadinya peningkatan
perhatian remaja terhadap kehidupan seksual ini sangat di pengaruhi oleh faktof
perubahan-perubahan fisik selama perode puberitas.
e.
Perkembangan proaktivitas
Proaktivitas
sebagai kemampuan untuk mamiliki kebebasan dalam mamili respons,kemampuan
mengambil inisiatif,dan kemampuan untuk bertanggung jawab.
Jadi
makna pertama yang terkandung dalam
pengertian proaktivitas adalah kebebasan memilih.
Makna
kedua Yang terkandung dalan proaktivitas adalah bahwa manusia memiliki
kemampuan untuk mengambil inisiatif.manusia proaktif mampu menganbil inisiatif
dan memilih bertindak dari pada di tindaki mengambil inisiatif bukan berarti
mendesak,menjengkelkan,atau agresif,melainkan cermat,penuh kesadaran,dan
sensitive terhadap susuatu yang ada di sekitarnya.
Makna
ketiga yang terkandung dalam pengertian proaktivitas adalah tanggung
jawab.artinya, manusia memiliki kesadaran penuh bahwa peresyiwa-peristiwa
kehidupan yang di alaminya merupakan hasil dari prilakunya sendiri, yang di
lakukanya atas dasar keputsan yang di ambilnya secara sadar.
f.
Perkembangan resiliensi
-
Pengertian Resiliensi
Dari
beberapa definisi dapat di pahami bahwa resiliensi adalah kemapuan atau
kapasitas insani yang di miliki
seseorang, kelompok atau masyarakat yang memungkinkanya untuk menghadapi,
menjega,meminimalkan dan bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi-kondisi yang
tidak menyenangkan atau bahkan mengubah kondisi kehidupan yang menyengsesarakan
menjadi suatu hal yang wajar untuk di atasi.
Resiliensi
adalah suatu kemampuan yang sangat di butuhkan dalam kehidupan setiap orang.
-
Sumber pembentukan resiliensi
Upaya
mengatasi kondisi kondisi dan mengembangkan resiliensi remaja,sangat tergantung
pada pemberdayaan tiga factor dalam diri remaja,yang oleh Grotberg (1994) di
sebut sebagai tiga sumber dari resiliensi (aku punya,aku ini,aku dapat).
Aku
punya, merupakan sumber resiliensi berhubungan dengan pemaknaan remaja terhadap
besarnya dukungan yang di berikan oleh lingkungan social terhada dirinya.sumber
I haveini memiliki beberapa kualitas
yang memberikan sumbangan bagi pembentukanresiliensi,yaitu:
1.
Hubungan yang di landasi oleh
kepercayaan penuh;
2.
Struktur dan peraturan di rumah;
3.
Modal-modal peran;
4.
Dorongan untuk mandiri (otonomi)
5.
Akses terhadap layanan
kesehatan,pendidikan,keamanan dan kesejahtraan.
I am ( aku ini) merupakan sumber
resiliensi yang berkatian dengan kekuatan pribadi yang di miliki oleh
remaja,yang terdiri dari perasaan,sikap,dan keyakinan pribadi. Beberapa
kualitas pribadi yang mempengaruhi I am ini adalah :
1.
Di saying dan di sukai oleh banyak
orang
2. Mencintai,empati
dan keperdulian terhadap orang lain
3. Bangga
dengan dirinya sendiri
4. Bertanggung
jawab terhadap prilaku sendiri dan menerima konsekuensinya.
5. Percaya
diri ,optimistik,dan penuh harap.
I can ( aku dapat ) adalah sumber
resiliensi yang berkaitan dengan apa
saja yang dapat di lakuakan oleh remaja suhubungan dengan
keterampilan-keterampilan social dan interpersonal.
Keterampilan-keterampilan ini meliputi :
1.
Berkomunikasi
2. Pemecahan
masalah
3. Mengelola
perasaan
4. Mengatur
temperemen sendiri dan orang lain
5. Menjalin
hubungan –hubungan yang saling mempercayai.
