Khotbah Nikah
Di antara
tanda-tanda keagungan Allah ialah, Dia
menciptakan bagimu, dari jenismu
sendiri, pasang-pasangannya, supaya
kamu hidup tenteram bersamanya; dan dijadikan Allah bagimu cinta dan
kasih sayang. Sesungguhnya dalam hal itu ada
tanda-tanda bagi orang-orang yang
mau berfikir." (Q.S. 30: 21)
Ayat ini
ditempatkan Allah pada rangkaian ayat tentang tanda-tanda
kebesaran Allah di alam semesta -tentang tegaknya langit,
terhamparnya bumi, jatuhnya air hujan, gemuruhnya halilintar, dan keajaiban
penciptaan manusia. Dengan ayat ini Allah ingin
mengajarkan kepada kita betapa Ia dengan sengaja
menciptakan kekasih yang menjadi pasangan hidup
manusia.
Diciptakan
Allah bumi dengan segala yang ada di atasnya -samudera luas,
bukit tinggi, rimba belantara- untuk kebahagiaan manusia. Diedarkan Allah mentari, rembulan, dan gemintang; diturunkan-Nya hujan, ditumbuhkan-Nya pepohonan, dan
disirami-Nya tetanaman; semuanya
untuk kebahagiaan manusia.
Tetapi, Allah Yang Mahatahu memberikan lebih dari
itu. Diketahui-Nya getar dada kerinduan hati. Dia tahu
betapa sering kita memerlukan sese6rang yang mau
mendengar bukan saja kata yang diucapkan, melainkan juga
jeritan hati yang tidak terungkapkan; yang mau menerima segala
perasaan -tanpa pura-pura, prasangka, dan pamrih. Karena itu
diciptakan-Nya seorang kekasih. Allah tahu, pada saat kita diharubiru,
diempas ombak, diguncang badai, dan dilanda duka, kita
memerlukan seseorang yang mampu meniupkan kedamaian,
mengobati luka, menopang tubuh lemah, dan memperkuat hati -tanpa
pura-pura, prasangka, dan pamrih. Karena itu diciptakan-Nya
seorang kekasih. Allah tahu, kadangkadang kita berdiri
sendirian lantaran keyakinan atau mengejar impian. Kita
memerlukan seseorang yang bersedia berdiri di samping
kita- tanpa purapura, prasangka, dan pamrih. Karena itu
diciptakanNya seorang kekasih.
Supaya
hubungan antara pencinta dan kekasihnya itu menyuburkan
ketenteraman, cinta, dan kasih sayang, Allah menetapkan suatu ikatan suci, yaitu, akad nikah. Dengan dua kalimat yang sederhana -
ijab dan kabul- terjadilah perubahan besar: yang haram
menjadi halal, yang maksiat menjadi ibadat, kekejian
jadi kesucian, dan kebebasan menjadi tanggung
jawab.
Maka nafsu pun berubah menjadi cinta dan kasih sayang. Begitu
besarnya perubahan ini sehingga AlQur'an
menyebut akad nikah sebagai mistaqan
ghalizha (perjanjian yang berat). Hanya tiga kali kata ini
disebut dalam Al-Qur'an. Pertama, ketika Allah membuat perjajian dengan para Nabi --dengan.Nuh, Ibarahim, Musa, Isa, dan Muhammad Saw. (Q.S. 33: 7).
Kedua, ketika Allah mengangkat
Bukit Thur di atas kepala bani
Israil dan menyuruh mereka bersumpah
setia di hadapan Allah (Q.S. 4:
154). Dan ketiga, ketika Allah
menyatakan hubungan pernikahan.
.
Saudara-saudariku,
Karena
itu, peristiwa yang baru saja terjadi ini bukanlah
peristiwa kecil di hadapan Allah. Akad nikah
yang baru saja anda lakukan berdua sama tingginya
dengan perjanjuan para rasul, sama dahsyatnya
dengan perjanjian bani Israil di bawah Bukit Thur yang bergantung di atas
kepala mereka. Peristiwa akad nikah tidak
saja disaksikan oleh kedua orang tua,
saudara-saudara, dan sahabat-sahabat anda,
tetapi juga disaksikan oleh para malaikat di langit yang tinggi, dan terutama
sekali disaksikan oleh Allah Penguasa
alam semesta.
