GAMBARAN UMUM TEORI
MUSABAQAH SYARHIL QUR’AN [MSyQ]
A.
Secara Umum Tentang Teks.
1.
Bagian Muqaddimah.
a.
Kefasihan Bacaan Salam
b.
Kefasihan Bacaan Muqaddimah ;
1)
Hamdalah
2)
Shalawat dan Salam Terhadap Nabi
c.
Kebenaran Bacaan Muqaddimah
d.
Mensifati Hamdalah Atau Menyebut Dalil al-Qur’an dan al-Hadits
e.
Mensifati Hamdalah Dengan Topik yang Ada
f.
Ungkapan Sapaan Kepada Audiens (Jama’ah)
g.
Mengemukakan Latar Belakang / Pengantar Pembahasan
2.
Bagian Isi.
a.
Menjelaskan Konsep Utama Dalam Ayat
b.
Relevansi Ayat Dengan Isi
c.
Mengemukakan Maksud Ayat Secara Global
d.
Kefasihan Dalam Membaca Istilah Yang Berbahasa Asing
e.
Menyebutkan Rujukan Bacaan
f.
Memperkaya Analisis Dengan Dalil Al-Qur’an, Hadits, Peribahasa dan Sya’ir
g.
Menuangkan Asbab An-Nuzul Ayat dan Asbab al-Wurud Hadits
h.
Menunjukkan Isi Ayat Dengan Problem Kekinian Yang Dihadapi Jama’ah
i.
Memberikan Contoh
3.
Sistematika Penggunaan Bahasa.
a.
Pendekatan Deduktif ( Umum Ke Khusus )
b.
Pendekatan Induktif ( Khusus Ke Umum )
c.
Bergantian Deduktif dan Induktif
d.
Penggunaan Bahasa Yang Baik, Benar, dan Etis
B.
Secar Umum Tentang Intonasi, Aksentuasi, Gaya dan Mimik.
1. Intonasi dan Aksentuasi.
a.
Menanjak
b.
Menurun
c.
Bergantian Menanjak Dan Menurun
d.
Datar
e.
Kesesuaian Volume Suara Dengan Maksud Isi Khutbah
f.
Daya Tarik Persuasif (bersifat membujuk secara halus agar menjadi yakin)
2.
Gaya dan Mimik ;
a.
Kesatuan Yang Utuh (Integritas) Antara Laga Dalam Penampilan Yang Memancarkan
Kewibawaan Dan Kejujuran
b.
Model Tampilan Pakaian Yang Dikenakan
c.
Keserasian Tampilan Gerak Bahasa Tubuh Dengan Maksud Isi Paparan Khutbah
d.
Ekspresi Kejiwaan
e.
Daya Tarik Persuasif (bersifat membujuk secara halus agar menjadi yakin)
C.
Evaluasi Khutbah Dalam Latihan.
1.
Bertanya Dengan Orang yang Mendengarkan
2.
Rekaman Suara
KEWAJIBAN MANUSIA MEMELIHARA DAN MEMAKMURKAN ALAM
Hadirin
Rahimakumullah,
Multatuli
mengibaratkan bumi Indonesia laksana jamrud yang berada di dataran
khatulistiwa. Qurasish Shihab juga mengibaratkan tanah Indonesia laksana
sekeping tanah sorga yang di hamaparkan di persada nusantara. Dua ungkapan
tersebut menggambarkan bertapa indah dan hebatnya sumber daya alam yang kita
miliki. Kita Negara kaya, sumberdaya kita potensisal, tanah kita pun subur,
Namun kenyataannya masih banya rakyat yang berada dibawah garis kemiskinan,
bayi-bayi kekurangan gizi, pelajar putus sekolah, bahkan rakyat mati menderita
kelaparan. Mengapa hal ini terjadi? Ini disebabkan Sumber daya alam yang kita
miliki belum dimanfaatkan oleh bangsa kita sendiri, melainkan dieksploitasi
dikikis habis oleh bangsa-bangsa lain sebagai aksi penjajahan gaya baru.
Bahkan
akhir-akhir ini akibat kecongkakan tangan-tangan manusia itu sendiri yang
dibungkus sains dan teknologi telah mengikis habis keramahan alam sehingga yang
nampak adalah krisis lingkungan, polusi, malapetaka atomik, menipisnya lapisan
ozon di atmospir, hingga ancaman terjadinya hujan api dibeberapa belahan dunia.
Fenomena tersebut menandakan ketidak harmonisan hubungan manusia dengan alam
raya, akibatnya dirasakan oleh manusia sendiri. Sebab “if the habitat was
cared will give function but if not it would make destroy”. Jika alam
lingkungan dipelihara akan berdaya guna tapi jika dibiarkan akan menimbulkan
bencana. Demikianlah ungkapan Edwar Buckle dalam History Of Civilization in
England.
Melihat
betapa pentingnya memelihara lingkungan tersebut, maka pada kesempatan ini kita
akan membicarakan tentang, “Kewajiban Manusia Memelihara dan Memakmurkan Alam”,
dengan rujukan firman Allah, surat al-Hijr ayat 19-20 :
وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا
فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ{19}وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ
وَمَنْ لَسْتُمْ لَهُ بِرَازِقِينَ {20}
Artinya
: “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung
dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.(19) Dan Kami
telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami
menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki
kepadanya.(20)”
Hadirin
Rahimakumullah,
Prof.
Dr. Muhammad Qurish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menyebutkan, bahwa kalimat وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ “dan kami
tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran”, dipahami oleh sementara
ulama dalam arti bahwa Allah swt menumbuh-kembangkan di bumi ini aneka ragam
tanaman untuk kelangsungan hidup dan menetapkan bagi setiap tanaman itu masa
pertumbuhan dan penuaian tertentu, sesuai dengan kuantitas dan kebutuhan makhluk
hidup. Demikian juga Allah swt menentukan bentuknya sesuai dengan penciptaan
dan habitat alamnya.
Dalam
tafsir al-Muntakhab, ayat ini dinilai sebagai menegaskan suatu temuan ilmiah
yang diperoleh melalui pengamatan di laboratorium, yaitu setiap kelompok
tanaman masing-masing memiliki kesamaan dilihat dari sisi luarnya, demikian
juga sisi dalamnya. Bagian-bagian tanaman dan sel-sel yang digunakannya untuk
pertumbuhan memiliki kesamaan-kesamaan yang praktis tak berbeda. Meskipun
antara satu jenis dengan yang lainnya dapat dibedakan, tetapi semuanya dapat di
klasifikasikan dalam satu kelompok yang sama.
Hadirin,
alangkah bahagia dan indahnya alam ini jika setiap individu memiliki semangat
dalam memelihara dan melestarikan alam raya yang kita huni ini, sehingga dapat
menghasilkan manfaat bagi semua manusia yang ada. Para ilmuan menyebut abad
ke-21 sebagai the age of anxietyor restlenses, abad yang penuh
dengan kegelisahan, kecemasan, perang antar suku dan bangsa menjadi-jadi,
resesi ekonomi melanda seluruh lapisan warga, ledakan penduduk semakin tak
terkendali bahkan pencemaran lingkungan menjadi ancaman kehidupan.
Kondisi
tersebut hadirin, jelas telah menimbulkan beban psikologis bagi kehidupan
masyarakat, akibatnya masyarakat menjadi serba salah, hati menjadi resah dan
gelisah, jiwa terasa hampa dan merana, semangat hidup tiada dan enggan
berkaryabahkan yang paling parah munculnya berbagai penyakit psikomotis,
penyakit kejiwaan yang dapat mematikan seluruh umat manusia secara perlahan dan
mengerikan, kalaupun bertahan namun hidup tidak lagi merasakan ketenangan.
Hadirin,
lalu apakah tugas manusia di muka bumi ini? tidak lain adalah untuk memakmurkan
bumi, mensejahterakan umat manusia sendiri lebih-lebih lingkungan-nya sebagai
tempat tinggal dan menetap. Sebagaimana terurai di dalam al-Qur’an surat Huud
ayat 61 :
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا
لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ
فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ {16}
Artinya
: “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya
Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do`a hamba-Nya).”
Ma’asyiral
muslimin Rakhimakumullah,
Demikianlah
firman Allah yang yang menginformasikan kepada kita bahwa manusia diciptakan
dari tanah dan ditugasi untuk memakmurkan tanah atau bumi. Karena itu dalam
bidang ilmu pengetahuan alam kita mengenal istilah alam biotiks (alam raya) dan
alam abiotis (berupa moral manusia). Kerusakan alam biotiks biasanya berwal
dari kerusakan alam abiotis yakni moral manusia. Sebagai contoh : berdasarkan
penelitian Wahana Lingkungan Hidup di DKI Jakarta tercatat memiliki 2.118 Sumur
Bor dengan kedalaman tidak kurang dari 40 M, sehingga jika terjadi penambahan
sumur lagi pada tahun 2010 nanti, Wilayah DKI Jakarta bisa mencapai daratan 0,0
M, dari permukaan laut alias rata menjadi laut.
Ancaman
kerusakan tersebut hadirin sebuah bukti yang harus kita renungkan, kita
fikirkan, kita cermati untuk kita antisifasi agar saat ini maupun kelak tidak
lagi terjadi kerusakan alam. Lalu bagaimanakah tanggung jawab dan usaha kita
sebagai warga negara dalam memelihara alam lingkungan ini? Sebagai jawabannya,
Pertama : Kita harus mendukung dan membantu program
pemerintah dengan jalan melakukan reboisasi tanah-tanah gundul, pembuatan
terasering untuk mencegah longsor, penanggulangan limbah dan sampah
bersama-sama dan menghentikan pemburuan satwa serta penebangan hutan secara
liar. Kedua : Kita syukuri alam sebagai nikmat Allah swt dengan cara
memeliharanya agar kita dikasihi oleh Allah swt. Rasulullah saw bersabda :
إرحموا من فى الأرض يرحمكم من فى السماء
“Sayangilah
oleh kamu sekalian segala apa yang ada di muka bumi ini niscaya yang di atas
(Allah) akan menyayangimu.”
Apabila
sikap ini kita aplikasikan maka Allah swt menjamin kemakmuran alam raya yang
kita miliki sehingga kita jauh dari petaka, terhindar dari bencana tapi dekat
dengan nikmat dan barakat dari Allah swt yang Maha Qudrat.
Hadirin,
perlu diketahui bahwa orang pintar tapi salah, tidak shaleh, tidak mungkin
memakkmurkan alam, orang hebat namun bergelimang maksiat mustahil peduli
mengelola alam raya, malah yang timbul adalah watak-watak perusak, pohon-pohon
ditebangi, gunung-gunung di gunduli, dan satwa-satwa diburu. Padahal akibatnya,
manusia sendiri yang menanggungnya, kita tengok beberapa kejadian baru-baru
ini, terjadi banjir di jakarta, lonesor, gempa bumi di Yogyakarta dan
gunung-gunung meletus di beberapa daerah Negara kita ini.
Belum
cukup dengan semua itu kitapun dikejutkan dengan munculnya angin topan,
gelombang pasang naik kedaratan, jebolnya tanggul di Situ Gintung Tanggerang
yang menghabiskan ratusan nyawa manusia dan lain sebagainya. Mengapa demikian?
Ebid G Ade melantunkan :
Barangkali
di sana ada jawabnya
Mengapa
di tanahku terjadi bencana
Mungkin
Tuhan mulai bosan
Melihat
tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau
alam mulai enggan, bersahabat dengan kita
Coba
kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Dengan
demikian, dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa alam akan berdaya guna jika
dipelihara, namun akan menimbulkan petaka jika dirusak. Bentuk perusakan alam
adalah dengan memperbanyak maksiat dalam hidup dan penghidupan manusia. Oleh
karena itu, dalam rangka mengelola alam ini kita hindari diri kita
masing-masing dari perbuatan-perbuatan maksiat, baik terhadap diri sendiri,
terhadapa alam raya , terlebih kepada Allah swt.
Semoga
Allah memberikan kekuatau kepada kita dalam mengemban amanah sebagai khalifah
di muka bumi ini terutama dalam mengelola alam, semoga Allah memberikan
keberkahan kepada bangsa ini, amin ya rabbal ‘alamin.
والله
المستعان إلى احسن الحال
والسلام عليكم
ورحمة الله وبركاته
KEPEMIMPINAN
RASULULLAH DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI
Abu A’la al maududi dalam bukunya the prophet of islam ,mengatakan he is the only one example,rasul merupakan contoh yang paling lengkap,dalam dirinya terdapat kebesaran dan kemuliaan sifat manusia.Kebesaran sifat rasul serta keberhasilan beliau dalam memimpin negara telah tercatat dengan indah dan rapi dalam sejarah peradaban manusia,sehingga wajar,kehebatan beliau di abadikan oleh Michael heart dalam bukunya ‘’the one hundred ranking of the most influenting person in history.’’
Kebesaran sifat rasul sebagai seorang pemimpin yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan mengutamakan akhlaqul karimah pada akhirnya mampu merobah masyarakat biadab menjadi beradab,yang dulunya berseteru menjadi satu,yang dulunya menyembah berhala kini kembali menyembah allah ta’ala.
oleh karena itu untuk mengikuti jejak rasul,maka pada kesempatan kali ini kamiakan membahas syarahan dengan judul ‘’KEPEMIMPINAN RASULULLAH DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI’’dengan landasan surah al ahzab ayat 21 yang berbunyi:
hadirin,ayat tadi di awali dengan kalimat, secara sementik adalah
sedangkan dalam ilmu balaghah ayat tadi termasuk
maksudnya ayat tersebut menginformasikan sekaligus menegaskan kepada kita ,sungguh pada diri rasulullah itu terdapat uswatun hasanah’’bagi kita
rasul merupakan figur yang luhur ,contoh yang tinggi yang harus di ikuti dengan sepenuh hati,baik perkataan maupun perbuatannya.Demikian penegasan imam ali ash shobuni dalam shofwatut tafasir’’.rasul is the walking quran,akhlak rasul ibarat alquran yang berjalan,semakna dengan ayat tadi aisyah ra berkata:
lantas bagaimana akhlak bangsa kita terutama para pemimpin kita saat ini ? jawaban nya adalah alhmdulillah,masih ada pemimpin yang patut di teladani,masih ada para pejabat yang bisa mengayomi,masih ada aparat yang peduli,semua itu patut di syukuri walaupun jumlahnya sangat sedikit sekali,karena masih banyak pejabat yang bejatmasih banyak politisi yang korupsi,masih banyak aparat yang tidak amanat dan begelimang maksiat.kita sekarang mengalami krisis moneter yang emembuat kita keteter,di tambah pemuda pemuda yang teller dan pemimpin yang killer.bagaimana mungkin reformasi teraplikasi sementara para pemimpin kita mengalami dekadendsi,reformasi yang kita cita citakan ,malah destruksi yang jadi kenyataan ,kesejahtraaan yang kita dambakan malah kesengsaraan yang kita rasakan.
Hadirin rohimakumullah,
Apa yang harus dilakukan para pemimpin kita agar bangsa Indonesia bias Berjaya ?
Sebagai jawaban nya marilah kita renungkan firman allah pada surah ali imron ayat 159 yang berbunyi:
Hadirin rahimakumullah.
Prof.Dr.Qurais shihab dalam tafsir al misbahnya menjelaskan:ayat tadi mengandung 3 cara rasul dalam berdakwah,yang berisis pesan moral bagi seorang pemimpin bangsa kita.yaitu
Pertama: rasul bersikap lemah lembut baik kepada kawan maupun lawan.
Kedua: rasul senantiasa bersikap lapang dada ,mudah memaafkan dan memberikan ampunan setiap kesalahan
Ketiga: rasul senantiasa mentradisikan kehidupan bermusyawarah dalam mengambil keputusan
Itulah hadirin,cara dan strategi rasul dalam berdakwah,yang selalu berhasil memimpin bangsa dengan berandaskan akhlakul karimah ,moral,dan etika.untuk itu ada 4 solusi yang membawa bangsa kita bangkit dari keterpurukan serta krisis berkepanjangan akibat moral akhlak bangsa yang semakin mengkhawatirkan.ke empat solusi tersebut adalah
Pertama:pemimpin sebagai figur sentral harus bermoral,berakhlak mulia,dan beretika adalah durjana yang harus minggir dari persada Indonesia.untuk menanamkan akhlak ,moral dan etika,mari kita mulai sejak dini,dan mulai pada diri kita sendiri ,hal ini sejalan dengan pesan lukmanul hakim tepatnya pada surah lukman ayat 17 yang mengambil kesimpulan ada 4 spesipikasi pesan lukman yang mengandung induknya ibadah dan pondasinya berupa akhlakul karimah ,yaitu
Dirikanlah sholat,suruhlah orang berbuat kebaikan,mencegah kemungkaran,dan bersabar atas segala yang menimpa.
Kedua:kita sebagai warga Negara harus ikut berpartisipasi dan antisipasi sebagai wujud apresiasi yang sesuai dengan tuntunan dan tuntutan alquran.
Jangan hanya pandai mengkritisi tapi berikanlah solusi.jagalah sarana dan prasarana Negara,jangan berbuat durjana,karena allah akan murka,dan kita akan mendapatkan bala dan bencana
Ketiga :kita tingkatkan sumber daya manusia dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan kematangan iman dan taqwa yang bermuara pada akhlak yang mulia.sebagaimana sauqi bekh berkata dalam syairnya
Bangsa bangsa akan jaya ,akan maju jika di topang akhlak mulia,tapi bangsa akan hancur tersungkur ,rusak binasa,jika tidak di topang akhlak mulia
Ke empat :Tingkatkanlah harmonisasi ulama dan umaro,hubungan keduanya harus,harus dekat,agar hidup dapat nikmat dalam Negara yang berdaulat dan penuh berkat.
Jika keempat langkah solutif ini terealisir,maka bangsa kita akan jaya,terhindar dari malapetaka,dan senantiasa mendapatkan ridho allah swt
Sesuai dengan janji allah dalam surah almaidah ayat 9 yang berbunyi:
Dengan demikian dapat disimpulkan,agar Indonesia jaya,pemimpin harus bercermin dan mengambil cara dan strategi rasul dalam berdakwah,yaitu selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan mengutamakan akhlakul karimah dalam memimpin,dengan demikian Negara kita akan makmur dengan pemimpin yang jujur dan berbudi luhur,sehingga rahmat allah pun terulur.sebagai penutup kami selipkan pantun sebagai kenangan dan penuntun.
Anak perawan pergi ke nunukan
Beli ikan ,lampu dan belewa untuk bekalnya
Dengan MSYQ mari kita tingkatkan
Iman ,ilmu dan taqwa pada allah ta’ala
BAHAYA
NARKOBA BAGI REMAJA
Alhamdulillah,
tiada kata yang paling indah kecuali syukur kita kepada Allah, yang maha
pengasih yang kasih nya tidak pernah pilih kasih. Yang maha penyayang yang
kasih sayangnya
tidak pernah terbilang kepada hamba-hambanya yang beriman.
tidak pernah terbilang kepada hamba-hambanya yang beriman.
Shalawat
serta salam semoga senantiasa selalu tercurah kepada baginda nabi
Muhammad SAW dengan
ucapan Allahummashalliaalamuhammad waalaalisayyidina
Muhammad.
Dewan Hakim Yang Bijaksana, Hadirin Walhadirat Yang Di
Muliakan Allah
Pernah Berkata Ir.. Soekarno seorang proklamator
bangsa dalam pidatonya “berikan kepadaku 1000 orang tua, aku akan sanggup
memindahkan kutub utara dan keselatan, akan tetapi berikan kepada 10 pemuda aku
akan sanggup mengubah wajah bangsa, hadirin begitulah ungkapan seorang
proklamator yang memikirkan nasib bangsanya di masa yang akan datang entah 20,
30 bahkan 40 thn yg akan datang pemuda hari ini jawabannya.