Interaksi antara ketiganya adalah
merupakan hasil kombinasi dari faktor-faktorI
have,I am,dan I can. Untuk
menjadi orang yang resilien,tidak cukup hanya memiliki satu factor
saja,melainkan harus di tompang oleh faktor-faktor lain, misalnya seorang
remaja mungkin di cintai ( I have ) tetapi jika ia tidak mempunyai kekuatan
dalam dirinya ( I am ) atau tidak
memiliki keterampilan –keterampilan interpersonal dan social (I can ), maka ia
tidak resilien.
Oleh sebab itu untuk menumbuhkan
resiliensi remaja ketiga factor tersebut harus saling berinteraksi satu sama
lain,interaksi ketiga factor tersebut sangat mempengaruhi oleh kualitas lingkungan social di mana
remaja hidup,setidaknya ada lima factor yang sangat menentukan
kualitasinteraksi dari I have, I am, I dan I can tersebut.
Pertama kepercayaan yakni factor berhubungan dengan bagai mana
lingkungan bagaimana lingkungan mengembangkan rasa percaya remaja.
Kedua otonomi yaitu factor yang
berkaitan dengan seberapa jauh remaja menyadari bahwa dirinya terpisah dan
berbeda dari lingkungan sekitar sebagai kesatuan diri pribadi.
Ketiga inisiatif yaitu factor ke
tiga pembentukan resiliensi yang berperan dalam penumbuhan minat remaja
melakukan sesuatu yang baru.
Keempat industri yaitu factor
resiliensi yang berhubungan dengan pengembangan keterampilan-keterampilan
berkaitan dengan aktifitas rumah,sekolah,dan sosialisasi.
Kelima identitas yaitu factor
resiliensi yang berkaitan dengan pengembangan pemahaman remaja dan dirinya
sendiri,baik kondisi fisik maupun psikologisnya.
Bagian ke 6
PERKEMBANGAN MASA
DEWASA DAN TUA
Dalam studi psikologi kontemporer atau
yang lebih di kenal dengan istilah perkembangan rentang hidup (life-span
development), wilayah pembahasannya tidak lagi pada perubahan pada perkembangan
selama masa anak-anak dan remaja saja, melainkan juga menjaangkau masa dewasa,
menjadi tua, hingga meninggal dunia. Hal ini adalah karena perkembangan tidak
berakhir dengan tercapainya kematangan fisik. Sebaliknya perkembangan merupakan
proses yang berkesinambungan mulai dari masa konsepsi berlanjut kemasa sesudah
lahir, masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa hingga menjadi tua.
Perubahan-perubahan badaniah yang erjadi
sepanjang hidup, mempengaruhi sikap, proses kognitif dan perilaku individu. Hal
ini berarti bahwa permasalahan yang harus di atasi juga mengalami perubahan
dari waktu kewaktu sepanjang rentang kehidupan.
- Perkembangan Fisik
- Kesehatan Badan
Bagi
kebanyakan orang, awal masa dewasa di tandai dengan memuncaknya kemampuan dan
kesehatan fisik. Mulai dari sekitar usia 18-25 tahun, individu memiliki
kekuatan yang terbesar, gerak-gerak refleks mereka sangat cepat. Lebih dari itu
kemampuan reproduktif mereka berada di tingkat yang paling tinggi. Meskipun
pada awal masa dewasa kondisi kesehatan fisik mencapai puncaknya, namun selama
periode ini penurunan keadaan fisik juga terjadi. Sejak usia sekitar 25 tahun,
perubahan-perubahan fisik mulai terlihat. Perubahan-perubahan ini sebagian
besar lebih bersifat kuantitatif dari pada kualitatif.
Bagi wanita,
perubahan biologis yang utama terjadi selama masa pertengahan dewasa adalah
perubahan dalam hal kemampuan reproduktif, yakni mulai mengalami menopause atau
berhentinya menstruasi dan hilangnya kesuburan. Pada umumya, menopause mulai
terjadi pada usia sekitar 50 tahun, tetapi ada juga yang sudah mengalami
menopause pada usia 40 tahun. Peristiwa menopause di sertai dengan berkurangnya
hormone estrogen.