Bila anda sia-siakan perjanjian ini, bila anda ceraikan
ikatan yang sudah terbuhul, bila anda putuskan janji
yang sudah terpatri, anda bukan saja harus bertanggung
jawab kepada mereka yang hadir saat ini. Anda juga harus bertanggung jawab di hadapan Allah
Robbul 'alamin.
Rasulullah Saw bersabda:
"Laki-laki adalah pemimpin
di tengah keluarganya, dan ia harus
mempertanggungjawkan kepemimpinannya. Wanita adalah
pemimpin di rumah suaminya, dan ia harus mempertanggung
jawabkan kepemimpinannya. "
(H.R. Bukhari Muslim)
Karena itu, Rasulullah mengukur baik-buruknya seseorang dari cara dia memperlakukan keluarganya.
"Yang paling baik di antara
kamu adalah yang paling baik dan paling lembut
terhadap keluarganya. "
Mengapa
Allah dan Rasul-Nya mewasiatkan agar kita memelihara akad nikah
yang suci ini? Mengapa kebaikan manusia diukur dari
cara memperlakukan keluarganya? Mengapa suami dan istri harus mempertanggungjawabkan
peran yang dilaksanakan mereka di hadapan Allah? Jawabnya
sederhana: Karena Allah tahu bahwa kebahagiaan dan penderitaan
manusia sangat bergantung pada hubungan mereka
dengan orang-orang yang dicintai mereka, yakni
dengan keluarganya. "Bila di dunia ini ada surga,"
kata Marie von Ebner-Eschenbach, "surga itu ialah pernikahan yang
bahagia." Tetapi, bila di dunia ini ada neraka, nereka
itu adalah pernikahan yang gagal. Para psikolog
menyebutkan persoalan rumah tangga sebagai
penyebab stress yang paling besar dalam hidup manusia!
Karena
itulah, Islam dengan penuh perhatian mengatur urusan rumah
tangga. Sebuah ayat pernah diturunkan dari langit hanya untuk mengatur urusan pernikahan
antara Zainab dan Zaid bin Haritsah. Sebuah surat turun untuk mengatur urusan rumah
tangga seluruh kaum Muslimin. Ribuan tahun yang silam, di
Padang Arafah, di hadapan ratusan ribu umat
Islam yang pertama, Rasulullah Saw menyampaikan khotbah perpisahan.
Perhatikanlah apa yang diwasiatkanny a pada hari itu:
"Wahai
manusia, takutlah kepada Allah akan urusan
wanita. Sesungguhnya kamu telah mengambil mereka sebagai istri dengan amanat
Allah. Kami halalkan kehormatan mereka dengan kalimah Allah.
Sesungguhnya kamu mempunyai hak atas istrimu, dan
istrimu pun mempunyai hak atas kamu. Ketahuilah, aku
wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik terhadap istri
kalian. Mereka adalah penolong kalian. Mereka
tidak memilih apaapa untuk dirinya, dan kamu pun
tidak memilih apa-apa dari diri mereka selain
itu. Jika mereka patuh kepadamu, janganlah kamu
berbuta aniaya terhadap mereka. "
(H.R. Muslim dan Turmudzi)
Izinkanlah saya menyampaikan amanat, pertama kepada
Saudara yang kini harus memikul wasiat nabi pada Haji Wada'.
Saudaraku,
pagi ini, dengan nikmat dan inayat Allah Swt, anda sampai pada saat yang paling
indah, paling bahagia, tetapi juga paling mendebarkan dalam kehidupan anda.
Saat paling indah, sebab mulai pagi ini cinta tidak lagi berbentuk impian dan
khayalan. Saat yang paling bahagia, sebab akhirnya anda berhasil mendampingi
wanita yang anda cintai. Saat yang paling mendebarkan, sebab mulai saat ini
anda memikul amanat Allah untuk menjadi pemimpin keluarga.
Kalau pada
saat ini dada anda berguncang, darah anda berdebur, dan suara anda bergetar,
itu adalah pertanda anda tengah memasuki babak baru dalam kehidupan anda.
Dahulu anda adalah manusia bebas yang boleh pergi sesuka anda. Tetapi, sejak
pagi ini, bila anda belum juga pulang setelah larut malam, di rumah anda ada
seorang wanita yang tidak bisa tidur karena mencemaskan anda. Kini, bila
berhari-hari anda tidak pulang tanpa berita, di kamar anda ada seorang
perempuan lembut yang akan membasahi bantalnya dengan linangan air mata.