Al-Muhaddits Syaikh Muqbil bin Hadi didalam kitab Shohih
Asbab an-Nuzul berkata, Ibnu Abbas menjelaskan, bahwa pengharaman khamar
berawal dari dua kabilah dari kabilah Anshor, mereka meminumnya hingga apabila
mereka telah mabuk, maka mereka akan saling menggangu,menghina satu sama
lainnya. Dengan Demikianlah, pertama kali Allah menjelaskan
pengharaman khamar kepada kita semua sebagai hambanya. Untuk mengantisipasi
penyalahgunaan barang haram tersebut, maka “Bahaya Narkoba Bagi Remaja” adalah
tema yang akan kami uraikan pada kesempatan ini. Dengan rujukan al-Qur`an surat
al-maidah ayat 90 sebgai berikut:
Artinya
:
Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah [434], adalah termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.
Hadirin
Sebangsa Dan setanah air
Ayat
tersebut mengisyaratkan haramnya khamar. Kita kaji lebih dalam,kalimat اِنّما dari segi balaghoh merupakan اداة القصر yang berfunggsi untuk menspesifikasikan. Hal ini
menunjukan bahwa mengkonsumsi khamar betul-betul merupakan perbuatan yang
paling jelek diantara perbuatan syetan.
Padahal
kita tahu, semua perbuatan syaitan itu jelek, mengkonsumi khamar lebih jelek
diantara perbuatan jeleknya syaitan, mengapa demikian ? karna khamar baik dalam
bentuk serbuk, pil, maupun minuman merupakan psychotropic substance,
mengandung zat-zat yang dapat merusak jiwa dan mental manusia yang
mengkonsumsinya. Dengan mengkonsumsi khamar orang yang gemuk bisa jadi kurus
kerempeng, apalagi yang sudah ceking. Dengan mengkonsumsi khamar, akal dan
mental menjadi rusak maka pemuda pecandu narkoba bukan memiliki mental pelopor,
tetapi memiliki mental mental pengekor, kemana-mana maunya naik motor, padahal
kerja cuma molor, disiplin hanya waktu dibagi honor. Mental ini hadirin
merupakan amal-amal syaitan yang jelek bahkan رجس من عمل الشيطان lebih buruk dari perbuatan syaitan. Oleh karna itu
ayat tersebut mengisyaratkan kepada kita untuk dapat menjauhi perbuatan syaitan
itu agar kamu mendapat keberuntungan. Lalu bagaimana kalau mengkonsumsi nya
dalam jumlah yang sedikit yang tidak membuat mabuk ?? jawabannya adalah
terdapat dalam hadits :
كل مسكرخمروكل مسكرحرام
Artinya : Setiap zat yang memabukkan itu kmar dan
setiap zat yang memabukkan itu haram.(HR. Abdullah Ibnu Umar)
Hadirin
Rahimakumullah
Penyalahgunaan
narkoba sebenarnya bukan masalah baru lagi, namun akibatnya, harus tetap kita
waspadai. Bahkan pada masa Rosulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Ahmad yang bersumber dari Abu Hurairah. Bahwa ketika Rosulullah SAW pergi ke
Madinah, di dapatnya kaumnya suka minum arak dan makan hasil judi, kemudian
mereka bertanya kepada Rosulullah tentang hal itu, untuk memberikan jawaban
atas pertanyaan itu, maka turunlah Surat Al-Baqarah ayat 219. Allah berfirman
Artinya: mereka
bertanya kepada-mu (Muhammad) tentang khomr dan judi. Katakanlah. “pada
keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya
lebih besar dari pada manfaatnya” dan mereka bertanya kepadamu (tentang)apa
yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah, “kelebihan (dari apa yang
diperlukan)”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu
berfikir ”\
Jama’ah
Syarhil Qur’an Rohimakumullah
Ayat
219 Surat Al-Baqarah ini, menunjukkan bukti yang otentik bahwa sejak dulu
hingga sekarang, minum-minuman keras, judi, dan penyalahgunaan narkoba
kegemaran dan kebanggaan yang senantiasa menegakkan umat. Ketiganya nampak
seperti bermanfaat, namun hakekatnya, aslinya sangat berbahaya dan terlaknat,
karena tidak hanya mengandung unsur yang memabukkan, tetapi membuat pecandunya
ketagihan kemudian lumpuh serta mati akal pikiran dan jiwanya. Sedangkan mabuk
karena judi, membuat selalu penasaran, yang kemudian stress dan gila jiwanya.
Lalu menjangkitlah penyakit “hubbuddunya wa karohhiyatul maut”.
Cinta dunia dan takut dengan mati oleh karena itu Allah mengharamkannya.
Pendeknya,
bentuk apapun narkoba itu, merupakan kumpulan dan gabungan racun dan bius
pembunuh serta pembantai akal pikiran dan jiwa seluruh jenjang generasi, sejak
generasi yang gagah berotot, sampai ke generasi kakek nenek yang sudah bongkok.
Begitulah ganasnya narkoba itu sebagai penyakit masyarakat yang maha bahaya.
Oleh karena itu, dalam rangka menanggulangi bahaya, maka harus memutuskan
rantai peredaran penyalahgunaan narkoba. Mampu menegakkan hukum bagi para
pengguna, pengedar, dan prosedur dengan se adil-adilnya tidak pandang bulu. Tak
peduli dia rakyat atau pejabat, tak peduli mereka kuli atau polisi, berpangkat
tinggi, pengamen atau bahkan presiden.
Hadirin
rahimakumullah.
Pernah
diungkapkan oleh salah satu lembaga bonafid Amerika”The National Institute of
Drugs Abuse, melaporkan bahwa masyarakat Amerika merupakan draugs
orientied society. Suatu masyarakat yang berorientsi pada narkotika,
alcohol, psikotropika dan zat aditif yang dinamakan
Napza sehingga satu dari enam pelajar Amerika tenggelam kedalam penyalah gunaan
Napza. Fenomena tersebut kini telah menjadi epidemic bagi masyarakat Indonesia
terutama bagi kalangan remaja dan pemuda, Prof.Dr.H.Dadang Hawari mengatakan,
68% masyarakat Indonesia terjerumus kedalam penyalah gunaan Napza tidak sedikit
anak-anak pemuda kita terjerumus kedalam mabuk mabukkan, tenggak wishky,
brendy, KTI, bird an lain sebagainya Tidak sedikit
anak-anak muda kita terjerumus kepada budaya telan bk, nivam, megadon, cimeng,
heroin, kokain, x tasi, sabu-sabu.
Bahkan
tidak sedikit anak-anak muda kita yang mati diujung lidahnya hanya dua kata
yang terucap : ganja, morfin, ganja, morfin. Merintih, memohan, memanggil ganja dan morfin sampai
dia mati,tanpa iman. Naudzubillah hi min dzalik.
Lalu hadirin bagaimana generasi muda kalau sudah terjerumus dengan
narkoba mau dibawa kemana bangsa kita saat ini? Padahal di negri tercinta ini
sejak tahun 1908 masa Kebangkitan Nasional sampai menjelang detik-detik
proklamasi dikumandangkan para pemuda pendahulu kita, mereka berjuang menjadi The
Grand Old Man istilah bung karno, menjadi Stoot Geber,
bahkan The Founding Father. Pendiri peggerak yang mampu merebut
kemerdekaan, jika tanpa pemuda mustahil Republik ini merdeka. Demikian
pengakuan Bung Karno yang diabadikan dalam sejarah bangsa
Sejarah
tersebut mengajarkan kepada kita, saya, saudara-saudara generasi muda saat ini
dan generasi generasi yang akan datang agar memiliki semangat juang yang tinggi
serta tanggung jawab yang penuh terhadap kelangsungan Nusa Bangsa dan Agama
yang kita anut. Sebab شبّان اليوم رجال الغد the young to day is leader tomorrow,
pemuda hari ini adalah jago-jagonya pemimpin dimasa yang akan datang.
Hadirin
sebangsa dan setanah air.
Dengan
demikian mari kita bersama-sama menjaga keutuhan bangsa dengan cara
meningkatkan ukhuwah basyariyah, ukhwah wathoniyah dan ukhuwah Islamiyah untuk
mengantisipasi keharaman Napza, Miras dan Judi, Insya Allah negra kita menjadi
Negara yang baldatun Toyyibatun warabbun Gofur mari
kita hadirin semuanya bersama-sama bekerja sama baik aparatur
pemerintah, masyarakat pemuda dan kiat sebagai pelajar untuk
memberantas narkoba di bumi Indonesia tercinta ini khususnya di Banten
yang berlandasan Iman dan Taqwa, demikianlah yang dapat kami sampaikan
Trimakasih atas segala perhatianya, mohon maaf atas segala kekurangan.
Akhir
kalam. Billahitaufik walhidayah warridho walinayah.
Wassalamualaikum.wr.wb
Hadirin
Rakhimakumullah….
Masa
muda merupakan masa yang penuh dengan harapan,
penuh dengan cita-cita dan penuh dengan romantika kehidupan yang
sangat indah. Keindahan masa muda dihiasi dengan bentuk fisik yang masih kuat,
berjalan masih cepat, pendengaran masih akurat, pikiran masih cermat, kulit
wajah indah mengkilat, walaupun banyak jarawat, tetapi tidak gawat karena masih
banyak obat ditoko-toko terdekat, oleh karena itu pantas bila para pemuda dan
para remaja merupakan salah satu penentu meju dan mundurnya suatu Negara. Sebab
terbukti sejak dahulu kala hingga saat ini dan sampai yang akan datang sesuai
dengan fitrohnya pemuda dan remaja merupakan tulang punggung suatu Negara,
penerus estafet perjuangan terhadap bangsanya. Sebagaimana syekh Mustofa
al-Ghalayaini seorang pujangga Mesir berkata :
أن فى يد الشبان أمر الأمة وفى أقدامها حيتها
“Sesungguihnya
pada tangan-tangan pemudalah urusan umat dan pada kaki-kaki merekalah terdapat
kehidupan umat”
Mengingat
betapa pentingnya remaja dan pemuda sebagai generasi penerus bangsa, maka
pada kesempatan yang baik ini kita akan membicarakan remaja dan pemuda sebagai
generasi penerus bangsa, dengan landasan al-Qur’an surat an-Nisa ayat : 9
Artinya
: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”
Hadirin
Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah…..
Ayat
tersebut diawali dengan kalimat واليخش kita kaji lebih mendalam, secara semantik :
الواو واوالعاطفة والام لام الآمر يخش فعل المضارع مجزوم
بلام
Istinbatnya,
واليخش adalah sighat amr, kaedah mengatakan :
الأصل في الأمر للوجوب
“pada
dasanya setiap perintah menunjukkan kewajiban” Oleh karena itu wajib bagi
kita, saya, saudara dan kita semua merasa takut jika meninggalkan anak-anak,
keturunan dan generasi yang lemah.
Prof.
Dr. BJ. Habibi mengatakan setidaknya ada lima kelamahan yang harus kita
hindari, yakni lemah harta, lemah fisik, lemah ilmu, lemah semangat hidup, dan
yang sangat ditakutkan adalah lemah akhlak. Hadirin jika lima kelemahan ini
melekat pada generasi-generasi remaja dan pemuda kita, saya yakin mereka bukan
sebagai pelopor pembangunan melainkan sebagai firus pembangunan, penghambat
pembangunan, bahkan penghancur pembangunan. Padahal hadirin dinegeri tercinta
ini sejarah telah membuktikan sejak tahun 1908 masa kebangkitan nasional sampai
menjelang detik-detik proklamasi dikumandangkan berbagai organisasi kepemudaan,
seperti persatuan pelajar stofia, Trikoro Dharmo, Jong Islamanten Bond bahkan
kita mengenal Budi Utomo tokoh pemuda kharismatik, mereka semua menjadi The
Grand Old Man istilah bung Karno menjadi Stood Geeber bahkan menjadi
The Founding Father pendiri, penggerak yang mampu merebut kemerdekaan.
Jika tanpa pemuda mustahil Indonesia ini merdeka. Demikian ungkapan kekaguman
Bung Karno terhadap generasi muda kita yang diabadikan oleh sejarah perjuangan
bangsa.
Sejarah
tersebut mengajarkan kepada kita semua selaku remaja dan pemuda saat ini dan
yang akan datang agar memiliki semangat juang yang tinggi serta tanggung jawab
yang penug terhadap kelangsungan Nusa Bangsa dan Agama yang kita anut saat ini,
sebab سبان اليوم رجال الغد The Young today
is The leader tomorrow pemuda hari ini adalah jago-jagonya pemimpin yang akan
datang.
Dengan
demikian hadirin, islam tidak mengenal istilah pemuda pengangguran, pemuda
mejeng, pemuda nangkring, tapi yang diinginkan oleh islam adalah pemuda-pemuda
yang agresif, inopatif, progresif, dan produktif. Dengan demikian, dapat kita
fahami apabila kita giat berkerja, rajin berusaha, dan gemar beramal artinya
menuju masa depan yang cerah menjanjikan. Namun jika remaja dan pemuda malas
berkerja, enggan berusaha, dan tidak mau beramal artinya menuju masa depan yang
suram dan mengenaskan. Sebab :
الكسل لا يطعم العسل
“Insan
yang pemalas tidak akan merasakan manisnya madu” melainkan akan
tenggelam dalam pahitnya empedu.No again without a paint tiada
kebahagiaan tanpa lemah derita, tiada perjuangan tanpa pengorbanan.
Sebagai
contoh bagi remaja dan pemuda sebagai generasi penerus bangsa, mari kita
renungkan firman Allah swt dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat : 13
Artinya
: “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita Ini dengan benar. Sesungguhnya
mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah
pula untuk mereka petunjuk.”
Hadirin
Rakhimakumullah
Imam
Ali as-Shabuni dalam kitab Sofwatut tafasir memberikan syarahan terhadap ayat
tersebut dengan redaksi :
نحن نقص عليك يا محمد خبرهم العجيب على وجه الصدق بلا زيادة ولا نقصان
“yaitu
kami kisahkan kepadamu wahai Muhammad berita aneh mereka menurut perjalanan
yang benar tidak ditambah dan tidak dikurangi sedikitpun”.
Dengan
demikian, ayat tersebut merupakan khabariyyah ilahiyyah, suatu berita
dari Allah swt. Isi beritanya adalah kisah tentang pemuda Ashabul Kahfi.
Ashabul kahfi dapat kita jadikan uswah, terutama bagi remaja dan pemuda selaku
generasi penerus bangsa. Ashabul kahfi merupakan symbol personifikasi
pemuda-pemuda beriman dan teguh pendirian, kuat mempertahankan iman,
pemuda-pemuda gagah yang pandai pempertahankan akidah dan pemuda-pemuda idaman
pintar membela keyakinan. Mereka lebih baik mati berkalang tanah dari pada mati
bercermin bangkai.
Oleh
sebab itu sebagai remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa mari kita
singsingkan tangan, langkahkan kaki ke depan berkerja, kerkerja dan berkerja.
Jika sikap ini yang diaflikasikan oleh para remaja dan pemuda kita maka Allah
akan menjamin keberkahan bagi bangsa kita tercinta ini. Sebagaimana Dr.
Muhammad Sulaiman al-Asqori dalam zubdat at-Tafsir min Fathil Qadir menjelaskan
إعملوا ماشئتم berkerjalah sesuai dengan skil masing-masing.
Setidaknya ada lima olah yang harus kita kerjakan yakni olah rasa agar iman
melekat, olah rasio agar ilmu meningkat, oleh raga agar badan sehat, oleh usaha
agar ekonomi kuat, dan oleh kinerja agar produktifitas meningkat. Hadirin
jikalau lima potensi ini sudah melakat pada remaja dan pemuda sebagai generasi
bangsa maka generasi penerus bangsa dapat melanjutkan estafet perjuangan yang
meraih prestasi gemilang pada masa yang akan datang. Amin ya rabbal alamin…
BAHAYA NARKOBA, MIRAS DAN JUDI
Pernah Berkata Ir.. Soekarno seorang proklamator
bangsa dalam pidatonya “berikan kepadaku 1000 orang tua, aku akan sanggup
memindahkan kutub utara dan keselatan, akan tetapi berikan kepada 10 pemuda aku
akan sanggup mengubah wajah bangsa, hadirin begitulah ungkapan seorang proklamator
yang memikirkan nasib bangsanya di masa yang akan datang entah 20, 30 bahkan 40
thn yg akan datang pemuda hari ini jawabannya.
Al-Muhaddits Syaikh Muqbil bin Hadi didalam kitab Shohih
Asbab an-Nuzul berkata, Ibnu Abbas menjelaskan, bahwa pengharaman khamar
berawal dari dua kabilah dari kabilah Anshor, mereka meminumnya hingga apabila
mereka telah mabuk, maka mereka akan saling menggangu,menghina satu sama
lainnya. Dengan Demikianlah, pertama kali Allah menjelaskan
pengharaman khamar kepada kita semua sebagai hambanya. Untuk mengantisipasi
penyalahgunaan barang haram tersebut, maka “Bahaya Narkoba Bagi Remaja” adalah
tema yang akan kami uraikan pada kesempatan ini. Dengan rujukan al-Qur`an surat
al-maidah ayat 90 sebgai berikut:
Hadirin
Sebangsa Dan setanah air
Ayat
tersebut mengisyaratkan haramnya khamar. Kita kaji lebih dalam,kalimat اِنّما dari segi balagoh merupakan اداة القصر yang berfunggsi untuk menspesifikasikan. Hal ini
menunjukan bahwa mengkonsumsi khamar betul-betul merupakan perbuatan yang
paling jelek diantara perbuatan syetan. Padahal kita tahu, semua perbuatan
syaitan itu jelek, mengkonsumi khamar lebih jelek diantara perbuatan jeleknya
syaitan, mengapa demikian ? karna khamar baik dalam bentuk serbuk, pil, maupun
minuman merupakan psychotropic substance, mengandung zat-zat yang dapat
merusak jiwa dan mental manusia yang mengkonsumsinya. Dengan mengkonsumsi
khamar orang yang gemuk bisa jadi kurus kerempeng, apalagi yang sudah ceking.
Dengan mengkonsumsi khamar, akal dan mental menjadi rusak maka pemuda pecandu
narkoba bukan memiliki mental pelopor, tetapi memiliki mental mental pengekor,
kemana-mana maunya naik motor, padahal kerja cuma molor, disiplin hanya waktu
dibagi honor. Mental ini hadirin merupakan amal-amal syaitan yang jelek bahkan رجس من عمل الشيطان lebih buruk dari perbuatan syaitan. Oleh karna itu
ayat tersebut mengisyaratkan kepada kita untuk dapat menjauhi perbuatan syaitan
itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Hadirin
Rahimakumullah
Pernah
diungkapkan oleh salah satu lembaga bonafid Amerika”The National Institute of
Drugs Abuse, melaporkan bahwa masyarakat Amerika merupakan draugs
orientied society. Suatu masyarakat yang berorientsi pada narkotika,
alcohol, psikotropika dan zat aditif yang dinamakan Napza sehingga satu dari
enam pelajar Amerika tenggelam kedalam penyalah gunaan Napza. Fenomena tersebut
kini telah menjadi epidemic bagi masyarakat Indonesia terutama bagi kalangan
remaja dan pemuda, Prof.Dr.H.Dadang Hawari mengatakan, 68% masyarakat Indonesia
terjerumus kedalam penyalah gunaan Napza tidak sedikit anak-anak pemuda kita
terjerumus kedalam mabuk mabukkan, tenggak wishky, brendy, KTI, bird an lain
sebagainya Tidak sedikit anak-anak muda kita terjerumus kepada budaya
telan bk, nivam, megadon, cimeng, heroin, kokain, x tasi, sabu-sabu. Bahkan
tidak sedikit anak-anak muda kita yang mati diujung lidahnya hanya dua kata
yang terucap : ganja, morfin, ganja, morfin. Merintih, memohan, memanggil ganja dan morfin sampai
dia mati,tanpa iman. Naudzubillah hi min dzalik.