Bagi laki-laki, proses
penuaan selama masa pertengahan dewasa tidak begitu kentara, karena tidak ada
tanda-tanda fisiologis dari peningkatan usia seperti berhentinya haid pada
perempuan. Lebih dari itu laki-laki tetap subur dan mampu menjadi ayah
anak-anak sampai memasuki usia tua. Hanya beberapa kemunduran fisik juga
terjadi secara berangsur-angsur, seperti berkurangnya produksi air mani, dan
frekuensi orgasme yang cenderung merosot.
Pada masa tua
atau masa dewasa akhir, sejumlah perubahan pada fisik semakin terlihat sebagai
akibat dari proses penuaan. Di antara perubahan-perubahan fisik yang paling
kentara pada masa tua ini terlihat pada perubahan seperti rambut menjadi jarang
dan beruban, kulit mongering dan mengerut, gigi hilang dan gusi menyusut,
konfigurasi wajah berubah, tulang belakang menjadi bungkuk. Kekuatan dan
ketangkasan fisik berkurang, tulang-tulang menjadi rapuh, mudah patah dan
lambat untuk dapat di perbaiki kembali.
- Perkembangan Sensori
Pada awal
masa dewasa, penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran mungkin belum begitu
kentara. Akan tetapi, pada masa dewasa tengah perubahan- perubahan dalam
penglihatan dan pendengaran merupakan dua perubahan fisik yang paling meninjol.
Pada usia antara 40 dan 59 tahun, daya akomodasi mata mengalami penurunan
paling tajam. Karena itu banyak orang pada usia setangah baya mengalami
kesulitan dalam melihat objek-objek yang dekat (Kline & Scieber 1985).
Selanjuttnya
pada masa dewasa akhir, perubahan-perubahan sensori fisik melibatkan indera
penglihatan, indera pendengaran, indera perasa, indera pencium, dan indera
peraba. Perubahan dalam indera penglihatan pada dewasa akhir misalnya tanpak
pada berkurangnya ketajaman penglihatan dan melambatnya adaptasi terhadap
perubahan cahaya.
- Perkembangan Otak
Mulai masa
dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur berkurang. Tetapi,
perkembangbiakan koneksi neural (neural conection), khususnya bagi orang-orang
yang tetap aktif, membantu mengganti sel-sel yang hilang. Hal ini membantu
menjelaskan pendapat umum bahwah orang dewasa yang tetap aktif, baik secara
fisik, seksual maupun secara mental, menyimpan lebih banyak kapasitas mereka
untuk melakukan aktifitas-aktifitas demikian pada tahun-tahun selanjutnya.
Pada usia
tua, sejumlah neuron, unit-unit sel dasar dari system saraf menghilang. Menurut
hasil sejumlah penelitian, kehilangan neuron itu di perkirakan mencapai 50%
selam tahun-tahun masa dewasa. Tetapi penelitian lain memperkirakan bahwa
kehilangan itu lebih sedikit.
Hilangnya
sel-sel otak dari sejumlah orang dewasa di antaranya di sebabkan oleh
serangkaian pukulan kecil, tumor otak, atau karena terlalu banyak minum minuman
beralkohol.
- Perkembangan Kognitif
- Perkembangan Pemikiran Postformal
Gisela
Labouvie-Vief, 1986 (dalam McConnell & Philipchalk, 1992) menyatakan bahwa
pemikiran dewasa muda menunjukkan suatu perubahan yang segnifikan. Ia percaya
bahwa masyarakat kita yang kompleks memiliki pertimbangan-pertimbangan yang
praktis dan bahkan mengubah bentuk logika kaum muda yang idealis. Karena itu
pemikiran orang dewasa muda menjadi lebih konkrit, sesuatu yang di katakana
oleh Labouvie-Vief sebagai tanda kedewasaan.
Dengan
demikian, kemampuan kognitif terus berkembang selam masa dewasa. Akan tetapi,
bagaimana pun tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa tersebut yang
mengarah pada peningkatan potensi. Bahkan kadang-kadang beberapa kemampuan
kognitif mengalami kemerosotan seiring dengan petambahan usia. Mesi pun
demikian, sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang
terjadi terutama pada masa dewasa akhir, dapat di tingkatkan kembali melalui
serangkainan pelatihan.