Dahulu, bila anda mendapat musibah, anda hanya mendapat ucapan "turut
berduka-cita" dari sahabat-sahabat anda. Tetapi kini, seorang istri akan
bersedia mengorbankan apa saja agar anda meraih kembali kebahagiaan anda.
Anda sekarang mempunyai kekasih yang diciptakan Allah untuk berbagi suka dan
duka dengan Anda.
Saudaraku, wanita
yang duduk di sisi anda bukanlah segumpal daging yang dapat anda kerat dengan semena-semena, dan bukan pula budak belian yang dapat anda perlakukan sewenang-wenang. Ia adalah wanita yang dianugerahkan Allah untuk membuat hidup anda lebih indah dan lebih bermakna.
Ia adalah amanat Allah yang akan
anda pertanggungjawabkan di
hadapan-Nya:
"Ada dua dosa yang akan
didahulukan Allah siksaannya di dunia ini juga,
yaitu al-baghyu dan durhaka kepada orangtua. " (H.R.
Turmudzi, Bukhari, dan Thabrani)
Al-Baghyu adalah
berbuat sewenang-wenang, berbuat zalim dan menganiaya orang
lain. Dan al-baghyu yang paling dimurkai Allah ialah
berbuat zalim terhadap istri sendiri. Termasuk al-baghyu ialah
menelantarkan istri, menyakiti hatinya, merampas kehangat
cintanya, merendahkan kehormatannya, mengabaikannya dalam
mengambil keputusan, dan mencabut haknya untuk memperoleh kebahagiaan hidup
bersama anda. Karena itulah Rasulullah Saw mengukur tinggi-rendahnya martabat
seorang lakilaki dari cara ia bergaul dengan istrinya. Nabi
Saw bersabda:
"Tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang
mulia. Tidak merendahkan wanita kecuali lakilaki yang rendah juga. "
Rasulullah adalah manusia paling mulia. Dan Aisyah
bercerita bagaimana Rasul memuliakannya;
"Di rumah," kata Aisyah,
"Rasulullah melayani keperluan istrinya -memasak,
menyapu lantai, memerah susu, dan membersihkan pakaian."
Dia memanggil istrinya dengan gelaran yang baik.
Setelah Rasulullah Saw meninggal dunia, ada beberapa
orang menemui Aisyah, memintanya agar menceritakan perilaku
Nabi Saw. Aisyah sesaat tidak menjawab permintaan
itu. Air matanya berderai. Kemudian, dengan nafas panjang, ia
berkata, "Kana kullu amrihi ajaba. " (Ah... semua
perilakunya indah.) Ketika didesak untuk menceritakan
perilaku Rasul yang paling mempesona, Aisyah kemudian
mengisahkan bagaimana Rasul yang mulia bangun di tengah
malam dan meminta izin kepada Aisyah untuk salat malam.
"Izinkan aku menyembah Tuhanku," ujar
Rasulullah Saw kepada Aisyah."
Bayangkan, Saudara, sampai untuk salat malam saja
diperlukannya izin istrinya. Di situ berhimpun kemesraan,
kesucian, kesetiaan, dan penghormatan.
Saudaraku,
kalau saya harus menyimpulkan nasihat saya kepada anda,
saya hanya ingin mengatakan: Muliakan istri anda begitu
rupa sehingga kelak, bila Allah menakdirkan anda meninggal
lebih dahulu, lalu kami tanyai istri anda tentang perilaku anda, ia akan menjawab seperti Aisyah: "Ah...
semua perilakunya indah,
menakjubkan."
Saudaraku,
dengan izin anda, perkenankanlah saya sekarang menyampaikan wasiat
Rasulullah Saw kepada wanita di samping anda.
Rasul yang mulia bersabda:
"Seandainya
aku boleh memerintahkan manusia bersujud
kepada manusia lain, akan aku perintahkan
istri untuk bersujud kepada suaminya karena
besarnya hak suami yang dianugerahkan Allah
atas mereka (H.R. Abu Dawud, Al-Hakim, dan
At-Turmudzi)
Banyak
istri menuntut agar suaminya membahagiakan mereka. Jarang
terpikirkan bagaimana ia berusaha membahagiakan suami.
Cinta dan kasih sayang tumbuh dalam suasana "memberi",
bukan "mengambil". Cinta adalah sharing
-saling berbagi. Anda
tidak akan memperoleh cinta kalau yang anda tebarkan
adalah kebencian. Anda tidak akan memetik kasih
sayang kalau yang anda tanam adalah kemarahan. Anda tidak akan meraih
ketenangan bila yang anda suburkan dendam dan
kekecewaan.