Lalu hadirin bagaimana generasi muda kalau sudah terjerumus dengan
narkoba mau dibawa kemana bangsa kita saat ini? Padahal di negri tercinta ini
sejak tahun 1908 masa Kebangkitan Nasional sampai menjelang detik-detik
proklamasi dikumandangkan para pemuda pendahulu kita, mereka berjuang menjadi The
Grand Old Man istilah bung karno, menjadi Stoot Geber, bahkan The
Founding Father. Pendiri peggerak yang mampu merebut kemerdekaan, jika
tanpa pemuda mustahil Republik ini merdeka. Demikian pengakuan Bung Karno yang
diabadikan dalam sejarah bangsa
Sejarah
tersebut mengajarkan kepada kita, saya, saudara-saudara generasi muda saat ini
dan generasi generasi yang akan datang agar memiliki semangat juang yang tinggi
serta tanggung jawab yang penuh terhadap kelangsungan Nusa Bangsa dan Agama
yang kita anut. Sebab شبّان اليوم
رجال الغد the
young to day is leader tomorrow, pemuda hari ini adalah jago-jagonya pemimpin dimasa
yang akan datang.
Hadirin
sebangsa dan setanah air
Dengan
demikian mari kita bersama-sama menjaga keutuhan bangsa dengan cara
meningkatkanukhuwah basyariyah, ukhwah wathoniyah dan ukhuwah Islamiyah untuk
mengantisipasi keharaman Napza, Miras dan Judi, Insya Allah negra kita menjadi
Negara yang baldatun Toyyibatun warabbun Gofur mari kita hadirin semuanya
bersama-sama bekerja sama baik aparatur pemerintah, masyarakat pemuda dan
kiat sebagai pelajar untuk memberantas narkoba di bumi Indonesia
tercinta ini khususnya di Banten yang berlandasan Iman danb Taqwa, demikianlah
yang dapat kami sampaikan kurang lebihnya mohon maaf, sebelum kami tutup
dengarkanlah sebuah alunan pantun
والسلا م عليكم ورحمة الله وبرمكاته
AL-QUR’AN SUMBER ILMU PENGETAHUAN
الحمد لله العزة الذى جئهم بكتاب فصلناه على علم هدى ورحمة لقوم يؤمنون أشهد
أن لا إله إلا الله وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أللهم فصلى وسلم على سيدنا
محمد وعلى آله وصحبه أجمعين {أما بعد}
WAHAI
PENCINTA AL-QUR’AN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT
Albert
Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Religion without
science is lame and science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu
adalah pincang dan ilmu tanpa agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa,
agama tidak hanya mendorong studi ilmiah, tapi juga menjadikan riset ilmiah
yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh kebenaran yang diungkapkan
melalui agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan sumber tunggal yang
menjadikan jawaban pasti dan akurat.
Selain
daripada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tanpa panduan
agama tidak dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang banyak waktu
dalam mencapai hasil tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali tidak
memperoleh bukti yang meyakinkan. Ketika Nabi sampai di Madinah, ia membuat
sebuah perdaban baru yang kemudian memunculkan pengertian bahwa Islam adalah
sistem kepercayaan yang sistemik, tidak hanya berdimensi theological, ritual,
dan mistical tetapi juga berdimensi moral dan intelektual.
Secara
termonologi, Islam adalah agama yang disampaikan oleh Allah swt. kepada Nabi
Muhammad saw. melalui wasilah Malaikat Jibril as. agar disyiarkan kepada
seluruh makhluk di dunia ini, dan karena Islam merupakan ajaran yang ilmiah,
maka Islam memilki panduan yang sempurna yakni al-Qur’an. Said Nursi sebagai Renaissan
of Islam menyatakan, “Islam is the father of all the science and
al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah bapaknya seluruh ilmu
pengetahuan dan al-Qur’an adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah,
melalui penjelasan ini, maka pada kesempatan yang baik ini, kami akan membahas
tentang “AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN” dengan rujukan al-Qur’an
surat Ibrahim ayat 1 :
الر ج كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ
الْحَمِيدِ (1)
Artinya
: “Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan
izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Terpuji.” (QS. Ibrahim)
HADIRIN
RAHIMAKUMULLAH
Prof.
Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa
penjelasan tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan
menggunakan bentuk jamak untuk kata (الظلمات) yang berarti aneka gelap, sedang (النور) dengan berbetuk tunggal. Hal ini untuk
mengisyaratkan bahwa kegelapan itu bermacam-macam serta beraneka
ragam dan sumbernya pun banyak. Setiap benda pasti mempunyai
bayangan, dan bayangan itu adalah gelap, sehingga gelap menjadi banyak, berbeda
dengan an-nuur atau cahaya yang menerangai dan tidak pernah memberi
gelap.
Penjelasan
tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan
bahwa antara al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan terdapat hubungan yang saling
mengikat. Malik bin Nabi di dalam kitabnya Intaj al-Mustasyriqin wa Atsaruhu
fi al-Firy al-Hadits, menulis “Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan masalah,
serta sekumpulan metode yang dipergunakan menuju tercapainya masalah tersebut.”
Ini menunjukkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan tidak dapat dinilai dengan apa
yang dipersembahkannya kepada masyarakat, tetapi juga diukur dengan wujudnya
suatu iklim yang dapat mendorong kemajuan ilmu pengetahuan itu termasuk
al-Qur’an.
Al-Qur’an
merupakan firman Allah yang tidak mengandung kontradiksi. Al-Qur’anlah kitab
yang telah diturunkan oleh Allah kepada utusannya sebagai petunjuk. Al-Qur’an
adalah kitab terakhir dan berada dalam penjagan Allah swt. Oleh sebab itu, sains
akan berkembang cepat hanya apabila dituntun oleh al-Qur’an, dan mengambil
kebenaran darinya. Karena, hanya dengan demikian sains mengikuti jalan
Allah. Ketika jalan yang bertentangan dengan agama diambil, para ilmuan
menyia-nyiakan waktu dan sumberdaya, serta menghalangi kemajuan sains.
Demikianlah menurut Harun Yahaya dalam The Qur’an Leads the Way to Science.
Lalu
bagaimanakah dinamika keilmuan umat Islam saat ini? Data Badan Penelitian
International menyebutkan, Israel yang notabene Yahudi dalam 1 juta penduduk
memiliki 1600 pakar pengetahuan, Amerika yang notabene Nasrani dalam 1 juta
penduduk memiliki 160 pakar pengetahuan. Sedangkan Indonesia yang notabene
mayoritas muslim terbesar di dunia, dalam 1 juta penduduk hanya memilki 65
pakar yang muslimnya hanya 6 orang. Oleh karenanya, dalam bidang sains
dan teknologi, kita masih jauh tertinggal oleh bangsa-bangsa lain. Kita jauh
tertinggal dengan Amerika yang Protestanis, kita jauh tertinggal oleh Korea
yang Konfusianis Taois, bahkan kita jauh tertinggal oleh Jepang yang Budhis
Taois. Padahal 14 abad yang lalu kita telah diperintahkan untuk membaca dan
menggali ilmu pengetahuan. Bacalah al-Qur’an supaya hidup teratur, bacalah alam
supaya lahir karya-karya luhur, dan baca diri kita agar hidup tidak takabur,
sebab membaca dalam Islam harus dibarengi dengan serta diimbangi dengan :
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
“Dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”
Akantetapi,
untuk dapat memahami dengan jelas dan benar terhadap interpretasi dari
firman-firman Allah di dalam al-Qur’an, yang menjelaskan tentang korelasi
antara al-Qur’an dan ilmu pengetahuan, serta mengambil manfaat darinya untuk
menjadikannya sebagai sumber ilmu pengetahuan, maka salah satu yang harus dilakukan
adalah dengan dapat memahami al-Qur’an secara tekstual terlebih dahulu, yakni
memahami al-Qur’an dari segi kebahasaan, dan bahasa al-Qur’an adalah bahasa
Arab. Sebagaimana Allah berfirman di dalam al-Qur’an surat Thaha ayat 113 :
وَكَذَلِكَ أَنْزَلْنَاهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ
الْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا (113)
Artinya
: “Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami
telah menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman,
agar mereka bertakwa atau (agar) Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi
mereka.” (QS. Thaha)
HADIRIN
RAHIMAKUMULLAH
Di
dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan firman Allah di atas adalah :
ما حذروا به من أمر الله وعقابه ووقائعه بالأمم قبلهم
“Apa
yang diperingatkan kepada mereka merupakan perintah Allah, hukuman-Nya, dan
ketetapan-ketetapannya terhadap umat-umat sebelum mereka.”
Jika
kita perhatikan secara sekasama, maka kita dapatkan bahwa ayat di atas
menjadikan kehadiran al-Qur’an bagi umat manusia mengandung salah satu dari
tujuan pokok :
1. Agar manusia bertakwa kepada Allah atau agar kitab
suci tersebut menimbulkan niali-nilai ilmiah bagi mereka, sehingga mereka dapat
terhindar dari siksa duniawi dan ukhrawi.
2.
Menimbulkan pengajaran atau pendidikan bagi mereka yakni mengundang mereka
untuk berpikir dan ingat sehingga pada akhirnya mengantar mereka bertkawa.
Demikianlah menurut Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah.
Hadirin,
memperhatikan penjelasan tersebut, maka jelaslah bahwa al-Qur’an benar-benar
merupakan sumber ilmu pengetahuan, hal ini juga bisa dilihat dari ditemukannya
kata-kata ilmu dalam berbagai bentuknya di dalam al-Qur’an yang terulang
sebanyak 854 kali. Di samping itu, banyak pula ayat-ayat al-Qur’an yang
menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran, penalaran dan sebagainya. Untuk
itu, tiada yang lebih baik dituntut dari suatu kitab agama menyangkut bidang
ilmu kecuali anjuran untuk berpikir, serta tidak menetapkan suatu ketetapan
yang membatasainya menambah pengetahuan selama dan di mana saja ia kehendaki.
Pada
akhirnya kami mengajak…Wahai saudara-saudaraku orang Semendo “ayo kite
jadikah al-Qur’an kandik pedoman hidup”, wahai saudara-saudaraku orang
Sunda “Hayu urang sami-sami ngajanten keun al-Qur’an kanggo tuntunan
kahirupan urang”, wahai saudara-saudaraku orang Lampung “Lapah gham
jadikon al-Qur’an sebagai pegungan ughi’ ”, wahai saudar-saudaraku orang Solo
“Sumonggo kulo lan panjenengan dadosaken al-Qur’an kagem tuntunangin gesang”,
wahai saudara-saudaraku orang Prancis “Allez utilisez I’al-Qur’an pour le
guide de notre vivre”, wahai saudara-saudaraku orang Jepang “Jaa
al-Qur’an wa wa watashitachi no kyoukashou ni narimashoo”.
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya :
والسلا م عليكم ورحمة الله وبرمكاته
AL-QUR’AN DAN RANCANG BANGUN MASA DEPAN
PERADABAN MANUSIA
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذي أنزل القرءان هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان الصلاة
والسلام على خير الإنسان وعلى اله وصحبه الى يوم البيان : أما بعد
Dewan
hakim yang kami hormati
Hadirin
yang kami cintai
Napoleon,
seorang orientalis berkebangsaan Perancis mengatakan “The principle of Quran
with alone of tracking can lead man to happiness”, Al-Qur’an adalah prinsip
dan merupakan satu-satunya kitab suci yang dapat menghantarkan kepada kepulauan
nan bahagia.
Ungkapan
tersebut hadirin, mengisyaratkan kepada kita bahwa Al-Qur’an laksana lampu
penerang hati dalam menembus liku-liku perjuangan yang panjang membentang.
Al-Qur’an adalah laksana benteng yang kokoh dalam mengcaunter tipuan dan godaan
syetan. Al-Qur’an laksana jimat penyelamat dari kesesatan hidup dan kehidupan.
Pendek kata Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang berisi petunjuk dan
kebahagiaan serta senantiasa relevan dengan perkembangan dan situasi zaman.
Oleh karena itu Rasul mengatakan:
اقرءوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لاصحابه
“bacalah
dan kajilah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong”
Dalam
rangka menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia, pada
kesempatan berbahagia ini kami akan membahas tentang “AL-QUR’AN DAN
RANCANG BANGUN MASA DEPAN PERADABAN MANUSIA”, dengan rujukan surat
yunus ayat 57:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء
لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ﴿٥٧﴾
Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Hadirin…Ayat
tadi dalam ilmu balaghah termasuk “كلام خبري او إنكاري” yang meginformasikan sekaligus menegaskan
bahwa sungguh telah datang kepada manusia Al-Qur’an yang memberikan
petunjuk kepada jalan yang lurus dan mengeluarkan manusia dari kegelapan. Lalu
apakah fungsi dan peran Al-Qur’an itu hadirin dalam merancang bangun peradaban
manusia? Ayat tadi sebagaimana ditafsirkan oleh Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shafwatut
Tafasir, menjelaskan ada empat fungsi diturunkannya Al-Qur’an yaitu:
Pertama, “مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ أي موعظة من خالقكم” Al-Qur’an
sebagai pelajaran dari Tuhan yang Maha pengajar. Berkaitan dengan hal tersebut,
Imam Al-Ghazali dalam “Jawahir al-Qur’an” mengatakan seluruh cabang ilmu
pengetahuan baik yang datang terdahulu maupun kemudian, baik yang teah
diketahui maupun belum, semuanya bersumber dari Al-Qur’anul karim.
Sebagai bukti bukankah karena Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa arab
telah mendorong lahirnya ilmu tata bahasa yang kemudian kita kenal dengan ilmu
nahwu dan sharaf, bukankaj karena Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan
bahasa indah, retoris dan puitis dan argumentatis telah mendorong lahirnya ilmu
retorika dan sastra yang keudian kita kenal dengan ilmu balaghah dan mantiq,
bukankah karena kita diperintahkan untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar telah mendorong lahirnya ilmu qiroaat yang kemudian kita kenal dengna
ilmu tajwid.
Bukankah
karena Al-Qur’an menceritakan proses penciptaan manusia dan alam telah
mendorong lahirnya ilmu kehidupan yang kemudian kita kenal dengan biologi,
bahkan bukankah karena Al-Qur’an menceritakan karakteristik dan seluk
beluk masyarakat terdahulu telah mendorong lahirnya ilmu kemasyarakatan yang
kemudian kita kenal dengan sosiologi. Dengan demikian hadirin seluruh ilmu
pengetahuan itu bersumber dari Al-Qur’an.
Kedua, شِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ أي يشفى ما فيها من الشرك
والشك والجهل, Al-Qur’an sebagai obat penyakit bathin
seperti penyakit syirik, ragu dan bodoh. Kenapa Al-Qur’an berfungsi sebagai
obat penyakit bathin bukan penyakit zhahir? Jawabannya hadirin penyakit zhahir
memang berbahaya jika tidak diobati, tapi jauh lebih berbahaya jika kita punya
penyakit tapi tidak diobati, betul hadirin? Dengan demikian penyakit asma,
jantung, tumor memamng berbahaya dan dapat merusak tubuh manusia, tapi penyakit
sombong, iri hati, dengki, frustasi, korupsi, haus kursi, menghalalkan segala
cara untuk mendapatkan jabatan dan popularitas diri jauh lebih berbahaya dan
dapat merusak tatanan hidup masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu hadirin,
Al-Qur’an turun dengan memberikan perintah dan larangan, janji dan ancaman, dan
memerintah kepada manusia untuk mentaatinya dan mengamalkan seluruh isinya.
Dengan mengamalkan Al-Qur’an Insya Allah segala penyakit hati akan terkikis
habis dari diri kita. Pantas kalau Abu Farida Muhammad Ijat dalam bukunya “Aliz
Nafsaka bil Qur’an” mengatakan “Al-Qur’an adalah obat yang sempurna bagi
segala penyakit baik penyakit zhahir maupun bathin.
Ketiga,
هُدًى أي هداية من الضلال, Al-Qur’an
berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dari kesesatan. Al-qur’an diturunkan
Allah untuk memberikan petunjuk kepada manusia, membimbing dan membawanya
kepada keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.
Berkaitan
dengan hal tersebut, Prof.Dr.Quraish Syihab dalam “Wawasan Al-qur’an”
mengatakan seluruh ayat yang ada dalam Al-qur’an seluruhnya berisi ajaran yang
relevan dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Mampu memberikan solusi
terhadap berbagai permasalahan manusia baik yang bersifat ibadah ritual maupun
sosial termasuk di dalamnya tentang etika kenegaraan.
Oleh
karena itu, kalau manusia sudah mampu memahami isi Al-Qur’an, menjadikan
petunjuk kehidupan, serta mengamalkannya dalam hidup keseharian maka prilakunya
dipastikan tidak bertentangan dengan ajaran Tuhan dan berselisih dengan
tuntutan agama, siapaun dia dan apaun profesinya. Seorang pejabat kalau sudah
menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan berbuat korupsi
meskipun rakyat tidak tahu, seorang pedagang kalau sudah menjadikan Al-Qur’an
sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan curang mengurangi timbangan meskipun
pembeli tidak mengerti, seorang suami kalau sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai
petunjuk hidupnya dia tidak akan berbuat selingkuh meskipun sedang sendiri.
Demikian pula seorang pemuda dan pemudi yang sedang asyik memadu kasih kalau
sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan berbuat
“macam- macam” mskipun keadaan mendukung, senyap dan sepi, betul hadirin?
Keempat, رَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ أي رحمة لأهل الإيمان, Al-Qur’an
berfungsi sebagai rahmat bagi insan nan beriman. Artinya kalau Al-Qur’an sudah
kita baca isinya, dipahami ajarannya serta diamalkan petunjuknya maka ia akan
menciptakan ketenangan bagi kita, jauh dari rasa resah dan gelisah, siap
menghadapi berbagai problematika hidup dan kehidupan serta mampu menghantarkan
kita kepada kebahagiaan baik dunia maupun di akhirat. Rasul pernah berjanji:
من جعل القرأن إمامه ساقه الى الجنة ومن جعل القرأن
وراءه قاده الى النار
“Barangsiapa
yang menjadikan Al-Qur’an sebagai imamnya, maka ia akan membawanya kepada
surga, sebaliknya barangsiapa yang menjadikan makmumnya maka akan mendorongnya
ke jurang api neraka.”
Dengan
demikian, Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang berfungsi sebagai
pelajaran, obat, petunjuk dan rahmat dalam merancang bangun peradaban manusia
untuk menggapai kebahagiaan baik di dunia, terlebih lagi di akhirat. Sejarah
telah membuktikan bahwa Al-Qur’an dahulu pernah melakukan perubahan-perubahan
fundamental terhadap peradaban manusia yang tiada taranya. Al-Qur’an mula-mula
menjumpai bangsa Arab sebagai penyembah berhala, pemuja batu, dan pemuji kayu.
Namun dalam jangka waktu kurang dari seperempat abad, penyembahan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yaitu Allah SWT menguasai seluruh jazirah Arabia, setelah
penyembah-penyembah berhala disapu bersih dari seluruh Jazirah Arabia.