- Perkembangan Memori
Salah satu
karakteristik yang paling sering di hubungkan dengan orang dewasa dan usia tua
adalah penurunan dalam daya ingat.
Kemerosotan
dalam memori episodi, sering menimbulkan perubahan-perubahan dalam kehidupan
orang tua. Misalnya, seseorang memasuki masa pension, yang mungkin tidak lagi
menghadapi bermacam-macam tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan
perkerjaan, dan mungkin lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang
termotivasi untuk mengingat berbagai hal, jelas akan mengalami kemunduran dalam
memorinya.
Pada masa
lalu, orang tua dengan kasus-kasus berat dalam kemunduran memori, yang di
sertai dengan berbagai kesulitan kognitif lainnya, di pandang sebagai penderita
kepikuana. Kepikunan adalah suatu istilah yang sebenarnya tidak tepat di
gunakan secara khusus bagi orang tua yang mengalami kemunduran dalam
perkembangan kemampuan mental, termasuk kehilangan memori, disorientasi, dan
kebingungan pada umumnya.
- Perkembanagn intelengensi
Suatu mitos
yang bertahan hingga sekarang adalah bahwa menjadi tua berarti mengalami
kemunduran intelektual. Mitos ini di perkuat sejumlah peneliti awal yang
berpendapat bahwa seiring dengan proses
penuaan selama masa dewasa terjadi kemunduran dalam intelengensi umum.
Misalnya, pada studi kros-seksional, peneliti menguji orang-orang dari berbagai
usia pada waktu yang sama.
Studi
Thorndike tersebut menunjukkan bahwa kemunduran kemampuan intelektual pada
orang dewasa tidak di sebabkan oleh factor usia, melainkan oleh factor-faktor
lain. Witherington (1986), menyebutkan tiga factor terjadinya kemunduran
kemampuan belajar orang dewasa :
a. Ketiadaan
kapasitas dasar. Orang dewasa tidak akan memiliki kemampuan belajar bila usia
muda juga tidak memiliki kemampuan belajar yang memadai.
b. Terlampau
lamanya tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat intelektual. Artinya,
orang-orang yang telah berhenti membaca bacaan-bacaan yang ‘berat’ dan berhenti
pula melakukan pekerjaan intelektual, akan terlihat bodoh dan tidak mampu
melakukan pekerjaan-pekerjaan semacam itu.
c. Factor
budaya, terutama cara-cara seseorang memberikan sambutan, seperti kebiasaan,
cita-cita, sikap, dan prasangka-prasangka yang telah mengakar, sehingga setiap
usaha untuk mempelajari cara sambutan yang baru akan mendapat tantangan yang
kuat.
- Perkembangan Psikososial
1. Perkembangan
Keintiman
Keintiman
dapat di artikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain, dan membagi
pengalaman dengan mereka. Orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan
orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan
tantangan utama yang di hadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa. Pada masa
dewasa awal ini, orang-orang telah siap dan ingin menyatukan identitasnya
dengan orang lain.
Dalam suatu
studi di tunjukkan bahwa hubungan intim mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan psikologis dan fisik seseorang. Orang-orang yang mempunyai tempat
untuk berbagi ide, perasaan dan masalah, mereka lebih bahagia dan sehat di
bandingkan mereka yang tidak memiliki tempat untuk berbagi (Traupmann &
Hatfield, 1981).
2. Cinta
Selama tahap
perkembangan keintiman ini, nilai-nilai cinta muncul. Cinta mengacu pada
perilaku manusia yang sangat luas dan kompleks. Menurut Santrock (1995), cinta
dapat di klasifikasikan menjadi empat bentuk cinta, yaitu: Altruisme,
Persahabatan, Cinta yang romantis atau bergairah, dan Cinta yang penuh perasaan
atau persahabatan. Meskipun cinta sudah tampak dalam tahap-tahap sebelumnya
(seperti cinta bayi pada ibunya dan cinta birahi pada remaja), namun
perkembangan cinta dan keintiman sejati baru muncul setelah seseorang memasuki
masa dewasa.
Cinta pada
orang dewasa ini di ungkapkan dalam bentuk kepedulian terhadap orang lain.
Orang-orang dewasa awal lebih mampu melibatkan diri dalam hubungan bersama, di
mana mereka saling berbagi hidup dengan seorang mitra yang intim.
3. Pernikahan
dan Keluarga
Secara
tradisi, perkawinan menuntut perubahan gaya hidup yang lebih besar bagi
perempuan di bandingkan dengan laki-laki. Seorang laki-laki yang sudah menikah,
biasanya melanjutkan karirnya, sedangkan seorang perempuan di tuntut untuk
melepaskan kebebasan kehidupan lajangnya demi berbagai ketuntutan peran dan
tanggungjawab sebagai istri dan ibu.
Problem-problem
perkawinan ini muncul di sebabakan oleh banyak factor, di antaranya:
- pasangan gagal mempertemukan dan menyesuaikan kebutuhan dan harapan satu sama lain.
- Salah satu pasangan mengalami kesulitan nyata dalam kebiasaan.
- Adanya perasaan cemburu dan perasaan memiliki yang berlebihan.
- Pembagian tugas dan wewenang yang tidak adil.
- Kegagalan dalam berkomunikasi.
- Masing-masing pasangan tumbuh dan berkembang kearah yang berbeda.
Ketika
melangsungkan pernikahan, apakah pernikahan pertama atau kedua, hamper semua
orang mengharapkan kebahagiaan dan ikatan pernikahan yang langgeng. Hal ini
adalah karena penyesuaian diri demikian bukan lah merupakan sesuatu yang mudah
bagi masing-masing pasangan.
Poloma (dalam
Franssella & Frost, 1977) menyebutkan sejumlah teknik manajemen konflik
bagi wanita dalam menhadapi berbagai tekanan pekerjaannya, yaitu :
- Mendefinisikan sesuatu secara menyenangkan,
- Mengurutkan peran terpenting,
- Compartmentalization,
- Compromise.
4. Perkembangan
gerenativitas
Generativitas
(generativity), adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang di alami individu selama
pertengahan masa dewasa. Cirri utama tahap generativitas adalah perhatian
terhadap apa yang di hasilkan (keturunan, produ-produk, ide-ide dan sebagainya)
serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman untuk generasi mendatang.
Menurut hasil
penelitian Bernice Neugarden, orang dewasa yang berusia antara 40,50 dan awal
60 tahun adalah orang-orang yang mulai melakukan instrospeksi dan banyak yang merenungkan tentang apa yang
sebetulnya sedang terjadi di dalam dirinya. Banyak di antara mereka yang berfikir
untuk ‘berbuat sesuatu dalam sisa waktu hidupnya’. Orang dewasa yang berusia
40tahun ke atas secara mental juga mulai mempersiapkan diri untuk sewaktu-waktu
menghadapi persoalan yang bakal terjadi. Pria lebih sering memikitkan kesehatan
tubuhnya, serangan jantung dan kematian. Wanita, di samping juga memikirkan
hal-hal tersebut, ketakutan menjadi janda merupakan persoalan yang banyak
membebani pikirannya (Davidoff, 1988).
5. Perkembangan
Integritas
Integritas
(integrity), merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir.
Integritas paling tepat di lukiskan sebagai suatu keadaan yang di capai
seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk dan
ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan berbagai
keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah
keputusan tertentu dalam menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan
individu, terhadap kondisi-kondisi social dan historis, di tambah dengan
kefanaan hidup menjelang kematian.
Terdapat
beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri dari keterlibatan
social :
a. ketika
masa pension tiba dan lingkungan berubah,
b. penyakit
dan menurunya kemampuan fisik dan mental,
c. orang-orang
yang lebih muda di sekitarnya cenderung menjauh dari dirinya,
d. pada
saat kematian semakin mendekat, orang sepertinya ioingin membuang semua hal
yang bagi dirinya tidak bermakna lagi.
Terima Kasih, Atas Ilmunya...
BalasHapus