Saudariku,
anda boleh memberi apa saja yang anda miliki. Tetapi, buat suami
anda, tidak ada pemberian istri yang paling membahagiakan selain hati yang selalu siap berbagi kesenangan dan penderitaan. Di luar rumah, suami anda boleh jadi diguncangkan dengan berbagai kesulitan. Di luar,
ia menemukan wajah-wajah tegar,
mata-mata tajam, ucapan yang kasar,
dan pergumulan hidup yang berat. Ia
ingin ketika ia pulang ke rumah, di situ ditemukannya wajah yang ceria, mata yang sejuk, ucapan yang lembut, dan berlindung di dalam kateduhan kasih sayang anda. Seperti cerita putri salju-nya
Andersen, suami anda ingin mencairkan seluruh beban jiwanya dengan kehangatan air mata yang terbit dari samudera kasih sayang anda.
Rasul yang mulia bersabda: .
"Istri
yang paling baik ialah yang membahagiakanmu
bila kamu memandangnya, yang mematuhimu
bila kamu menyuruhnya, dan memelihara kehormatan dirinya dan hartamu bila kamu
tidak ada." (H.R. Thabrani)
Rasul
yang mulia bersabda bahwa surga terletak di bawah
telapak kaki kaum ibu. Apakah rumah tangga yang anda bangun
hari ini akan menjadi surga atau neraka, bergantung kepada anda sebagai ibu rumah
tangga. Rumah tangga akan menjadi surga bila di situ anda hiaskan kesebaran,
kesetiaan, dan kesucian, Allah berfirman:
"(Wahai
kaum wanita), ingatlah ayat-ayat Allah dan al-hikmah yang dibacakan
di rumah-rumah kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Penyayang dan Maha Mengetahui." (Q.S. 33: 34)
Saudariku,
kelak bila perahu rumah tangga anda bertubrukan dengan
kerikil tajam, bila impian remaja telah berganti menjadi
kenyataan yang pahit, bila bukit-bukit harapan diguncang
gempa cobaan, kami ingin melihat anda tetap teguh di samping suami anda. Anda tetap tersenyum walaupun langit makin mendung.
Pada saat seperti itu mungkin tidak ada yang
paling menyejukkan suami anda selain melihat pemandangan
yang mengharukan. Ia bangun di malam hari. Didapatinya anda
tidak ada di sampingnya. Tetapi, kemudian ia dengar
suara yang dikenalnya betul. Di atas sajadah atau di atas lantai
yang dingin, ia menyaksikan seorang wanita bersujud. Suaranya gemetar.
Ia sedang bermohon agar Allah menganugerahkan
pertolongan bagi suaminya. Pada saat
seperti itu suami anda akan mengangkat tangan . ke langit, dan bersamaan
dengan tetes-tetes air matanya ia
berdoa: "Ya Allah, karuniakan kepada kami istri dan keturunan yang menenteramkan hati kami, dan jadikanlah kami penghulu orang-orang yang takwa."
Pernah suatu saat Aisyah bercerita l'Madijah meninggal
dunia:
"Hampir
setiap kali Rasulullah Saw akan keluar rumah, beliau menyebut Khadijah seraya
memujinya. Sehingga, pada suatu hari, ketika beliau menyebutnya
lagi, timbul rasa cemburuku, dan kukatakan
kepadanya: Bukankah ia hanya seorang wanita
yang sudah tua, sedangkan Allah telah memberi
anda pengganti yang lebih baik daripada dia?
Mendengar itu Rasulullah Saw kelihatan amat marah,
sehingga bagian depan rambutnya bergetar karenanya.
Lalu beliau berkata: Tidak, demi Allah! Aku tidak
mendapat pengganti yang lebih baik daripada dia...!
Dia beriman kepadaku ketika orang-orang
lain masih dalam kekafiran. Dia menaruh
kepercayaan padaku ketika orang lair. mendustakanku.