Al-Qur’an menyaptu bersih segala kepercayaan takhayul dan menggantinya dengan
agama yang paling rasional. Pada masa itu Bangsa Arab sering membanggakan
dirinya karena kebodohannya, berubah menjadi bangsa yang cinta ilmu
pengetahuan, mereka disulap dengan tongkat wasiat Al-Qur’an, karena di dalamnya
terdapat sumber ilmu pengetahuan. Hal demikian adalah akibat langsungdari
ajaran Al-Qur’an. Di samping itu Al-Qur’an juga membangun manusia dari tingkat
yang paling rendah ke tingkat peradaban paling tingi, hanya dalam jangka waktu
relative singkat.
Oleh
karena itu, dalam rangka menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman
hidup kita menuju peradaban manusia yang Qur’ani, mari kita baca
Al-Qur’an, kita pahami isinya, kita renungkan maksudnya dan kita amalkan
ajarannya. Sehingga dengan cara ini kita mampu hidup bahagia baik dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, maupun Negara dan bangsa. Dan Allah pun akan
menganugerahkan keberkahan kepada kita semua penduduk bangsa ini. Allah SWT
berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 96:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم
بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا
كَانُواْ يَكْسِبُونَ ﴿٩٦﴾
096.
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.
Hadirin
wal hadirat Rahimakumullah
Dengan
demikian dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan firman
Allah SWT yang berfungsi sebagai pelajaran, obat, petunjuk dan rahmat dalam
merancang bangun peradaban manusia untuk menggapai kebahagiaan baik di dunia,
terlebih lagi di akhirat. Untuk itu kewajiban kita, saya, saudara dan seluruh
kita bangsa Indonesia melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh Al-Qur’an
agar peradaban manusia di negara Indonesia dapat berjaya kembali di masa
sekarang maupun di masa yang akan datang. Amin.
Itulah
yang dapat kami sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
IPTEK, WARISAN DAN KEBUDAYAAN YANG TERABAIKAN
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله القائل إن جائكم فاسق بنبإ فتبينوا أن تصيبوا
قوما بجهالة الصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعه إلى
رسالة. أما بعد
HADIRIN ROHIMAKUMULLAH
Jeff
Zeleski, seorang pakar komunikasi dunia dalam bukunya “Spiritualitas
Cyberspace” menyatakan : Dewasa ini, perkembangan dunia Informasi dan
komunikasi telah mencapai tahap yang mencenangkan konsekuensinya. Satu sisi
melahirkan nilai-nilai positif dan mampu mengangkat taraf hidup manusia. Namun
disisi lain perkembangan informasi baik melalui media cetak dan elektronika
jika tidak dibingkai dengan nilai-nilai agama hanya akan melahirkan keresahan,
kerusakan, bahkan kehancuran bagi manusia.
Hadirin
kehawatiran ZaLesski tersebut kini kian terbukti. Kita perhatikan budaya
barat/peradaban jahiliyah kini kian merajalela melalui media dan elektronika
sebagai contoh tayangan-tayangan kekerasan dan sadis semakin merajalela,
tontonan-tontonan magis-mitologis semakin membudaya bahkan hiburan-hiburan
erotis seksual liberalis semakin makmur, membaur bahkan menjamur di
tengah-tengah masyarakat. Eksisinya hadirin, akibat tayangan
kekerasan,muncul keributan dalam keluarga, tauran antar pelajar, perkelahian
antar kampong bahkan peperangan antar etnis dan golongan akibatnya tontonan
magis metelogis, lahir masyarakat irrasional, ayat Al-Qur’an dipermainkan,
bahkan agama diperdagangkan. Akibatnya hiburan erotis dan seksualis. Marak
perkosanan dan perzinahan, bahkan akhir-akhir ini kita digemparkan oleh
munculnya praktek seks bebas yang dilakukan pelajar dan mahasiswa. Na’uzubillahi
min dzalik.
Itulah
hadirin dampak langsung dari penggunaan media cetak dan elektronika yang
mengabaikan nilai-nilai etika. Lalu bagaimanakah Islam melihat fenomena
tersebut? Sebagai jawabannya pada kesempatan ini kami akan membahas tentang IPTEK,
WARIASAN DAN KEBUTUHAN YANG TERGADAIKAN dengan landasan Al-Qur’an, surat
Al-Hujarat ayat 6 :
Artinya
: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.”(QS. Al-Hujarat : 6)
HADIRIN MA’ASYIRAL MUSLIMIN RAKHIMAKUMULLAH
Secara
Filosofi, ayat tadi merupakan landasan metodis dalam menyikapi derasnya
informasi yang disebarkan media cetak dan elektronika, yaitu Islam memiliki
prinsip akomodatif jika bertentangan dengan ajaran Islam jangan gentar, katakan
Tidak! Tidak, tidak meskipun dengan dalil seni dan kebebasan Pers, sepakat?
Dengan
demikian ayat tadi memberikan pelajaran pada kita untuk memperhatikan nilai
moral dan etik, dalam menggunakan media cetak dan elektronika. Namun, sangant
disayangkan hadirin, saat ini yang terjadi adalah fakta sebaliknya, sebagai
bukti tidak sedikit majalah-majalah yang memajang fotoperempuan setengah
telanjang. Koran-koran mengumumkan tempat-tempat mesum dan pelacuran,
stasiun-stasiun televise yang menayangkan senetron adegan ciuman yang
ujung-ujungnya menjurus pada perbuatan mesum, bioskop yang menayangkan adegan
ranjang dan hubungan sek, dan situs-situs porno yang marak merebak, membaur
bahkan menjamur ditengah masyarakat bahkan membudaya seolah-olah telah mendarah
daging pada masyarakat kita terutama para remaja bahkan hadirin akhir-akhir ini
kita dikagetkan dengan munculnya majalah play boy yag menjajah pikiran manusia,
sehingga yang terlihat hanyalah pikiran-pikiran jorok dan hasrat terlarang.
Bahkan
akibatnya budaya barat yang disebarkan media cetak dan elektronika membuat para
pemuda semakin terpuruk, sebagai contoh: tidak sedikit anak-anak muda kita yang
terjerumus kedalam mabuk-mabukan, tenggak wiski, brendy, sampeng, bluange,
matine, radikao, mensen, KTI, bir, tidak sedikit anak-anak muda kita mati
diujung lidahnya ganja, morfin, ganja, morfin
Merintih
memohon, memanggil ganja dan morfin sampai mati, tanpa iman dan banyak remaja
kita akibat mengkomsumsi minuman keras dan narkoba kini tinggal menunggu
lonceng kematian. Bahkan para pemuda kita terbiasa dengan budaya mesum seks,
protitusi, porno aksi, dan pornografi dan seolah-olah menganggap God is Died,
Tuhan telah mati. Na’uzubillahhimin dzalik…..
Lalu
bagaimanakah sikap kita dalam menghadapi persoalan tersebut? Sebagai jawabannya
kita renungkan firman Allah swt dalam al-Qur’an surat Ali Imron ayat 104
:
Artinya
: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. ali-Imran : 104)
HADIRIN YANG BERBAHAGIA
Imam
Ali Ash Shabuni dalam Shafawatut Tafasir menjelaskan ayat tadi :
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar
Dengan
demikian, orang yang mampu menjaga, melestarikan dan menjunjung tinggi harakat
kemanusiaan adalah yang memiliki Iman dan amal Shaleh, fungsi dari mengimbangi otoritas
intelektual. Sebab hadirin, walaupun kita ber otak cerdas, berwawasan luas,
tetapi kita tidak berhati emas, apalagi jika keimanan lepas, kita hanya tumbuh
menjadi manusia hina, biadab, brutal, tidak bermoral, berakhlak bejat bahkan
bisa lebih jahat dan lebih bejat dari binatang.
Murtadha
Muthahhari mengatakan, IPTEK yang ada pada orang yang tak beriman bagaikan
sebuah pisau ditangan orang gila, dia bisa menebaskan kemana dia mau. Maka
orang yang beriman tapi tak beriman bisa membunuh, menipu, merampok dan
meracuni otak-otak kita.
Sebaliknya,
bila IPTEK digenggam oleh orang beriman, kami yakin akan membawa kemaslahatan
bukan kemudharatan, membawa kesejahtraan bukan kesengsaraan. Membawa kemajuan
bukan kehancuran, membawa ketentraman bukan kekacauan.
Jikalau
hal tersebut ysng kita aflikasikan insya allah media cetak dan elektronika yang
mengabaikan nilai-nilai etik dan yang menyebarkan budaya-budaya barat
jahiliyyah sedikit demi sedikit akan tergeser dan tergusur dan akan lahir media
cetak dan elektronika yang siap merespon dan mengelola derasnya arus informasi
untuk membentuk wadah akhlakul karimah dan menjunjung tinggi kebudayaan
Islam.
Dari
uraian tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa saat ini penggunaan media cetak
dan elektronika mulai mengabaikan nilai-nilai etika. Untuk menghadapi persoalan
tersebut umat Islam membutuhkan sumber daya insan yang siap menjadi sumber
sifat kebaikan untuk mengelola informasi menjadi maslahat dan manfaat dalam
kehidupan individu, keluarga, nusa dan bangsa, serta umat manusia. Semoga Allah
swt memberkati setiap usaha dan upaya kita semua. Amin ya Robbal ‘Alamin
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan ada manfaatnya….
والله المستعان إلى احسن الحال
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW, TELADAN MEMBANGUN
MASYARAKAT MADANI
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذي بعث فى الأمين رسولا الصلاة والسلام على
سيدنا محمد احسن الناس قولا وفعلا وعلى اله وصحبه ومن تبعه فى الهدى واقتدى اخلاقا
جزيلا – اما بعد
Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah,
Michael
Hart, seorang kolumnis Amerika menulis dengan judul The One Hundred
Ranking of Most Influenting Person in History, artinya seratus tokoh besar
yang paling berpengaruh sepanjang sejarah peradaban manusia. Termasuk di
dalamnya ada Adolf Hitler pencetus gerakan NAZI Jerman, Mahatma Gandhi pencetus
gerakan Satya Graha India, Julius Ceasar pencetus Vini Vidi Vici dan tokoh-tokoh
besar lainnya. Ternyata dari sederetan tokoh tersebut, Michael Hart menempatkan
baginda Rasulullah Muhammad SAW pada urutan pertama sebagai Tokoh yang sangat
berpengaruh di dunia. Sehingga kebesaran beliau diabadikan di dalam
Encyclopedia Brittanica sebagai The Most Succesful of all Prophets and all
Religious Personalities sebagai pemimpin yang paling sukses diantara para
Nabi, para pemimpin Agama, dan para pemimpin lainnya dalam membangun peradaban
manusia sedunia.hadirin melihat betapa pentingnya meneladani sikap dan sifat
nabi Muhammad tersebut, khususnya dalam membentuk masyarakat madani maka “KEPEMIMPINAN
RASULULLAH SAW, TELADAN MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI” adalah tema yang
akan kita bicarakan pada kesempatan kali ini, dengan landasan QS. Al-Jum’ah
ayat 2 :
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا
مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ
الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Artinya
: “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan
mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
Hadirin Rohimakumullah,
Menurut
Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asqori dalam Zubdat at-Tafsir Min Fath al-Qodir, ( الأمين ) maksudnya kondisi bangsa arab yang sebagian besar bukan saja
tidak mampu membaca dan menulis tapi tenggelam ke dalam kehidupan jahilyah
secara total. Kebobrokan moral merajalela. Dalam bidang social marak
mabuk-mabukan. Dalam bidang pemerintah., etnis dan golongan yang dikedepankan.
Dalam bidang hukum muncul law of jungle to be politely of people, hukum
rimba menjadi peradaban.Orang kaya memangsa yang miskin. Orang pintar memangsa
yang bodoh. Orang kuat menghantam yang lemah. Bahkan yang paling mengerikan
martabat wanita di injak-injak, sehingga setiap lahir bayi wanita dikubur
hidup-hidup tak peduli terdengar jerit, pekik tangis bayi didalam tanah.
Na’udzubillah min dzalik.
Dalam
kondisi seperti itu Rasul tampil sebagai sosok yang diwarisi dengan jiwa kepemimpinan,
mengemban empat misi utama:
Pertama, misi Tilawah ( يتلوا عليهم أيته ) membaca
ayat-ayat Allah, baik ayat Qur’aniyah maupun ayat Kauniyah, alam buana ini. Kedua,
( ويزكيهم ) Misi
tazkiyah
membersihkan segala bentuk kekufuran. Ketiga, misi Ta’lim ( ويعلمهم الكتاب ) mengajarkan al-Qur’an sebagai pedoman
reformasi sebab al-Qur’an is the only thing that can lead man to happiness,
al-Qur’an adalah satu-satunya buku petunjuk hidup yang mampu menghantarkan
manusia menuju kebahagiaan. Demikian menurut Napoleon, seorang oreantalis
berkebangsaan Prancis. Keempat, ( الحكمة ) menampilkan sunnah.
Hadirin yang berbahagia,
Keempat
unsur tersebut merupakan strategi pembangunan Rasulullah saw yang terbukti
berhasil membentuk dan membangun peradaban manusia sedunia. Namun lain halnya
dengan gerakan pembangunan di Negara kita, konsepnya setinggi langit, gaungnya
menggema kemana-mana tapi hasilnya entah kemana. Kenapa? Ini disebabkan krisis
figur. Di era reformasi ini bukan figur-figur pembangun sejati yang muncul,
tetapi yang menjamur adalah oknum-oknum pemimpin yang haus kursi, haus pangkat,
jabatan dan popularitas. Karena kalau pembangunan kehilangan figur tak ubah
laksana anak ayam yang kehilangan induknya. Tak tahu arah kemana ia harus
melangkah. Instruksi yang dicita-citakan tapi destruksi yang dirasakan.
Pembangunan tinggal landas yang dicita-citakan tapi tinggal kandas yang
dirasakan. Pembangunan Nasional yang dicita-citakan tapi penderitaan Nasional
yang dirasakan. Akhirnya tetap berada dalam Justifikasi Allah, لفى ضلال مبين tetap dalam kesesatan dan krisis Nasional multi
dimensional.
Hadirin
dalam kondisi seperti ini tidak satu figur pun yang harus kita tiru dalam
merealisasikan pembangunana masyarakat madani kecuali baginda Rasulullah
Muhammad saw.
Abu
A’la al-Maududi dalam The Prophet Islam mengatakan “ He is the only one
example where all excellences have been blanded in one personality “, nabi
Muhammad adalah satu-satunya contoh terlengkap semua keunggulan terkumpul dalam
diri seorang pribadi. Demikian pula hadirin kebesaran beliau dibuktikan oleh
sejarah, beliau hidup dalam keadaan miskin, Allah menawarkan berbagai kesenangan
material, harta, tahta, wanita bahkan jabal uhud siap jadi emas. Beliau
menjawab :
اذا يا رب لا ارضى لو احد من امتى فى النار
kalau demikian ya Allah, apapun yang engkau berikan
tidak ada satu pun yang menyenangkan hatiku, kalau satu saja ummatku yang masuk
neraka.
Allahu Akbar. Hadirin, ini bukti sikap pemimpin sejati yang
beroreantasikan ummat sebagaimana kaedah mengatakan :
المصلحة العامة مقدم على المصلحة الخاصة
Kepentingan umum lebih diprioritaskan diatas
kepentingan pribadi dan golongan.
Tapi
sebaliknya kalau pemimpin yang hanya mengatasnamakan rakyat namun tidak
berorientasikan rakyat, di depan rakyat dia menyanyikan janji-janji manis,
mendendangkan lagu-lagu mesra. Tapi di belakang rakyat dia tidak segan-segan
mencekik dan menghisap darah rakyat. Akibatnya, kita lihat Rumania, ketika
dipimpin oleh Nicoulas Susesco pemimpinnya poya-poya tapi rakyatnya sengsara,
Iran ketika dipimpin oleh Reza Pahlepi pemimpinnya megah, rakyatnya susah,
Prancis ketika dipimpin Louis 16 dan Ratu Maria Antonate pemimpinnya makmur
rakyatnya hancur tersungkur, demikian pula Orde Baru pemimpinnya paling rendah
naik BMW rakyatnya paling mewah naik BMM alias Bemo. Timbul pertanyaan,
bagaimana sikap beliau dalam membangun peradaban masyarakat madani ? untuk
mengetahui jawabannya kita renungkan firman Allah dalam QS. Ali Imron ayat 159
:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ
كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ
عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya : ‘Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu
berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya.
Hadirin Rahimakumullah,
Pada
ayat tersebut terdapat lima akhlak pemimpin yang di contohkan Rasulullah
Muhammad SAW.
- لنت لهم dengan lemah lembut dapat menunjukan keluhuran budi, bisa menarik simpati lawan, membuat segan begi semua lawan.
- Sifat rosul tidak bengis dan tidak berlaku kasar karena pemimpin yang berjiwa kotor niscaya akan dictator.
- فاعف عنهم pemaaf, واستغفر لهم yakni mudah untuk memberi ampunan bagi orang-orang yang bersalah.
- وشاورهم فى الأمر Rosul sangat senang bermusyawarah, tidak otoriter dan siap dikeritik ketika keliru.
- Beliau memiliki komitmen فإذا عزمت فتوكل على الله setelah memantapkan planning dalam suatu kegiatan, lalu bertawakal kepada Allah.
Itulah
hadirin sikap dan sifat yang rosul miliki dalam menciptakan peradaban manusia.
Dengan demikian pembangunan di Negara kita ini hanya akan bergulir dengan baik,
jika dalam mekanisme pembangunannya mencontoh kepribadian rosululloh Muhammad
saw. Dan orang yang dapat mencontoh beliau hanyalah orang-orang yang beriman. Semoga
kita sebagai rakyat Indonesia dapat segera menyempurnakan iman kita sehingga
berhasilah kita dalam membentuk dan membangun Negara ini menuju masyarakat
madani. Amin ya robbal alamin.
Itulah
yang dapat saya sampaikan,
والله المستعان إلى احسن الحال
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
JIHAD DALAM MEMBANGUN PERSAUDARAAN
السلا م عليكم ورحمة الله وبرمكاته
الحمد لله الذى امرنا بالجهاد فى سبيل الله و ترك الهوى
. اشهد ان لا إله إلا الله رب العرش استوى و اشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله
المصطفى صلواة الله وسلامه عليه {اما بعد}
DEWAN HAKIM YANG ‘ARIF DAN BIJAKSANA
HADIRIN YANG BERBAHAGIA
Masih
ada dalam ingatan kita, tragedi 11 September 2001 di mana pusat ekonomi dunia
yang terbangun di menara kembar World Trade Center New York Amerika Serikat,
hancur lebur di hantam oleh dua pesawat komersil yang dibajak oleh sekelompok
orang yang kemudian dikenal sebagai musuh dunia, yakni al-Qaeda.
Terdapat
dua dampak pasca tragedi tersebut. Pertama, dunia mulai melihat keadaan Islam
di negara-negara jajahan Eropa yang terus tertindas, dirampas sumber daya
alamnya, hingga saat ini, hendaknya perlu dilakukan pendekatan ulang tanpa
tindakan militer. Namun hasilnya, mereka hingga saat ini tetap tertindas.
Yang
kedua, dunia saat ini melihat gelagat buruk dari penyebaran Islam yang begitu
pesat di Eropa, sehingga inilah saatnya untuk mempropaganda dan mengadu domba
umat Islam dengan menggolongkan umat Islam kepada dua kelompok, yakni Islam
Radikal sebagai basic terorisme dunia, dan Islam Moderat sebagai sahabat
mereka.
Hadirin,
kedua dampak ini menyebar ke seluruh daerah di tanah Indonesia. Bahkan tidak
begitu lama dari kasus WTC, Bali sebagai pusat wisata Indonesia, dibom oleh
mereka yang mengaku sebagai para mujahid Islam. Lalu apakah Islam telah
mengajarkan tentang jihad sebagai sebuah penindasan dan teror? ataukah
sesungguhnya Jihad dapat menjadi sarana untuk membangun persaudaran? Oleh
karenanya, “JIHAD DALAM MEMBANGUN PERSUADARAAN” adalah tema yang akan
kita bahas dalam kesempatan kali ini. Dengan redaksi awal, firman Allah swt
surat at-Taubah ayat 41:
انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالاً وَجَاهِدُوا
بِأَمْوَالِكُمْ وَ أَ نْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ {41}
Artinya
: “Berangkatlah baik dalam keadaan ringan ataupun berat, dan berjihadlah
dengan harta kamu dan diri kamu dijalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih
baik bagi kamu jika kamu mengetahui.”
HADIRIN MA’ASYIRAL MUSLIMIN RAKHIMAKUMULLAH..
Prof.
Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam karyanya Tafsir al-Mishbah menjelaskan bahwa
pada hakikatnya perintah untuk berperang sebagai salah satu makna jihad di
dalam ayat tersebut, tidaklah dibutuhkan oleh Allah dan tidak juga oleh
Rasul-Nya Muhammad saw, karena sesungguhnya Allah telah membela dan mendukung
umat Islam ketika ia sendiri ataupun berdua. Namun, jika kita mengetahui betapa
banyak sisi kebajikan yang disiapkan oleh Allah bagi mereka yang berjihad dan
taat kepada Allah, tentulah umat Islam akan melaksanakan perintah tersebut. Hal
ini jika ditinjau dari bebagai aspek duniawi dan ukhrawi sebagaimana difahami
dari bentuk nakirah atau indifinitif kata ( خير) di dalam ayat tersebut.
Dampak
positif yang membawa kebaikan dan kebajikan melalui jihad sesungguhnya selaras
dengan dakwah dan jihad para ulama penyebar Islam di tanah nusantara ini.
Abdurrahman Mas’ud menjelaskan, bahwa Islam Indonesia memiliki dua model yang
saling mengikat, yakni model universal dan dan model domestik. Model universal
adalah model yang menyatukan dunia Islam dibawah kepemimpinan dan uswatun
hasanah Muhammad Rasulullah saw, sementara model domestik yang menjadikan
Muslim Indonesia unik adalah mereka yang bermakmum dari model-model Walisongo.
Mereka adalah wali sembilan yang namanya demikian populer telah berhasil
merubah Nusantara Hindu-Budha ke dalam agama Islam dengan penuh kedamain di
abad 15-16. Dengan demikian ungkapan yang menyatakan bahwa ajaran Islam pada
abad ke-18 dan ke-19 berada dibawah bayang-bayang Walisongo tidaklah
berlebih-lebihan. Bahkan selama hampir lima abad setelah periode Walisongo,
pengaruh mereka tetap terlihat dan terasa jelas hingga kini.
Lalu
muncul sebuah pertanyaan, apakah model Islam yang menggerakkan jihad sebagai
sarana irhab ataupun terorisme merupakan model jihad di Indonesia?
Tentulah tidak. Islam Indonesia di bangun dengan model toleransi terhadap
produk-produk lokal budaya yang ada. Islam Indonesia tidak memberantas
tempat-tempat Ibadah yang berbeda dengan Islam. Bahkan begitu banyak
masjid-masjid di Indonesia yang dibangun dengan model budaya mereka dan jauh
dari model tanah Arab.
Namun
saat ini yang terjadi adalah, begitu banyak para pendakwah baru yang seringkali
membajak Islam demi hawa nafsunya untuk menguasai seseorang ataupun sekelompok
orang. Pantas jika Rasulullah saw dulu pernah menasehati para sahabat melalui
sabdanya:
رجعنا من الجهاد الأصغر إلى الجهاد الأكبر . قالوا
: وما الجهاد الأكبر ؟ قال : مُجاهدة العبد هَواه {رواه
البيهقي}
Artinya
: “Kita telah kembali dari jihad kecil menuju jihad yang besar. Para sahabat
bertanya ; apakah itu jihad yang besar ? Rasul menjawab ; seorang hamba
berjihad melawan hawa nafsunya.” [HR. al-Baihaqi]
HADIRIN MA’ASYIRAL MUSLIMIN RAKHIMAKUMULLAH..
Inilah
yang terjadi saat ini, jihad tidak lagi memberikan dampak positif kepada semua
orang berupa kemaslahatan dan kebaikan kepada setiap orang, melainkan karena
nafsu al-hawa’ yang dikedepankan. Padahal Rasulullah Muhammad saw diutus
kemuka bumi ini adalah sebagai pembawa Rahmat Allah kepada seluruh makhluk di
muka bumi ini, ( وما ارسلنك
إلا رحمة للعالمين). Untuk itu, marilah kita jadikan Jihad di
Indonesia ini jihad yang dapat menciptakan persaudaraan, sebagaimana yang
dilakukan oleh para pendahulu kita, penyebar Islam di tanah Nusantara. Bukan
seperti yang dilakukan oleh para pembajak Islam, yang membesarkan nama Islam
melalui tindakan teror terhadap orang-orang yang berbeda dengan mereka.
Lalu,
bagaimanakah cara kita untuk membangun persaudaraan antar sesama umat Islam,
dalam memaknai perbedaan terhadap teks-teks Jihad? untuk itu, marilah kita
simak bersama firman Allah swt di dalam al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 10 :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ
أَخَوَ يْكُمْ وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ {10}
Artinya:
““Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah (bagaikan) bersaudara karena itu
damaikanlah antar kedua saudara kamu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
mendapat rahmat.”
DEWAN HAKIM YANG ‘ARIF DAN BIJAKSANA
HADIRIN YANG KAMI BANGGAKAN
Mengenai
ayat ini, Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa penggunaan kata (إِنَّمَا) innama
dalam konteks penjelasan tentang persaudaraan antara sesama mukmin ini,
mengisyaratkan bahwa sebenarnya semua pihak telah mengetahui secara pasti bahwa
kaum beriman bersaudara, sehingga semestinya tidak terjadi dari pihak mana pun
hal-hal yang mengganggu persaudaraan itu. Adapun kata (إِخْوَةٌ) ikhwah mengisyaratkan bahwa
persaudaraan yang terjalin antara sesama muslim, adalah persaudaraan yang
dasarnya berganda. Sekali atas dasar persamaan iman, dan kali kedua adalah
persauadaraan seketurunan, walaupun yang kedua ini bukan dalam pengertian
hakiki. Dengan demikian tidak ada lagi alasan untuk kita memutuskan hubungan
persaudaraan antar sesama muslim. Lebih-lebih jikalau antar individu masih
direkat oleh persaudaraan sebangsa, secita-cita, sebahasa, senasib dan
sepenanggungan.
Thabathaba’i
menulis, hendaknya kita menyadari firman Allah swt yang menyatakan bahwa : “sesungguhnya
orang-orang mukmin bersaudara” merupakan ketetapan syariat berkaitan dengan
persudaraan antara orang-orang mukmin dan yang mengakibatkan dampak keagamaan
serta hak-hak yang ditetapkan oleh agama.
Adapun
kata (أَخَوَيْكُمْ) akhawaikum
adalah bentuk dual dari kata (أخ) akh. Penggunaan bentuk dual disini
untuk mengisyaratkan bahwa jangankan banyak orang, dua pun, jika mereka
berselisih harus diupayakan ishlah antar mereka, sehingga persaudaraan
dan hubungan harmonis mereka terjalin kembali.
Dengan
demikian, ayat di atas mengisyaratkan dengan sangat jelas bahwa persatuan dan
kesatuan, serta hubungan harmonis antar anggota masyarakat kecil atau besar,
akan melahirkan limpahan rahmat bagi mereka semua. Sebaliknya, perpecahan dan
keretakan hubungan akan mengundang lahirnya bencana buat mereka, yang pada
puncaknya dapat, melahirkan pertumpahan darah dan perang saudara.
Akhirnya,
melalui ajang musabaqah ini, kami menghimbau kepada seluruh umat Islam, marilah
kita bersama-sama terus berjihad di jalan Allah dengan penuh keramahan dengan
cara menghormati local wisdom bangsa ini, sehingga jihad dapat
menciptakan persaudaraan yang kuat antar sesama umat Islam.
Wahai
saudara-saudaraku orang jawa “kito sedoyo sederek”, wahai
saudara-saudaraku orang betawi “kite
semuanye besodare”, wahai
saudara-saudaraku orang lampung “kham semuaghian”, wahai
saudara-saudaraku orang madura “taretan-taretan sadeje sampean kabi sadajena
satareta”, wahai saudara-saudaraku orang aceh “gutanyo bandum masudara
berme pake-pake”, wahai saudara-saudaraku papua irian jaya “ipar-ipar
katorang samua basudara”, wahai saudara-saudaraku keturunan tyong hoa “tha
cia thu she icajin banya cincaila”, wahai saudara-saudaraku orang India “ham
seb bai bhai kuo mahabathe”. Kita tingkatkan ukhuwah basyariyah, ukhwah
wathoniyah dan ukhuwah Islamyyah demi mendapatkan rahmat Allah swt, Amin ya
Rabbal ‘Alamin……
والله المستعان إلى احسن الحال
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
EKONOMI SYARIAH PENDORONG
PENGUATAN EKONOMI UMAT
السلام عليكم ورحمة الله وبر كا ته
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على اشرف
الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين {أما بعد}
Hadirin yang kami hormati.
Dunia
semakin cantik dan molek, dihiasi dengan perkembangan sains dan teknologi yang
semakin canggih dan menarik. Akan tetapi permasalahan-permasalahan di setiap
lini kehidupan termasuk didalamnya masalah kemiskinan, telah membuat otak
ruwet, mumet dan jelimet. Bukankah karena miskin seseorang tidak dapat
meneruskan pendidikannya maka ia menjadi bodoh? Bukankah karena miskin
seseorang tidak dapat melihat dan mendengarkan berita-berita terkini (headline
news) maka ia menjadi terbelakang? Bukankah karena miskin seseorang dapat
menjual akidahnya maka ia menjadi kufur?
Masalah
ini terus dan terus berputar bagaikan lingkaran setan yang seolah-olah tidak
ada pemacahannya, padahal Islam telah memberikan solusi kongkrit, dengan cara “Ekonomi
Syariah Pendorong Penguatan Ekonomi Rakyat”, sebagaimana yang telah
diisyaratkan oleh Allah di dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275 :
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا
كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ
قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ
وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا
سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ
هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ {275}
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya.
Hadirin Rohimakumullah.
Firman
Allah yang baru kita simak bersama mengisyaratkan agar kita umat Islam memiliki
ekonomi yang kuat. Mari kita kaji secara mendalam. Imam Ibnu Katsir di dalam
kitabnya Tafsir Ibnu Katsir jilid ke-3 menyebutkan, bahwa sebab diturunkannya
ayat ini berawal dari sebuah pertanyaan Sa’ad bin Abi Waqash kepada Saidina
Muhammad Rasulullah SAW. “ wahai Rasulullah aku memiliki harta yang banyak akan
tetapi pewarisku hanya satu orang anak, maka bolehkah jika aku bersedekah dua
pertiganya? Rasul menjawab : “tidak boleh”. Bolehkah jika seperduanya? Rasul
menjawab : “ tidak boleh”. Bagaimana jika sepertiganya? Rasul menjawab : “
tidak boleh “ seraya melanjutkan perkataannya :
إنك إن تذر ورثتك الأغنياء خير من أن تذرهم عالة يتكففون
الناس
“ sungguh aku mengharapkan jika engkau dapat warisi
keturunan yang kaya dan berharta dan itulah yang terbaik dari pada engkau
mewarisi keturunan yang lemah lagi papa serta hanya mengharapkan belas kasih
orang lain “
Kisah
ini menjelaskan kepada kita bahwasanya Islam menginginkan agar setiap orangtua
dapat meninggalkan generasi penerus mereka dalam keadaaan yang kuat fisik, kuat
mental, dan kuat perekonomiannya.
Syekh
Mustofa al-Maroghi menafsirkan kalimat “khoofu ‘alaihim”, sebagai suatu
kekhawatiran jikalau anak-anak hidup terlantar dan tersia-sia, kenapa demikian?
Karena telah diketahui bersama bahwa tolak ukur sejahtera tidak sejahteranya
seseorang, makmur tidak makmurnya seseorang dilihat dari keadaan ekonominya,
apabila ekonominya baik, maka apa yang menjadi hajat hidupnya akan mudah untuk
didapatkan, akan tetapi jikalau ekonominya buruk maka secara pasti apa yang
menjadi hajat hidupnya akan sulit untuk terpenuhi.
Hadirin Rohimakumullah.
Dalam
dunia ekonomi kita mengenal adanya tiga buah sistem ekonomi. Pertama,
sistem ekonomi sosialis dimana pemerintah secara mutlak mengurus dan mengelola
sistem perekonomian mereka. Kedua, sistem ekonomi kapitalis
dimana setiap individu, setiap wirausahawan berhak untuk mengelola serta
mengurus keadaan perekonomian mereka, sistem ekonomi inilah yang telah membuat
jarak yang sangat antara yang kaya dengan yang miskin dan juga telah
mengakibatkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin (the
rich richer and the poor poorer). Ketiga, sistem ekonomi
Islam dimana dalam sistem ini yang di angkat kepermukaan adalah niali-nilai
ukhuwah dan nilai-nilai kebersamaan, dengan artian bahwa setiap orang harus
saling tolong menolong, yang kaya menolong yang miskin, yang kuat menolong yang
lemah, tidak ada jarak diantara mereka bahkan mereka merasa bahwa mereka
bagaikan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Dari
penjelasan ini maka timbullah sebuah pertanyaan, bagaimanakah teknis untuk
merealisasikan prinsip ini? Sebagai jawabannya mari kita renungkan firman Allah
dalam surat adz-dzariyat ayat : 19
وَ فِى اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ للِسَّا ئِلِ وَ الْمَحْرُ
وْمِ { الذاريات : 19}
Artinya
: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapat bahagian”.
Hadirin dan hadirat yang kami hormati.
Firman
Allah pada ayat ini dengan tegas dan jelas mengisyaratkan kepada kita bahwa
pemberdayaan ekonomi diproyeksikan demi kesejahtraan bersama. Islam menolak
keras sistem ekonomi dalam bentuk monopoli, oligopoli dan ekonomi yang
diorientasikan hanya untuk kepentingan pribadi. Prinsip ini harus kita
aplikasikan di negara kita jikalau kita menginginkan negara kita menjadi
negara yang maju dan damai. Apalagi jikalau kita perhatikan di negara kita
Indonesia ini, masih terdapat 37,5 juta jiwa umat manusia yang berada dibawah
garis kemiskinan, lalu berapa banyakkah ummat Islamnya ? ternyata setelah
diteliti oleh lembaga peneiliti di Indonesia, terdapat lebih dari 30 juta jiwa
umat Islam yang berada dibawah garis kemiskinan. Sebuah pertanyaan besar yang
ada pada pikiran kita semua, mengapa umat Islam lebih banyak tenggelam dalam
kemiskinan ?
Menurut
KH Zarkasih, pertama. Banyak diantara kita yang hanya
berorientasi pada keakheratan saja. Mereka memiliki pemahaman yang sempit
terhadap hadits Nabi Muhammad SAW ”ad-dunya jiifah” dunia ini adalah
bangkai yang menjijikkan. Dan “ad-dunya sijnul mukminin” dunia adalah
penjara bagi umat Islam, pemahaman uang sempit terhadap kedua hadits ini
mengakibatkan pemasalahan-permasalahan duniawi ditinggalkan dan Islam pada
akhirnya identik dengan masalah kemiskinan.
Kedua.Kemunduran ekonomi umat Islam disebabkan dalam
melaksanakan kegiatan ekonomi mayoritas umat Islam masih berpikir dengan corak
agraris dan kolot. Padahal saat ini dunia bisnis membutuhkan orang-orang yang
kreatif dan siap untuk saling berkompetisi dengan yang lainnya.
Hadirin dan hadirat yang kami hormati.
Bagaimanakah
konsepsi Islam dalam perekonomian. Mari kita simak bersama firman Allah dalam
surat an-nisa ayat 29 :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا نُودِيَ
لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا
الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ {9} فَإِذَا قُضِيَتِ
الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ {10}
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
sembahyang pada hari Jum`at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui (9) Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung (10)”.
Hadirin rahimakumullah.
Syekh
Mustafa al-Maraghi dalam tafisir al-Maraghi menyatakan, bahwa halalnya
perniagaan, transaksi jual beli jika terjadi saling meridhoi antara keduanya,
sebaliknya Islam sangat mengharamkan adanya penipuan, pendustaan dan pemalsuan
barang. Hal ini menunjukkan bahwa ayat ini merupakan dasar dari sebuah sistem
ekonomi Islam, dan ayat ini pula merupakan himbauan pada kita semua agar
tidak mencari keuntungan dengan cara menghisap darah orang lain yakni
riba.
Berdasarkan
prinsip ini maka dapat dipahami bahwa ekonomi Islam adalah ekonomi mu’awanah,
terdapat didalamnya sistem ekonomi mudharabah, murabahah, musyarakah, dan
di negara kita alhamdulillah setidaknya telah melaksanakan prinsip ini seperti
adanya bank-bank syari’ah. Oleh sebab itu, untuk menopang prinsip ini
Rasulullah SAW bersabda :
من كان له مال فليتصدق بماله ومن كان له قوة فليتصدق
بقوته ومن كان له علم فليتصدق بعلمه
“ siapa yang memiliki harta maka bersedekahlah dengan
hartanya, siapa yang memiliki kekuasaan maka bersedekahlah dengan kekuasaannya,
siapa yang memiliki ilmu maka bersedekahlah dengan ilmunya “.
Dengan
demikian pada akhirnya kami mengajak pada seluruh umat Islam untuk bersama-sama
mengaplikasikan sistem perekonomian Islam, yakni dengan cara pemberdayaan
ekonomi umat, maka secara tidak langsung segala bentuk kebodohan,
keterbelakangan, dan kekufuran akan hilang dengan sendirinya.
Untuk
itu marilah kita berdoa kepada Allah semoga kita diberikan kemudahan dalam
aktivitas kita. Amin ya Robbal ‘alamin.
والسلا م عليكم ورحمة الله وبركاته
ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH SOLUSI PEMBERANTASAN
KEMISKINAN
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذي امرنا أن نهتم الفقراء والمساكين الصلاة
والسلام على سيدنا محمد خاتم الأنبياء والمرسلين وعلى اله وصحبه اجمعين اما بعد
Hadirin Rahimakumullah
Pada
umumnya ada tiga konsep yang berkaitan dengan pemanfaatan harta benda. Pertama,
komunis dengan prinsip mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan
individu, tiap-tiap individu tidak memiliki kemerdekaan dan hak kepemilikan
sehingga menguntungkan si miskin namun kerugikan bagi si kaya. Kedua,
kapitalisme dengan prinsip menitik beratkan kepentingan individu di atas
kepentingan masyarakat, akibatnya lahir “the rich richer and the poor poorer”.
Yang kaya semakin, kaya dan yang miskin semakin miskin:
القوي يأكل الضعيف والعالم يأكل الجاهل
Yang
kuat memakan yang lemah, yang pintar memakan yang bodoh. Homo homoni lupus
to be polity in society, penghisapan manusia terhadap manusia menjadi
peradaban. Hadirin hanya membawa derita dan untaian air mata bagi kaum dhu’afa.
Dalam polemic tersebut muncul konsep Islam dengan unsur keseimbangan dalam
pemberdayaan:
كي لا يكون دولة بين الأغنياء منكم
Agar harta kekayaan tidak hanya bergulir di antara
orang-orag kaya di antara kamu sekalian.
Tapi
dirasakan pula oleh kaum dhu’afa. Prinsip tersebut diantaranya
diaplikasikan melalui pelaksanaan zakat, wakaf dan infaq. Karena ituntasan
itulah Zakat, Infaq, dan shodaqoh solusi pemberantasan kemiskinan “ adalah tema
yang akan kita uraikan pada kesempatan kali ini. Dengan landasan surah
At-Taubah ayat 103:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ
وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ
سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿١٠٣﴾
Artinya
: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya
do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.”
Hadirin
Ma’asyral Muslimin Rakhimakumullah…
Hadirin
Imam Ibnu Jarir mengatakan ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan permintaan
Abu Lubabah beserta kedua temannya kepada Rasulullah Muhammad SAW seraya
berkata: “Ya Rasulullah, ini harta benda kami sedekahkanlah atas nama kami dan
mintakanlah ampunan bagi kami!”. Rasul menjawab: “Aku tidak diperintah Allah
untuk menerima harta sedikitpun”. Berkenaan dengan hal tersebut, turunlah
perintah Allah untuk menerimanya sebagaimana terangkai dalam surah At-Taubah
ayat 103 tadi terutama pada kalimat خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ Kalau kita kaji lebih dalam kalimat خُذْ disamping menunjukkan sighat Amr
juga mengisyaratkan agar dibentuk lembaga pengelola zakat, wakaf dan infaq yang
professional dan proporsional. Kenapa demikian? Pertama, karena sadar
membayar zakat itu hanya sedikit. Kedua, mengisyaratkan agar amilin
memiliki manajemen yang bagus. Masa orde baru terbukti karena amilin
tidak professional akhirnya zakat bukan mensejahterakan rakyat tapi zakat
menjadi jaket.
Hadiri,
apa hikmah zakat bagi seorang muzakki? Ayat tadi menjelaskan : Pertama,
Tathir تطهرهم untuk
membersihkan harta dari hak-hak fakir miskin, orang yang tak berharta, orang
yang terbaring di pinggir-pinggir jalan yang tiap hari merasakan pekik getirnya
kehidupan, hanya isak tangis yang ia rasakan. Kedua, وتزكيهم membersihkan dari penyakit rakus, tamak,
dan serakah. Penyakit ini hadirin yang harus kita bersihkan, sebab jika
kehidupan manusia dilanda penyakit ini maka akan lahir hartawan berjiwa Qarun,
pengusaha bermental Sa’labah, penguasa berotak Fir’aun, fungsinya bukan
pelindung rakyat tapi pemeras, penindas, bahkan perampas hak-hak rakyat. Fungsi
yang ketiga, Taskin سكن لهم maksudnya dengan zakat, wakaf, dan infaq
jiwa akan tenang, hati senang walaupun banyak uang. Amin ya rabbal ‘alamin.
Tapi
sebaliknya, jika para aghniya’, para konglemerat enggan membayar zakat,
enggan untuk wakaf, dan enggan berinfak maka suatu negara bisa kiamat, walau
gedung bertingkat, walau mobil makin mengkilat, dijamin rakyat sulit berdaulat
apalagi jikalau pejabat sudah jadi penjahat, menyikat uang rakyat, jelas bangsa
bisa kiamat. Na’udzubillah mindzalik. Padahal Rasulullah saw telah
mengancam :
ليس المؤمن الذى يشبع وجاره جائع إلى جنبه
“Bukan
termasuk orang mukmin, orang yang hidupnya kenyang sendirian sementara
tetangganya hidup dalam kelaparan”
Dengan
demikian, orang kaya yang tidak peduli dengan nasib kaum dhu’afa, konglomerat
yang acuh terhadap kaum melarat, pejabat yang apriori terhadap nasib rakyat,
bukan saja mencerminkan orang yang jahat, tetapi mencerminkan orang yang tidak
beriman dan orang seperti ini harus minggir dari Negara kita tercinta ini.
Sebab Negara kita Indonesi akan jaya apabila dipimpin oleh orang-orang yang
peduli dengan nasib kaum dhu’afa.
Oleh
karena itu hadirin, semangat zakat, wakaf dan infak wajib kita aplikasikan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Timbul pertanyaan, kepada siapa zakat
itu diberikan? Sebagai jabannya kita renungkan firman Allah swt dalam al-Qur’an
Surat al-Taubah ayat : 60
Artinya
: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”
Hadirin Rakhimakumullah….
Ayat
tersebut diawali dengan إنما dalam ilmu balaghah merupakan اداة القصر yang berfungsi untuk mensfesifikasikan.
Ayat tersebut merupakan deskripsi Allah swt tentang skala prioritas penerima
harta zakat, yaitu الفقراء
والمساكين orang-orang fakir dan miskin. Lalu
bagaimanakah kaitannya dengan kondisi Bangsa kita saat ini? Prof. Sukirman
melaporkan 23 juta lebih penduduk indonesia hidup di bawah garis kemiskinan,
apalagi setelah terjadinya krisis moneter, marak korban PHK, sulit mencari
lapangan kerja, kemiskinan semakin membengkak. Akibatnya kemiskinan ini كاد الفقر أن يكون الكفرا
dampak langsungnya adalah dapat menyebabkan kekufuran, akibatnya adalah
kemiskinan. Dr. Ismail Raj’i al-Faruqi, derektur lembaga pengkajian Islam
internasional mengatakan bahwa “ kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan
merupakan tiga permasalahan besar yang saat ini, namun diantara ketiganya
kemiskinan merupakan yang paling berbahaya. Sebab kebodohan dan keterbelakangan
itu muncul akibat kemiskinan. Akibatnya, tidak sedikit saudara kita yang
menjual akidah hanya untuk mempertahankan hidupnya. Bahkan akibat kemiskinan
tidak sedikit gadis-gadis kita yang menjual kehormatannya untuk medapatkan
sesuap nasi. Na’udzubillah. Hadirin, menurut Dr. Didin Hafifudin, MSc,
agar kemiskinan tidak bertambah dan bertambah, ada tiga hal yang harus kita
lakukan berkaitan dengan kewajiban zakat. Pertama. Kita harus
mengeluarkan zakat dan memasyarakatkan gerakan sadar zakat. Kedua, kita
harus membentuk lembaga zakat yang professional. Ketiga, kita
harus memberdayakan zakat untuk membangun kesejahteraan masyarakat.
Oleh
karena itu, kita harus menyambut baik usaha pemerintah yang berhasil membuat
Badan Amil Zakat (BAZIS), kita patut mengacungkan jempol dengan usaha
pemerintah yang berhasil membuat peraturan pemerintah No. 34 tahun 99 tentang
pengelolaan zakat. Semoga usaha yang telah dilakukan dapat menyadarkan masyarakat
kita untuk taat mengeluarkan zakat, berwakaf, dan berinfaq sehingga dapat
mengurangi kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat kita. Amin ya robbal
alamin….
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذي جعل الإنسان خليفة بارسطاة وانواع
مختلفة. وبذالك اوجب علينا اخوة الصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن
تبع رسالته {اما بعد}
HADIRIN MA’ASYIROL MUSLIMIN
RAHIMAKUMULLAH
Rasisme
dan diskriminisme merupakan paham yang sangat paradok dengan kemajemukan.
Jammes Monrou dengan doktrinnya “American is on America” telah
menganggap bahwa bangsa Amerika paling baik dari bangsa lain. Benneto Mussolini
dengan ajarannya, Fasisme Italia merasa bahwa bangsanya lebih mulia dari bangsa
lain. Hirohito dengan Fasisme Jepangnya mencetuskan bahwa bangsanya paling
pantas memimpin dunia. Alhasil paham-paham tersebut tidak menghargai
kemajemukan. Samuel Eto’o, pemain sepak bola asal Kamerun pun ikut menjadi
salah satu korban rasisme, sehingga jauh-jauh hari Persatuan Sepakbola Eropa
(UEF) mencanangkan program kampanye “Let’s Kick Racism out of Football”.
Dan di Indonesia kita diinggatkan akan kerusuhan Mei 1998, di mana sasaran
utamanya adalah orang-orang Tionghoa, masyarakat secara umum tidak melihatnya
sebagai suatu tindakan biadab. Banyak yang mengutuk, dari luar negeri,
Negara-negara sahabat, lembaga-lembaga PBB maupun lembaga HAM Internasional
mengutuk keras rasial Mei 1998.
Penghargaan
dalam Islam tidak berdasarkan ras, suku, keturunan, prestise, tapi penghargaan
dalam Islam berdasarkan amal dan prestasi. Untuk mengetahui lebih dalam
mengenai sikap Islam dan dunia kemajemukan, maka pada kesempatan ini kita
bicarakan “MENGHADIRKAN ISLAM DI TENGAH MASYARAKAT MAJEMUK ”. Dengan
rujukan surat Al-Hujurat, ayat 13 :
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ
وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya : “Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
HADIRIN MA’ASYIROL MUSLIMIN
RAHIMAKUMULLAH
Menurut
ibnu Asy-Syakir dalam kitab Mubhamat bersumber dari abu bakar
bin abu daud, bahwa ayat ini berkenaan dengan keinginan Rasulullah SAW
untuk menikahkan Abi Hindin kepada seorang puteri dari kalangan Baidhah.
Bani Baidhah dengan sinis berkata pada Rasulullah ” ya Rasulullah
pantaskah kami mengawinkan putri-putri kami kepada budak-budak kami ? Rasul
belum sempat menjawab saat itu, jibril datang menyampaikan surat Al-Hujurat
ayat 13 yang diawali dengan يَاأَيُّهَا النَّاسُ, Menurut Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shafwat
al-Tafsir beliau menjelaskan :
أي خطاب لجميع البشر
Artinya
: “objeknya adalah seluruh manusia”.
Bahwa
manusia baik laki-laki maupun perempuan walau bercorak suku berlainan bangsa
semuanya memiliki harkat dan martabat yang sama di hadapan Allah SWT. Fungsinya
bukan untuk saling menutup diri, melecehkan, menghina, membangga-banggakan
kelompok, suku bangsa, maupun daerah masing-masing. Sebab dengan tegas
Rasulullah SAW bersabda :
ليس منا من دعا على عصبيته وليس منا من مات على عصبيته
Artinya
: “Bukan golongan kita, orang yang membangga-banggakan kesukuan dan bukan
golongan kita orang yang mati karena membela, mempertahankan dan memperjuangkan
kesukuan.”
Ini
berarti kemajemukan tersebut harus kita jadikan jembatan emas
لِتَعَارَفُوا أي ليحصل بينكم التعارف والتألف
Artinya
: “Agar kamu saling mengenal, yakni menjalin komunikasi yang harmoni dan
menebarkan cinta kasih serta kasih sayang yang tiada pandang sayang.”
Demikian
ungkapan Imam Ali Ashobuni dalam Safwat at Tafassir.
HADIRIN WAL HADIRAT RAHIMAKUMULLAH
Timbul
pertanyaan, bagaimana sikap kita dalam menyikapi kemajemukan bangsa Indonesia
ini sebagai suatu berkah? Pertama, sebagai umat yang mayoritas mari kita
jalin ukhuwah Islamiyyah di Negara kita ini. Meskipun kita berbeda suku, adat
istiadat, maupun organisasi dan partai pilihan, tapi kalau satu akidah, tidak
boleh saling menghina, memfitnah, mengadu domba, apalagi sampai menumpahkan
darah.
Mengingat
pentingnya ukhuwah Islamiyah ini, pantas jikalau Rasulullah SAW ketika sedang
sakit keras, namun beliau bangkit berdiri dan berkata tentang pertentangan yang
terjadi antara kaum Aus dan Khazraj :
ابدا ابدا ابدا الجاهلية من بعد ما جاءتهم البينات وانا
احضر بينكم
Artinya : “Apakah kamu akan kembali ke dalam tradisi
jahiliyah (berpecah belah) setelah datang penjelasan-penjelasan dan aku masih
hadir di antara kalian.”
Sikap
keras Rasul tersebut hadirin, merupakan realisasi untuk merajut ukhuwah
Islamiyah yang harus kita teladani dalam menyikapi kemajemukan bangsa kita ini.
Karena perpecahan kaum Aus dan Khazraj merupakan symbol bibit perpecahan
internal umat Islam yang saat ini banyak terjadi.
Sebagai
bukti, disebabkan perbedaan pendapat masalah furuiyah, berlainan organisasi
yang diperkokoh oleh kepentingan pribadi dan kelompok, lantas pisah partai,
putus silaturrahim, berakhir dengan saling tonjok, saling rampok, bahkan saling
bacok. Na’udzubillah.
Kedua,
sebagai warga Negara Indonesia, mari kita wujudkan dan kita pelihara ukhuwah
wathoniyah, dengan cara mengamalkan kembali filsafat momentum sumpah pemuda
yang telah diikrarkan oleh bangsa Indonesia terdahulu, bahwa kita satu nusa, satu
bangsa dan satu bahasa.
HADIRIN WAL HADIRAT RAHIMAKUMULLAH.
Jikalau
beberapa upaya langkah-langkah ini sudah kita lakukan, mudah-mudahan bangsa
kita akan menjadi bangsa yang selalu menghargai akan adanya perbedaan,
sehingga bangsa kita akan senantiasa mendapatkan keberkahan dalam menjalankan
pembangunan di Negara kita ini, sebagaimana yang Allah janjikan dalam
surat Al-A’raf ayat 96 :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ
لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ
فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ{٩٦}
Artinya
: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.”.
HADIRIN JAMA’AH SYARHIL QUR’AN ROHIMAKUMULLAH
Dr.
Muhammad Sulaiman Al-Asqori dalam Zubdat at Tafsir min Fath al Qadhir
menjelaskan bahwa jikalau umat manusia beriman dan bertakwa :
لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ
وَالأَرْضِ أي لوسعنا عليهم الخير من كل جانب
Artinya
: “pasti Allah lapangkan bagi mereka keberkahan dari langit dan Allah
lapangkan keberkahan dari bumi.” syaratnya iman dan taqwa.
HADIRIN ROHIMAKUMULLAH
Dari
uraian tersebut dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa jikalau segala upaya
ttelah kita lakukan mudah mudahan bangsa kita menjadi bangsa yang bersatu pada
sehingga dapat membentuk Negara yang baldatun toyyibatun warabbul ghafur,
amin.
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan mudah mudahan ada manfaatnya…
والله المستعان إلى احسن الحال
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذى ارسل رسولا مبشرين ومنذرين وداعيا إلى
الله بإذنه وسراجا منيرا أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه
أجمعين {أما بعد}
KAUM MUSLIMIN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT
Alfin
Toffler dalam bukunya The Future Shock and The Third Wave, beliau
menyatakan, era milinium merupakan era institusional change, yaitu era
menjamurnya berbagai media komunikasi. Konsekuensinya, pada suatu sisi
melahirkan nilai-nila positif, Namun disisi lain over loading information
melahirkan desease of adaftation, penyakit adaptasi. Penerimaan terhadap
unsur-unsur asing tanpa mempertimbangkan baik atau buruknya, ketika orang barat
judi, Remaja dan pemuda kita terlena dengan gaplek dan remi, ketika orang
barat terlena dengan minum-minuman keras, Remaja dan pemuda kita terlena
dengan budaya mabuk-mabukan tenggak wisky, brandy, bahkan yang paling besar dan
mendasar penyakit adaptasi ini melahirkan dehumanisasi, demoralisasi, dan
despritualisasi.
Akibatnya
manusia hidup bebas, keras, beringas, ganas bahkan lebih ganas dari binatang
buas, di sinilah pentingnya pembangunan kepribadian yang postif sebagaimana
digambarkan Thomas Hobbes dalam A War of All Agaents, John Lock dalam Social
Contrack, Bruch Spinoza dalam Intelektual Love of God dan lain
sebagainya. Karena pentingnya keperibadian positif, khusunya sebagai seorang
muslim, maka pada kesempatan ini, kita akan membicarakan tentang “Remaja
Dan Pemuda Sebagai Aset Masa Depan Bangsa”. Dengan rujukan al-Qur’an surat
al-Anfal ayat 24-25 :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ
وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يَحُولُ
بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ {24}
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ {25}
Artinya
: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul
apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan
sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. Dan peliharalah dirimu dari
pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara
kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya..” (QS. Al-Anfal)
HADIRIN MA’ASYRAL MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH
Berdasarkan
ayat di atas maka dapatlah difahami bahwa dalam membangun Remaja dan
pemuda maka hendaknya dapat membatasi antara dirinya dengan hatinya.
Namun, seperti apakah membatasi antara manusia dengan hatinya? Al-Smarqandi di
dalam kitab tafsirnya Bahr al-Ulum menyebutkan, bahwa yang dimaksud dengan “yahulu
bain al-mar’i wa qalbih” adalah :
يحول بين المؤمن ومعاصيه التي تسوقه وتجره إلى النار ،
ويحول بين الكافر وطاعته التي تجره إلى الجنة
Artinya
: “membatasi antara orang mukmin dengan kemaksiatannya yang mengarahkannya
dan mendekatkannya dengan api neraka, serta membatasi antara orang kafir dengan
keta’atannya yang dapat mendekatkannya dengan surga.”
Hadirin,
penjelasan di atas menunjukkan bahwa seorang yang beriman bisa saja terjerumus
kedalam api neraka jika tidak dapat mengontrol hatinya dari kemaksiatan. Akan
tetapi perlu difahami bersama bahwa arahan berpikir ayat di atas bukan saja
menjurus kepada eksklusivisme Islam sehinga seringkali menafikan civil
society yang sesungguhnya harus terus dibangun.
Lebih
detil di dalam ayat selanjutnya, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir
al-Misbah menyebutkan bahwa, sendi-sendi bangunan masyarakat akan melemah jika
kontrol sosial melemah. Akibat kesalahan tidak hanya menimpa yang bersalah.
Tabrakan tidak hanya terjadi akibat kesalahan kedua pengendara. Bisa saja yang
bersalah hanya seorang, tetapi kecelakaan dapat beruntun menimpa sekian banyak
kendaraan.
Tuntunan
Allah swt dan Rasul-Nya telah disyari’atkan sedemikian rupa oleh Allah yang
mengetahui kemaslahatan, kebutuhan, sekaligus kecenderungan mereka. Apabila ada
yang melanggarnya maka akan timbul kekacauan, karena yang melanggar telah
melakukan suatu yang merugikan pihak lain. Pada saat itu akan muncul kekacauan,
dan akan lahir instabilitas yang mengakibatkan semua anggota masyarakat
yang taat maupun yang durharka ditimpa krisis.
Karena
itu ayat ini berpesan : buatlah prisai antara diri anda dengan ujian dan
bencana dengan jalan memelihara hubungan harmonis dengan-Nya. Laksanakanlah
tuntunan-Nya dengan anjurkan pula orang lain berbuat kebaikan dan menjauhi
kemunkaran, karena jika tidak kita semua akan ditimpa bencana. Dalam konteks
ini Rasul saw memperingatkan :
“jika
ada masyarakat yang melakukan kedurhakaan, sedang ada anggotanya yang mampu
menegur atau menghalangi mereka, tapi dia tidak melakukannya, maka Allah swt
akan menjatuhkan bencana yang menyeluruh kepada mereka”.
HADIRIN RAHIMKUMULLAH
Dalam
menemukan Remaja dan pemuda yang sejati di tengah-tengah hiruk-pikuk
kemaksiatan yang dapat menjerumuskan kita ke lembah kenistaan, maka kita harus
menemukan metode yang efektif dalam mengarunginya. Dalam hal ini, Allah swt
mengajarkan dan memerintahkan kepada kita. Sebagaimana firman-Nya di dalam
surat ar-Ruum ayat 60 :
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ وَ لاَ
يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لاَ يُوقِنُونَ {60}
Artinya
: “Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan
sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat
Allah) itu menggelisahkan kamu.” (QS. Ar-Ruum : 60)
HADIRIN RAKHIMAKUMULLAH
Berdasarkan
firman Allah di atas, terdapat kata kunci yang paling ditekankan dengan kata
kerja perintah di dalamnya.
Adapun
kata kerja perintah yang ada di dalam ayat di atas adalah “ فاصبر ” yang berarti bersabarlah. Dan dalam hal
ini, Abdurrahman bin Nashir al-Su’udy menafsirkan kata di atas dengan sebutan :
فاصبر على ما أمرت به وعلى دعوتهم إلى الله ولو رأيت
منهم إعراضا
Artinya
: “bersabarlah terhadap apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan terhadap
apa yang dipanjatkan kepada Allah meskipun engkau dapatkan di antara mereka ada
yang membangkang”
Penjelasan
di atas menunjukkan betapa beratnya untuk menjadi mukmin yang sejati di dunia
ini, hingga Allah memerintahkan untuk selalu bersabar di dalamnya. Apalagi jika
dikaitkan dengan perkembangan zaman yang begitu cepat. Sebuah contoh adalah,
saat ini sebagian anak-anak muda kita terjerumus dan terlena dengan westernisasi,
kebarat-baratan. Orang barat merayakan valentine, kita ikut merayakan valentine.
Di bawah sinar remang-remang, disaat hujan rintik-rintik, angin menghembus
sepoi-sepoi basah duduk berdua. Masya Allah.
Oleh
karena itu, langkah apakah yang harus kita lakukan dalam rangka membangun
generasi bangsa yang berpribadian muslim sejati ? Dan siapakah yang berperan di
dalamnya ?
1.
Para orang tua, guru, dan pendidik, hendaknya memberikan bekal ilmu dan akhlaq
yang cukup bagi anak-anak, remaja, dan pemuda . Karena dengan ilmu dan akhlaq
yang dimiliki, mereka akan menjadi generasi yang “al-qawiy” yang kuat
bukan generasi yang “al-dha’if” atau generasi yang lemah.
2.
Para remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa, agar memiliki itikad
yang baik untuk dididik dan dibina, karena hal tersebut merupakan cikal bakal
keberhasilan untuk mewujudkan terbentuknya remaja dan pemuda yang sejati.
Karena apalah arti guru tanpa adanya murid. Dan apalah yang dapat dikerjakan
seorang murid tanpa adanya instruksi dan bimbingan dari guru. Oleh karena itu,
saling take and give akan membuahkan hasil yang berarti.
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Dan
pada akhirnya, dapat kita simpulkan bersama bahwa jika semua ikhtiyar ini sudah
kita lakukan, mudah-mudahan remaja dan pemuda kita bisa menjadi tumpuan,
harapan, dan cita-cita bagi bangsa kita. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya :
والله المستعان إلى احسن الحال
والسلا م عليكم ورحمة الله وبرمكاته
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله العزة الذى جئهم بكتاب فصلناه على علم هدى
ورحمة لقوم يؤمنون أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله
أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين {أما بعد}
WAHAI PENCINTA AL-QUR’AN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT
Albert
Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Relegion without
science is lame and science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu
adalah pincang dan ilmu tanpa agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa,
agama tidak hanya mendorong studi ilmiah, tapi juga menjadikan riset ilmiah
yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh kebenaran yang diungkapkan
melalui agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan sumber tunggal yang menjadikan
jawaban pasti dan akurat.
Selain
daripada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa membangun karakter bangsa
tanpa panduan agama tidak dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang
banyak waktu dalam mencapai hasil tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali
tidak memperoleh bukti yang meyakinkan. Ketika Nabi sampai di Madinah, ia
membuat sebuah perdaban baru yang kemudian memunculkan pengertian bahwa Islam
adalah sistem kepercayaan yang sistemik, tidak hanya berdimensi theological,
ritual, dan mistical tetapi juga berdimensi moral dan intelektual.
Secara
termonologi, Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang di turunkan kepada nabi
besar Muhammad saw, melalui wasilah malaikat jibril as untuk di syiarkan kepada
umat manusia yang salah satu fungsinya adalah “huda linnaas” petunjuk
bagi suluruh umat manusia di muka bumi ini. Said Nursi sebagai Renaissan
of Islam menyatakan, “Islam is the father of all the science and
al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah bapaknya seluruh ilmu
pengetahuan dan al-Qur’an adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah,
melalui penjelasan ini, maka pada kesempatan yang baik ini, kami akan membahas
tentang “MEMBANGUN KEPRIBADIAN BANGSA PERSPEKTIF AL-QURAN” dengan rujukan
al-Qur’an surat Ibrahim ayat 1 :
الر ج كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ
لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى
صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ {1}
Artinya
: “Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan
izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Terpuji.” (QS. Ibrahim)
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Prof.
Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa penjelasan
tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan menggunakan
bentuk jamak untuk kata (الظلمات) yang
berarti aneka gelap, sedang (النور) dengan berbetuk tunggal. Hal ini untuk
mengisyaratkan bahwa kegelapan itu bermacam-macam serta
beraneka ragam dan sumbernya pun banyak. berbeda dengan an-nuur
atau cahaya yang menerangai dan tidak pernah memberi gelap.
Penjelasan
tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan
bahwa antara al-Qur’an dengan membangun karakter bangsa terdapat hubungan yang
saling mengikat. Malik bin Nabi di dalam kitabnya Intaj al-Mustasyriqin wa
Atsaruhu fi al-Firy al-Hadits, menulis “Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan
masalah, serta sekumpulan metode yang dipergunakan menuju tercapainya masalah
tersebut.” Ini menunjukkan bahwa kemajuan membangun karakter bangsa tidak dapat
dinilai dengan apa yang dipersembahkannya kepada masyarakat, tetapi juga diukur
dengan wujudnya suatu iklim yang dapat mendorong kemajuan pembangunan karakter
bangsa itu termasuk al-Qur’an.
Al-Qur’an
merupakan firman Allah yang tidak mengandung kontradiksi. Al-Qur’anlah kitab
yang telah diturunkan oleh Allah kepada utusannya sebagai petunjuk. Al-Qur’an
adalah kitab terakhir dan berada dalam penjagan Allah swt. Oleh sebab itu, membangun
karakter bangsa akan berkembang cepat hanya apabila dituntun oleh
al-Qur’an, dan mengambil kebenaran darinya. Karena, hanya dengan demikian membangun
karakter bangsa mengikuti jalan Allah. Ketika jalan yang bertentangan
dengan agama diambil, para ilmuan menyia-nyiakan waktu dan sumberdaya, serta
menghalangi kemajuan membangun karakter bangsa. Demikianlah menurut Harun Yahya
dalam The Qur’an Leads the Way to Science.
Lalu
bagaimanakah dinamika keilmuan dalam menwujudkan kepribadian umat Islam saat
ini? Umat islam saat ini mengalami degradasi besar-besaran. Data Badan
Penelitian International menyebutkan, Israel yang notabene Yahudi dalam 1 juta
penduduk memiliki 1600 pakar pengetahuan, Amerika yang notabene Nasrani dalam 1
juta penduduk memiliki 160 pakar pengetahuan. Sedangkan Indonesia yang notabene
mayoritas muslim terbesar di dunia, dalam 1 juta penduduk hanya memilki 65
pakar yang muslimnya hanya 6 orang. Oleh karenanya, dalam bidang membangun
karakter bangsa dan teknologi, kita masih jauh tertinggal oleh
bangsa-bangsa lain. Kita jauh tertinggal dengan Amerika yang Protestanis, kita
jauh tertinggal oleh Korea yang Konfusianis Taois, bahkan kita jauh tertinggal
oleh Jepang yang Budhis Taois. Padahal 14 abad yang lalu kita telah
diperintahkan untuk membaca dan membangun karakter bangsa. Bacalah al-Qur’an
supaya hidup teratur, bacalah alam supaya lahir karya-karya luhur, dan baca
diri kita agar hidup tidak takabur, sebab membaca dalam Islam harus dibarengi
dengan serta diimbangi dengan :
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Artinya
: “Dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”
Akan
tetapi, untuk dapat memahami dengan jelas dan benar terhadap interpretasi
dari firman-firman Allah di dalam al-Qur’an, yang menjelaskan tentang korelasi
antara al-Qur’an dan meciptakan kepribadian bangsa, serta mengambil manfaat
darinya untuk menjadikannya sebagai contoh kepribadian bangsa, maka salah satu
yang harus dilakukan adalah dengan dapat memahami al-Qur’an secara tekstual
terlebih dahulu, yakni memahami al-Qur’an dari segi kebahasaan, dan bahasa
al-Qur’an adalah bahasa Arab. Sebagaimana Allah berfirman di dalam al-Qur’an
surat Thaha ayat 113 :
وَكَذَلِكَ أَنْزَلْنَاهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا
وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ الْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ
ذِكْرًا {113}
Artinya
: “Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami
telah menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman,
agar mereka bertakwa atau (agar) Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi
mereka.” (QS. Thaha)
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Di
dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan firman Allah di atas adalah :
ما حذروا به من أمر الله وعقابه ووقائعه بالأمم قبلهم
Artinya
: “Apa yang diperingatkan kepada mereka merupakan perintah Allah,
hukuman-Nya, dan ketetapan-ketetapannya terhadap umat-umat sebelum mereka.”
Hadirin,
memperhatikan penjelasan tersebut, maka jelaslah bahwa al-Qur’an benar-benar
merupakan landasan contoh kepribadian bangsa buat kita, hal ini juga bisa
dilihat dari ditemukanya kata-kata ilmu dalam berbagai bentuknya di dalam
al-Qur’an yang terulang sebanyak 854 kali supaya kita dapat belajar membangun
pribadi yang dimaksud.
Pada
akhirnya kami mengajak…Wahai saudara-saudaraku orang Semendo “ayo kite
jadikah al-Qur’an kandik pedoman hidup”, wahai saudara-saudaraku orang
Sunda “Hayu urang sami-sami ngajanten keun al-Qur’an kanggo tuntunan
kahirupan urang”, wahai saudara-saudaraku orang Lampung “Lapah gham
jadikon al-Qur’an sebagai pegungan ughi’ ”, wahai saudar-saudaraku orang
Solo “Sumonggo kulo lan panjenengan dadosaken al-Qur’an kagem tuntunangin
gesang”, wahai saudara-saudaraku orang Prancis “Allez utilisez
I’al-Qur’an pour le guide de notre vivre”, wahai saudara-saudaraku orang
Jepang “Jaa al-Qur’an wa wa watashitachi no kyoukashou ni narimashoo”.
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.
والله المستعان إلى احسان الحال
والسلا م عليكم ورحمة الله وبرمكاته
TOLERANSI LINTAS AGAMA
DALAM MEMBANGUN INDONESIA YANG HARMONIS DAN BERSAHAJA
Kerukunan berbangsa dan bernegara terusik oleh
hadirnya intoleransi dalam kehidupan beragama. Perusakan tempat ibadah umat
agama lain yang terjadi di banyak tempat menegaskan betapa toleransi lintas
agama masih menjadi barang mahal nun langka di negeri kita tercinta,
Indonesia. Terlepas apa yang menjadi motif perusakan itu, kita sepakat bahwa
tindakan tersebut seharusnya tidak terjadi di negeri yang menjunjung tinggi
kerukunan dalam beragama. Bukankah anarkisme –apalagi menyangkut agama yang
sangat sensitif– justru menahbiskan nafsu kebinatangan yang selaiknya dibuang
jauh-jauh dari benak manusia.
Sepertinya, kita perlu melirik falsafah –yang konon
milik– suku Bali (la’alla ash-shawāb). “Masjid adalah rumah kami,
namun digunakan oleh saudara kami yang beragama Islam.” Begitu sikap mereka
yang juga diterapkan kepada umat beragama selain Islam. Ungkapan di atas
menggambarkan betapa kerukunan antar umat beragama benar-benar terlihat dalam
keseharian mereka. Tidak ada sikap saling mencurigai apalagi saling mengintimidasi.
Justru, yang hadir di tengah-tengah kehidupan adalah kenyamanan dalam
keragaman. Inilah yang dalam istilah psikologi disebut ‘get comfortable in
paradox’. Sebuah kondisi jiwa yang mampu merasakan ketentraman meskipun
berada di tengah paradoksal kehidupan.
Berangkat dari paparan singkat di atas, dalam
kesempatan ini, izinkanlah kami membawakan pensyarahan Al-Qur’ān dengan judul:
“Toleransi Lintas Agama, dalam Membangun Indonesia yang Harmonis dan
Bersahaja”, dengan landasan Al-Qur’ān Surat al-An’ām [6] ayat 108 dan Surat
al-Mumtahanah [60] ayat 8.
Hadirin rahimakumullah,
Agama adalah perihal yang substansial dalam kehidupan
manusia. Sejak pertama terlahir ke dunia, manusia sudah terikat kontrak
ilahiyah untuk mengabdikan diri kepada Allāh SWT. Inilah yang menjadikan
manusia (selalu) mencari realitas kebenaran mutlak yang pada akhirnya akan
bertemu dengan Allāh SWT. Namun, dalam praktiknya tidak semua orang “diberi
hidayah” untuk memeluk Islam sebagai agama yang paling diridhai. Aneka agama
yang hadir di tengah-tengah kehidupan adalah bukti ketidaktunggalan hasil
pencarian agama masing-masing insan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam
konteks ini adalah kedewasaan sikap untuk tidak saling mencela sembahan umat
agama lain. Berkaitan dengan hal ini, Allāh SWT berfirman dalam surat al-An’ām
ayat 108 yang berbunyi:
Artinya: “Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang
mereka sembah selain Allāh, karena mereka nanti akan memaki Allāh dengan
melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami Jadikan setiap umat
menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka,
lalu Dia akan Memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. al-An’ām [6]: 108)
Hadirin rahimakumullah,
Mengenai ayat di atas, Ibnu Katsīr menjelaskan bahwa
Allāh melarang umat Islam untuk memaki tuhan orang-orang musyrik walaupun ada
nilai kemaslahatan dalam makian tersebut. Sebab, akan terdapat mafsadah/kerusakan
yang lebih besar yaitu sikap mereka yang memaki Tuhan orang-orang yang beriman.
Dengan adanya larangan tersebut, sikap saling menghargai antar pemeluk agama
seharusnya ditampilkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Banyak perkara
yang lebih besar yang sebenarnya dapat diselesaikan bersama, dengan
mengesampingkan latar belakang agama.
Tidak dapat dimungkiri bahwa Allāh memerintahkan umat
Islam untuk mengambil jarak demarkatif dengan non-muslim. Betapapun demikian,
menurut al-Ustādz asy-Syahīd Sayyid Quthb dalam kitabnya at-Tafsīr fi
Zhilālil Qurān, Allāh juga mengajarkan kepada umat Islam agar dalam
mengambil jarak tersebut dilakukan dengan beradap, penuh wibawa, dan penuh
harga diri. Hal ini adalah suatu sikap yang sesuai dengan statusnya sebagai
orang-orang yang beriman. Dalam konteks ini, nilai persamaan sebagai manusia
lebih dikedepankan. Sementara, agama boleh dikesampingkan dalam hubungan sosial
karena agama adalah wilayah individual.
Toleransi lintas agama adalah syarat mutlak untuk
menjalin kerukunan di tengah kehidupan bangsa yang beraneka ragam. Pluralitas
sendiri sebenarnya adalah sebuah keniscayaan yang sengaja diciptakan oleh Allāh
SWT. Dengan adanya keragaman, khususnya dalam masalah agama, kedewasaan sikap
menjadi tuntutan utama. Sebab, jika hal itu diabaikan maka akan menimbulkan
kekacauan (chaos) yang justru merusak tatanan kehidupan. Dengan hadirnya
toleransi –yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tasāmuh–, umat
beragama dapat hidup rukun berdampingan.
Hadirin rahimakumullah,
Islam adalah agama yang diturunkan kepada seluruh umat
manusia. Islam menjadi rahmat bagi semua manusia dan semesta alam. Artinya,
nilai-nilai kasih sayang dalam Islam tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam an
sich. Lebih dari itu, Islam adalah agama yang sejak awal bertujuan
menciptakan perdamaian dunia. Sikap saling menolong (ta’āwun), apalagi
menyangkut kemaslahatan bersama, bukanlah hal mustahil untuk dilakukan. Potret
kehidupan yang rukun –antara umat Islam dan non-muslim– ketika Nabi Muhammad
SAW hidup di Madinah menjadi preseden terbaik untuk mengaplikasikan nilai
kerahmatan Islam.
Islam sebenarnya membuka “keran” yang lebar bagi
umatnya untuk berbuat baik kepada umat agama lain. Betapapun agama mereka
berlainan, namun mereka tetaplah makhluk ciptaan Tuhan yang berhak atas
perlakuan baik selama hidup di dunia. Justru, ketika umat Islam bersikap
“sinis” kepada mereka akan menciderai substansi Islam itu sendiri. Islam tidak
menginginkan orang memeluk agama karena faktor keterpaksaan. Bukankah sudah
jelas bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Berkaitan dengan hal ini, marilah
kita simak firman Allāh dalam surat al-Mumtahanah [60] ayat 8, yang berbunyi:
Artinya: “Allāh tidak melarang kamu berbuat baik
dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama
dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allāh Mencintai
orang-orang yang berlaku adil.” (QS. al-Mumtahanah [60]: 8)
Hadirin rahimakumullah,
Dalam Tafsir al-Jalālain secara singkat
diartikan bahwa dhamīr “hum” dalam ayat di atas bermakna “al-kuffār”
(orang-orang kafir).
لاَ يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ وَلَمْ
يُخْرِجُوْكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ: أَيْ لَا يَنْهَاكُمْ عَنِ الْإِحْسَانِ إِلَى
الْكَفَرَةِ الَّذْيِنَ لَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ فِي الدِّيْنِ وَلَمْ يُظَاهِرُوْا
أَيْ يُعَاوِنُوْا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ كَالنِّسَاءِ وَالضعفَةِ مِنْهُمْ
Demikian Ibnu Katsir menerangkan dalam kitab tafsirnya.
Maksudnya adalah, (Allāh) tidak melarang umat Islam untuk berbuat baik kepada
orang-orang kafir yang tidak berniat membunuh dalam agama dan tidak
bersekongkol untuk mengusir umat Islam. Sebagai gambarannya dapat kita cermati dalam kisah
berikut. Asma’ binti Abu Bakar ash-Shiddīq menceritakan bahwa ibunya –yang
ketika itu masih musyrikah– berkunjung kepadanya, maka ia pergi menemui
Rasulullah bertanya: “Bolehkah saya menjalin hubungan dengan ibu saya?”
Nabi (kemudian) menjawab: “Ya! Jalinlah hubungan baik dengannya.” (HR.
Bukhari-Muslim)
Kata tabarrūhum (تَبَرُّوْهُمْ) dalam ayat
di atas, menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah, berasal dari kata
“al-birr” yang artinya adalah ‘kebajikan yang luas’. Dataran yang terhampar di
persada bumi ini dinamai “bar”, karena luasnya. Dengan pemahaman tersebut,
tercermin izin (justifikasi) melakukan aneka kebajikan bagi non-muslim, selama
tidak membawa dampak buruk bagi umat Islam. Sebagai penegasan, ternyata Islam
membukan jalan untuk berbuat ihsān kepada non-muslim. Kebaikan yang
dapat dilakukan sangatlah beragam sebagaimana penjelasan semantik di atas.
Dengan kebaikan yang disebarluaskan tersebut, toleransi akan dapat pula
terwujudkan.
Selanjutnya, kata tuqsithū (تُقْسِطُوْا), berasal
dari kata al-qisth, yang berarti adalah ‘adil’. Masih merujuk goresan
tinta Quraish Shihab, pakar tafsir dan hukum, Ibnu ‘Arabi sampai kepada
simpulan: “Tidak melarang kamu memberi (se)bagian dari harta kamu kepada
mereka.” Pertolongan yang boleh diberikan kepada non-muslim tidak hanya
berupa bantuan moril, tetapi dapat berbentuk materiil. Hal ini semakin membuka
jalan untuk bersama-sama berjuang mengentaskan kemiskinan bangsa. Lebih dari
itu, konsepsi ini berdampak positif terhadap kebersatuan bangsa dalam
menciptakan perekonomian yang adil dan berimbang.
Hadirin rahimakumullah,
Pentingnya membangun bangsa yang harmonis dan
bersahaja seharusnya menjadi kesadaran seluruh elemen bangsa. Dimana hal ini
baru dapat diwujudkan ketika seluruh elemen bangsa dapat berjabat-erat,
bersatu-padu, bergandengan-tangan, mewujudkannya dalam kehidupan bangsa yang
ber-bhinneka tunggal ika. Sekat agama yang seringkali dijadikan pembatas
ekstrim hendaknya dihindarkan untuk kebaikan bersama demi kemajuan bangsa.
Dengan demikian, Indonesia akan benar-benar menjadi bangsa yang harmonis dan
bersahaja. Harmonis adalah arti hadirnya kerukunan di tengah keberagaman.
Bersahaja dalam pengertian, berpegang teguh terhadap moralitas dan patut
menjadi teladan bagi bangsa lainnya.
Mengutip apa yang dituliskan oleh Marwan Ja’far dalam
sebuah opini di Harian Republika. “Kita perlu kembali pada prinsip umum
ajaran Islam (maqāshid al-syarī’ah) tentang eksistensi agama lain, yakni
pengakuan terhadap nilai-nilai kemanusian dan keabsahan de facto dan de
jure sebagai bagian integral dari sebuah komunitas. Hubungan muslim dan
pemeluk agama lain wajib dipandang sebagai anggota yang memiliki tanggung jawab
terhadap keutuhan komunitas.” Dalam konteks ini, toleransi bukan lagi
menjadi sesuatu yang dirindukan namun sudah menjadi bagian kehidupan bangsa.
Dengan demikian maka keharmonisan dalam kehidupan beragama akan terwujudkan.
Hadirin rahimakumullah,
Simpulan yang dapat kita petik dari pensyarahan
Al-Qur’ān di atas adalah sebagai berikut. Pertama, di tengah kehidupan
bangsa yang plural, toleransi menjadi pijakan utama untuk merajut persatuan dan
kesatuan. Ketika toleransi hilang dari tengah-tengah kehidupan maka yang
terjadi adalah sikap saling mencurigai yang berimbas pada ketidaknyamanan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, toleransi (tasāmuh)
dalam konteks agama Islam adalah bagian dari cara untuk membumikan nilai
kerahmatan Islam kepada semesta alam. Ketika hal ini dapat terwujudkan maka
kedamaian (peace) di bumi tercinta Indonesia akan menjadi sajian utama.
Sebagai penutup, jika toleransi lintas agama dapat
terjalin, impian untuk hidup di tengah bangsa yang harmonis dan bersahaja insyā
Allāh akan segera terwujudkan. Semoga Allāh memberikan kekuatan dan rahmat-Nya
kepada kita. Āmīn ya Mujība du’āi as-sāilīn. []
Wallāhu al-muwaffiq ila aqwami ath-tharīq. Wa huwa
al-hādiy ila shirāthil mustaqīm.
Keterangan: Naskah boleh digunakan untuk kepentingan apapun,
khususnya Musābaqah Syarhil Qur’ān dengan mencantumkan sumbernya. Jazakumullāh…
السلام عليكم
ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذى
ارسل رسولا مبشرين ومنذرين وداعيا إلى الله بإذنه وسراجا منيرا أللهم فصلى
وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين {أما بعد}
Hadirin Yang Berbahagia ….
Masa muda merupakan masa yang penuh
dengan harapan, penuh dengan cita-cita dan penuh dengan
romantika kehidupan yang sangat indah. Keindahan masa muda dihiasi dengan
bentuk fisik yang masih kuat, berjalan masih cepat, pendengaran masih akurat,
pikiran masih cermat, kulit wajah indah mengkilat, walaupun banyak jarawat,
tetapi tidak gawat karena masih banyak obat ditoko-toko terdekat, oleh karena
itu pantas bila para pemuda dan para remaja merupakan salah satu penentu maju
dan mundurnya suatu Negara.
Sebab terbukti sejak dahulu kala hingga saat ini dan sampai yang akan datang sesuai dengan fitrohnya pemuda dan remaja merupakan tulang punggung suatu Negara, penerus estafet perjuangan terhadap bangsanya. Sebagaimana syekh Mustofa al-Ghalayaini seorang pujangga Mesir berkata :
Sebab terbukti sejak dahulu kala hingga saat ini dan sampai yang akan datang sesuai dengan fitrohnya pemuda dan remaja merupakan tulang punggung suatu Negara, penerus estafet perjuangan terhadap bangsanya. Sebagaimana syekh Mustofa al-Ghalayaini seorang pujangga Mesir berkata :
أن فى يد الشبان أمر الأمة وفى أقدامها حيتها
“Sesungguihnya
pada tangan-tangan pemudalah urusan umat dan pada kaki-kaki merekalah terdapat
kehidupan umat”
Mengingat betapa pentingnya remaja dan pemuda sebagai
generasi penerus bangsa, maka pada kesempatan yang baik ini kami akan mengangkat tema mengenai “
Remaja Dan Pemuda Sebagai Generasi Penerus Bangsa ”, dengan landasan al-Qur’an surat an-Nisa ayat : 9
Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar”
Hadirin Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah…..
Imam Hafidz 'Imaduddin Abu Alfida Ibnu katsir dalam tafsir Alquranul 'Adhim
menyebutkan bahwa menurut riwayat Ibnu Abbas ayat ini turun berkenaan dengan
seorang orang tua yang mewasiatkan kepada anaknya wasiat yang akan membawa
kemudaratan bagi dia. Maka Alah Swt. Memerintahkan
kepadanya untuk merubah wasiatnya kepada ketakwaan kepada Allah dan kebaikan.
Hadirin, jika kita kaji lebih mendalam, ayat tersebut diawali dengan kalimat واليخش, secara semantik :
الواو
واوالعاطفة والام لام الآمر يخش فعل المضارع مجزوم بلام
Istinbatnya, واليخش adalah sighat amr, kaedah mengatakan :
الأصل في
الأمر للوجوب
“pada dasanya setiap perintah menunjukkan kewajiban”
Menurut ayat diatas jelas -
jelas Allah swt memperingatkan manusia supaya tidak meninggalkan generasi
penerus yang lemah baik fisik, mental ataupun intelektual, karna ini biasa
menyebabkan kemunduran. Apabila generasi muda yang ada sekarang maupun yang
akan datang mempunyai kelemahan dalam hal-hal tersebut. Maka bisa dipastikan
mereka mudah terhanyut dalam gelombang bencana kemerosotan moral yang
disebabkan oleh pergaulan yang semakin bebas serta penyalahgunaan media, karna
modal utama mereka dalam membentengi diri dari bencana tersebut adalah tingkat
intelektualitas serta pemahaman manfaat dan mudharat dari sebuah pergaulan dan
media sehingga hal ini biasa memudahkan remaja dan pemuda dalam proses
filtralisasi budaya sehingga mereka terbebas dari taqlid buta alias terbebas
dari budaya ikut-ikutan. Oleh
karena itu wajib bagi kami,
saya, saudara dan kita semua merasa takut jika meninggalkan anak-anak,
keturunan dan generasi yang lemah.
Prof. Dr. BJ. Habibi mengatakan setidaknya ada lima kelamahan yang harus kita hindari, yakni lemah harta, lemah fisik, lemah ilmu, lemah semangat hidup, dan yang sangat ditakutkan adalah lemah akhlak. Hadirin jika lima kelemahan ini melekat pada generasi-generasi remaja dan pemuda kita, saya yakin mereka bukan sebagai pelopor pembangunan melainkan sebagai firus pembangunan, penghambat pembangunan, bahkan penghancur pembangunan. Padahal hadirin…. dinegeri tercinta ini sejarah telah membuktikan sejak tahun 1908 masa kebangkitan nasional sampai menjelang detik-detik proklamasi dikumandangkan berbagai organisasi kepemudaan, seperti persatuan pelajar stofia, Trikoro Dharmo, Jong Islamanten Bond bahkan kita mengenal Budi Utomo tokoh pemuda kharismatik, mereka semua menjadi The Grand Old Man istilah bung Karno menjadi Stood Geeber bahkan menjadi The Founding Father pendiri, penggerak yang mampu merebut kemerdekaan.
Sejarah tersebut mengajarkan kepada kita semua selaku
remaja dan pemuda saat ini dan yang akan datang agar memiliki semangat juang
yang tinggi serta tanggung jawab yang penuh terhadap kelangsungan Nusa Bangsa
dan Agama yang kita anut saat ini, sebab سبان اليوم رجال الغد The Young today is The leader tomorrow pemuda
hari ini adalah jago-jagonya pemimpin yang akan datang.
Sebagai contoh bagi remaja dan pemuda sebagai generasi
penerus bangsa, mari kita renungkan firman Allah swt dalam al-Qur’an surat
al-Kahfi ayat : 13
Artinya : “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita
Ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka, dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk.”
Hadirin
Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah ….
Imam Ali as-Shabuni dalam kitab Sofwatut tafasir
memberikan syarahan terhadap ayat tersebut dengan redaksi :
نحن نقص عليك
يا محمد خبرهم العجيب على وجه الصدق بلا زيادة ولا نقصان
“yaitu kami kisahkan kepadamu wahai Muhammad berita
aneh mereka menurut perjalanan yang benar tidak ditambah dan tidak dikurangi
sedikitpun”.
Dengan demikian, ayat tersebut merupakan khabariyyah
ilahiyyah, suatu berita dari Allah swt. Isi beritanya adalah kisah tentang
pemuda Ashabul Kahfi. Ashabul kahfi dapat kita jadikan uswah, terutama bagi
remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa. Ashabul kahfi merupakan
symbol personifikasi pemuda-pemuda beriman dan teguh pendirian, kuat
mempertahankan iman, pemuda-pemuda gagah yang pandai pempertahankan akidah dan
pemuda-pemuda idaman pintar membela keyakinan. Mereka lebih baik mati berkalang
tanah dari pada mati bercermin bangkai.
Oleh sebab itu sebagai remaja dan pemuda selaku
generasi penerus bangsa mari kita singsingkan tangan, langkahkan kaki ke depan
berkerja, berkerja
dan berkerja. Jika sikap ini yang diaplikasikan oleh para remaja dan pemuda kita maka Allah
akan menjamin keberkahan bagi bangsa kita tercinta ini. Sebagaimana Dr.
Muhammad Sulaiman al-Asqori dalam zubdat at-Tafsir min Fathil Qadir menjelaskan
إعملوا ماشئتم berkerjalah sesuai dengan skil masing-masing.
Setidaknya ada lima olah yang harus kita kerjakan yakni olah rasa agar iman
melekat, olah rasio agar ilmu meningkat, oleh raga agar badan sehat, oleh usaha
agar ekonomi kuat, dan oleh kinerja agar produktifitas meningkat. Hadirin
jikalau lima potensi ini sudah melakat pada remaja dan pemuda sebagai generasi
bangsa maka generasi penerus bangsa dapat melanjutkan estafet perjuangan yang
meraih prestasi gemilang pada masa yang akan datang.
Hadirin
Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah ….
Dari uraian tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa
pemuda merupakan penerus estafet
perjuangan bangsanya maka soyogyanya pemuda harus memiliki semangat juang yang
tinggi serta tanggung jawab yang penuh terhadap kelangsungan Nusa, Bangsa dan
Agam. Hal ini juga menjadi tanggung
jawab kita bersama sapaya tidak meninggalkan generasi penerus yang lemah baik fisik, mental ataupun
intelektual.
Hadirin Yang Berbahagia,
Hidup Sendiri tanpa seorang
Kekasih
Cukup sekian dan Terimakasih.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Assalam,..uztad izin copas,..barakallah fi ilmi ustad
BalasHapusapa lo
Hapusterima kasih atas berbaginya..... izin copy.....
BalasHapusAssalamu'alaikum
BalasHapusizin copas ya
trims
assalamualaikum..wr..wb...izin copy y ustz....semoga alloh merahmati...amin...
BalasHapusTuan guru, mohon izin dicopas untuk latihan anak2 lomba pildacil sekolah.. barakallahu fiik..
BalasHapusassalamualaikum, subhannallah materinya sangat menarik, boleh copas ya ust...
BalasHapusAssalamualaikum wr. wr
BalasHapusIzin Copas ustadz semoga menjadi berkah
assalamualaikum ust, mohon diberi izin copas, semoga barokah d manfaat fiddunya wal akhiroh
BalasHapusAssalamualaikum. ijin copas kiyai. barokallah laka
BalasHapusAssalamu'alaikum ijin copas ust.
BalasHapusassalamualaikum. ini adalah materi yang saya cari, saya
BalasHapusizin copas ust.....
izin copas
BalasHapusAssalamualaikum ustadz. Ananda minta latar belakang naskahnya ustadz.untuk kpntingan lomba
BalasHapusSemoga barokah
Wassalamualaikum ustdz.
Kerennnn. Izin copas ya Ustadz.
BalasHapusIzin copi bos..
BalasHapusmohon izin kopi paste
BalasHapusmohon izin kopi paste
BalasHapusmantaf buya, izin copas
BalasHapusmohon izin mengcopy ,semoga bermanfaat
BalasHapustrimakasih
mOHON IZIN MENGKOPI, SEMOGA BERMANFAAT, JAZAKALLOH
BalasHapusizin copas ustadz
BalasHapusAssalamualaikum ustadz... mantap. Btw uztadz adakah text tentang keteladan akhlakul karimah bagi peserta didik?
BalasHapusasslmualikum,,izin copy,,abuya semoga bermanfa'at..amii n wasslama
BalasHapusAssalamu'alaikum,.. Ustadz izin copas, mudah"an bermanfaat, syukron katsir,.. Wassalamu'alaikum
BalasHapussangat membantu...
BalasHapustapi tolong halalkan copy paste nya yah
Assalamu'alaikum,, izin copas, smoga menjadi amal jariah buat ust.
BalasHapusAssalamu'alaikum. Afwan, Izin copas ya ustadz..
BalasHapusafwan, ada yg punya materi tentang KETERBUKAAN INFORMASI MENURUT AL QUAN??
BalasHapusKalau ada ane boleh minta ndak hehe
Assalamu'alaikum
BalasHapusterima kasih Buya
Izin Copas semoga menjadi berkah
ustad saya butuh bahan pidato; kewajiban menuntut ilmu dan pentingnya ilmu, sudi kiranya ustad membantu saya.
BalasHapusbuya dv izin copy dikit
BalasHapusbuya izin copas..
BalasHapusdi share lagi dong tentang islam rahmatan lil alamin
mohon inzin copas, sukronn
BalasHapusmohonn izn copas yaa
BalasHapussmga artikel dan ilmuny
lebih brrmanffat
minta izin buat dipake artikelnya boleh yaa ustadz , buat bahan dai
BalasHapussmga makin bermanfaat ilmunya
syukro katsiron
ustd izin copy ust
BalasHapusminta izin buat dipake artikelnya boleh yaa ustadz , buat bahan dai
BalasHapussmga makin bermanfaat ilmunya
syukro katsiron
minta izin buat dipake artikelnya boleh yaa ustadz , buat bahan dai
BalasHapussmga makin bermanfaat ilmunya
syukro katsiron
mohon izin copy yaa ustadz
BalasHapusmakasih semoga bermanfaat
Assalamualaikum
BalasHapusminta izin ya buya,mengcopy....
semoga bermanfaat ilmunya.
sukron katsiron
Bagus dan berguna sangat
BalasHapusAssalamualaikum, saya ijin copas ya ust. buya, untuk kepentingan lomba, semoga ilmunya bermanfaat, syukron..
BalasHapusAssalamualaikum ustadz. KAMI IJIN COPAS USTADZ.untuk kpntingan lomba
BalasHapusSemoga barokah
Wassalamualaikum ustdz.
Assalamualaikum
BalasHapusUstad mintak izin mengcopy..
Semoga menjadi amal ibadab ustad syukron..ustad
ijin meng kopi ustad.. mugi barokah manfaat
BalasHapusAssalamualaikum Ustadz, izin kopast,.
BalasHapusSemoga bisa bermanfaat bagi saya ustadz dan kita semua.
Terima ksih
izin copas ust
BalasHapussyukron
izin copas ust
BalasHapussyukron
assalamualaikum warahmatullah
BalasHapusizin copy paste
syukron
assalamualaikum , ijin copas , syukron
BalasHapussubhanallah, luar biasa.. izin copas
BalasHapusassalamualikum, izin copas ya ustadz. syukron.
BalasHapusAssalamualaikum ijin copas ustad
BalasHapusIZIN COPY USTADZ..
BalasHapusAssalamu'alaikum ustadz, idzin copas ustadz, syukron...
BalasHapusAssalamu'alaikum ustadz, idzin copas ustadz, syukron...
BalasHapusAssalamu'alaikum ustadz, idzin copas ustadz, syukron...
BalasHapusizin copas buya... jazakumulloh Ahsanal Jaza'..
BalasHapusassalamualaikum wr wb
BalasHapusmohon izin copy paste ustadz
Assalamualaikum izin copy paste
BalasHapusAssalamualaikum pak kyai. mohon izin copy paste untuk latihan anak-anak pengajian ceramah
BalasHapusAssalamualaikum kang, saya arif ijin pake naskah msq yang bapa buat, mohon ijinnya ya pak biar manfaat aamiin
BalasHapusAssalamu'alaikum izin copy ustadz buat belajar semoga bermanfaat dan semoga yang menulisnya mendapat barokah dari allah
BalasHapusAssalamualaikum ustadz izinkan saya untuk copy naskah ustadz untuk belajar semoga bermanfaat dan semoga ustadz selalu dalam lindungan-nya aamiin
BalasHapusMohon izin mengkopi semoga bermanfaat ustd🙏🙏
BalasHapusAssalamu'alaikum izin copas
BalasHapusassalamu'alaikum wr.wb. ustadz mohon izin kopas.
BalasHapusassalamu'alaikum wr.wb. ustadz permisi saya izin copas ya terimakasih
BalasHapusassalamu'alaikum kyai ijin copas. terima kasih
BalasHapusAda yang menjelaskan tentang maulid?
BalasHapusIzin cooas yah ustadz
BalasHapusIzin copas ya ustad...smg berkah sllu
BalasHapusIzin copas ustadz
BalasHapusAssalamualaikum, copypaste yaa ustadz
BalasHapusassalamu'alaikum ustadz saya izin mengkopi paste
BalasHapusAssalamu 'Alaikum Kyai......izin copy Pasti 🙏
BalasHapusAssalamu'alaikum, Izin Copas Ustadz🙏
BalasHapusAssalamualaikum izin ust utk copy
BalasHapusmohon izin copy Ustadz
BalasHapusAssalamu'alaikum mohon izin copy ustadz
BalasHapus