Dia membantuku dengan harta ketika tidak seorang pun
selain dia bersedia memberiku sesuatu. Dan Allah telah
menganugerahkan keturunanku darinya, dan tidak
dari istri-istriku yang lain. " (Al-Hadis)
Saudariku,
andaikan ditakdirkan Allah anda meninggal dunia lebih dulu,
lalu kami menemui suami anda, dan kami tawarkan pengganti
anda, pada saat itu suami anda akan bergetar marah dan, seperti Rasul
yang mulia, ia berkata, "Demi Allah, tidak ada yang
dapat menggantikan dia. Dia yang memperkuat hatiku
ketika aku hampir putus asa. Dia mempercayaiku
ketika semua orang menjauhiku. Dia memberiku
ketulusan hati ketika semua orang mengkhianatiku."
Bila itu yang terjadi, berbahagialah anda, saudariku, karena
Rasulullah Saw bersabda:
,,.
"Bila
seorang wanita meninggal dunia, sedangkan suaminya
rida sekali dengan tingkah takunya ketika ia masih hidup, maka wanita itu
masuk surga. "
Saudara-saudariku, hadirin dan hadirat,
Marilah
kita antarkan kedua mempelai pada kehidupan mereka
yang baru. Kepada mereka berdua ingin kita amanatkan firman
Allah Swt:
"Berbekallah kalian, sesungguhnya
bekal yang paling baik ialah takwa." (Q.S. 2:
197)
Ya Allah,
pagi ini dua hamba-Mu yang dhaif mematri
janji di hadapan kebesaran-Mu, Kami tahu, tidak
mudah bagi mereka untuk memelihara ikatan suci ini
dalam naungan rida dan maghfirah-Mu. Kami
tahu, amat berat bagi mereka untuk mengayuh perahu
rumah tangga mereka menghadapi taufan godaan di hadapan mereka.
Karena itulah kami datang memohon rahman dan rahim-Mu.
Tunjukilah
mereka jalan yang lurus, jalan orangorang yang telah Engkau
anugerahkan kenikmatan, bukan jalan orang-orang yang
tenggelam dalam kesesatan. Sinarilah hati mereka
dengan cahaya petunjukMu. Terangilah jalan mereka dengan
sinar taufik-Mu. Kalau Engkau berkenan menganugerahkan nikmatMu.
Terangilah jalan mereka dengan sinar taufik-Mu. Kalau
Engkau berkenan menganugerahkan nikmat-Mu atas
mereka, bantulah mereka untuk banyak berzikir dan
bersyukur atas nikmat-Mu. Hindarkan mereka dari kealpaan
orang-orang yang terlena dalam kemewahan dunia.
Lembutkan mereka untuk merasakan curahan rahmat-Mu.
Bimbinglah mereka untuk membahagiakan anugerah-Mu kepada
hamba-hamba-Mu.
Bila
Engkau berkenan memberikan ujian atas mereka, berikan bagi mereka keteguhan
hati dan kesabaran, lalu bangunkan mereka di tengah keheningan malam. Gerakkan bibir-bibir mereka untuk menyebut nama-nama-Mu yang suci. Basahkan sajah mereka dengan air mata kekhusyuan ketika mereka merintih di hadapan rahman-rahim-Mu. Dan jadikan saat-saat seperti ini sebagai saat yang paling
menenteramkan hati mereka.
Ya Allah, tunjukkan kepada mereka jalan yang benar itu benar, dan berikan kepada mereka kemampuan untuk mengikutinya. Dan tunjukkan kepada mereka jalan yang sesat itu sesat, dan berikan kepada mereka kemampuan untuk menjauhinya.
Ya Allah, mereka telah berniat untuk melaksanakan amanat-Mu dengan seluruh kemampuan mereka. Cintakan iman pada mereka, dan hiaskan iman itu pada jantung mereka. Bencikan mereka akan kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan. Jadikan mereka
di antara orang-orang yang mendapat
hidayah-Mu.
Ya Allah, indahkan rumah mereka dengan kalimat-kalimat-Mu yang suci. Suburkan mereka dengan keturunan yang membesarkan asma-Mu. Penuhi hidup mereka dengan amal saleh yang Engkau ridai.
Jadikan mereka, ya Allah, teladan
yang indah . bagi manusia.
Ya Allah, damaikanlah pertengakaran di antara kami, pertalikan hati kami, dan tunjukkan kepada kami
jalan keselamatan. Selamatkanlah kami dari kegelapan
kepada cahaya. Jauhkan kami dari kejelekan
-yang tampak maupun yang tersembunyi. Ya Allah,, berkatilah
pendengaran kami, penglihatan kami,
hati kami, suami (istri) kami, keturunan kami, dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Maha . Pengampun
dan Maha Pengasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar