BUYA MUDO RASIDIN

Anda Bertanya, Buya Menjawab

Religius, Cultural, dan Rasional

Senin, 02 Desember 2013

Kumpulan Resume Mahasiswa Matakuliah Psikologi Perkembangan



Bagian 1

PENGANTAR PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

1.       Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan pada prinsipnya merupakan cabang dari psikologi. Psikologi sendiri merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu “psychology”, istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa Yunani “psyche” yang berarti ruh atau jiwa, dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah”psychology” berarti ilmu jiwa.
Sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan psikologi kemudian mempunyai cabang-cabang, karena terdapat perbedaan-perbedaan lapangan yang dipelajari. Dari sekian banyak cabang psikologi itu., salah satunya yang akan dibahas adalah mengenai psikologi perkembangan, yaitu psikologi yang menitikberatkan pembahasan dan penelitian pada proses-proses dasar dan dinamika perilakumanusia dalam berbagai  tahap kehidupan, mulai dari masa konsepsi hingga meninggal dunia.
Menurut Linda L. Davidoff (1991), psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia yang biasanya dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati.
Richard M. Lerner (1976) merumuskan psikologi perkembangan  sebagai pengetahuan yang mempelajari  persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenetic, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam struktur jasmani, perilaku maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya yang dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.
Hakikat Perkembangan
            Istilah “perkembangan” dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya, di antaranya pertumbuhan, kematangan dan perubahan.
a.       Perkembangan (Development)
Perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan dan belajar.
Perkembangan manghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak malalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
b.      Pertumbuhan (growth)
Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan.  Pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur.
Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap dan kemudian mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia.  Dengan demikian istilah “pertumbuhan” lebih cendrung merujuk pada kemampuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya. Sedangkan istilah “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang  melaju terus sampai akhir hayat. 

c.       Kematangan (maturation)
Pertumbuhan dan perkembangan rohani yang disebutkan di atas, sebenarnya merupakan satu kesatuan dalam diri manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain. Laju perkembangan rohani dipengaruhi oleh laju perkembangan jasmani, demikian sebaliknya.  Pertumbuhan dan perkembangan itu pada umumnya berjalan selaras  dan pada tahap-tahap tertentu mengahasilkan suatu “kematangan”, baik kematangan jasmani maupun  kematangan mental.
Istilah “kematangan” yang dalam bahasa Inggris disebut dengan maturation sering dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Kematangan itu sendiri merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir , timbul dan bersatu dengan pembawaanya serta turut mengatur pola perkembanagn tingkah laku individu. Meskipun demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai factor keturunan atau pembawaan, karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa `tertentu.
 
2.    Tujuan Psikologi Perkembangan
Menurut Mussen, Conger dan Kagen, dewasa ini psikologi perkembangan lebih menitikberatkan pada usaha-usaha mengetahui sebab-sebab yang melandasi terjadinya pertumbuhan dan perkembangan manusia., sehingga menimbulkan perubahan-perubahan. Oleh sebab itu tujuan psikologi  perkembangan meliputi:
1.        Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan dalam lingkungan sosial budaya mana saja.
2.       Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu.
3.       Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
4.      Mempelajari penyimpangan pada tingkah laku yang dialami seseorang.

3.    Isu-isu Penting Dalam Psikologi Perkembangan
Dalam studi psikologi perkembangan terdapat berbagai teori yang berbeda-beda, baik dari segi isi maupun pembahasan. Meskipun terdapat berbagai teori yang berbeda-beda, namun menurut Miller (1993) studi psikologi perkembangan yang dilakukan pada dasarnya mengacu pada 4 isu utama, yaitu:
1.       Sifat dasar manusia
Pandangan para ahli tentang perkembangan, erat sekali kaitannya dengan pandangannya mengenai sifat dasar manusia. Selanjutnya, pandangan ahli tentang hakikat atau sifat dasar manusia ini erat pula kaitannya dengan pandangan mereka tentan dunia atau pandangan merekja tentang bagaiana alam semesta berproses. Dalam hal ini terdapat 3 pandangan dasar mengenai sifat dasar manusia, yaitu:
a.       Pandangan mekanistik
Berdasarkan pandangan ini, maka ahli psikologi perkembangan memandang manusia sebagai robot yang pasif yang digerakkan oleh daya yang berasal dari luar dirinya. Perkembangan manusia dianggap sebagai kegiatan yang disebabkan oleh daya dan kejadian pada lingkungan yang ada disekelilingnya. Lingkungan hidup manusia adalah lingkungan yang ada disekelilingnya dan yang mempunyai arti untuk kepentingan hidupnya.

b.      Pandangan organismik
Menurut pandangan ini, manusia pada hakikatnya bersifat aktif, keutuhan yang terorganisasi dan selalu berubah dari satu arah kea rah tertentu, bukan perubhan yang bersifat acak. Manusia menjadi sesuatu karena hasil apa yang dilakukannya sendiri, karena hasil mempelajari.
c.       Pandangan kontekstualis 
Menurut pandangan ini tindakan atau aktivitas manusia selalu merupakan tindakan atau aktivitas manusia selalu merupakan tindakan mengenai sesuatu, dengan sesuatu, terhadap sesuatu, dalam suatu situasi pada suatu waktu tertentu.

2.       Apakah perkembangan bersifat kuantitatif dan kualitatif?
Isu kedua dalam psikologi perkembangan adalah apakah perkembangan itu bersifat kualitatif atau kuantitatif. Perubahan kualitatif dapat diartikan sebagai perubahan dalam jenis atau tipe. Perubhan kualitatif biasanya melibatkan perubhan struktur atau organisasi.
Sementara itu perubahan kuantitatif adalah perubhan yang menyangkut jumlah, frekuensi atau derajat, antara lain menyangkut efisiensi dan konsistensi.

3.       Bagaimana “nature” dan “nurture” memberikan kontribusi pada perkembangan?
Nature (alam sifat dasar) dapat diartikan sebagai sifat khas seseorang yang dibawa sejak kecil atau yang diwarisi sebagai sifat pembawaan. Sedangkan nurture (pemeliharaan, pengasuhan) dapat diartikan sebagai factor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak masa pembuahan sampai selanjutnya.
Dalam sejarah psikologi perkembangan, isu nature dan nurture ini telah menjadi perdebatan sejak lama, hingga sekarang. Kontroversi nature dan nurture ini dimulai sejak zaman Yunani ketika para filosof mempertanyakan apakah ide-ide itu dibawa sejak lahir atau diperoleh melalui pengalaman indera.
Anastasi mengemukakan bahwa pengaruh keturunan terhadap tingkah laku selalul terjadi secara tidak langsung. Tidak ada satupun fungsi-fungsi psikis yang secara langsung diturunkan oleh orang tua terhadap anaknya. Dengan demikian pengaruh keturunan selalu membutuhkan perantara atau perangsang yang terdapat dapat lingkungan.
Hebb (1980) juga meyakini bahwa nature dan nurture merupakan jalinan yang tidak bisa dipisahkan dan terlibat sepenuhnya dalam setiap proses perkembangan . bahkan menurut Hebb, perilaku ditentukan 100% oleh factor keturunan dan 100 % oleh factor lingkungan. Factor keturunan yang sama memperlihatkan perilaku yang berbeda dalam lingkungan yang berbeda. Demikian juga dalam lingkungan yang sama menunjukkan efek yang berbedaterhadap individu yang mempunyai factor keturunan yang berbeda.

4.      Esensei Perkembangan
Dalam hal ini terdapat beberapa unit analisis tentang apa yang berkembang, diantaranya struktur kognitif, struktur psikis, strategi proses informasi, penentuan pola tindakan.






Bagian 2
TEORI DAN METODE PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

A.TEORI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Menurut pengertian yang paling umum, teori merupakan lawan dari fakta. Chaplin (2002) medefinisikan teori sebagai “ satu prinsip umum yang dirumuskan untuk menjelaskan sekelompok gejala yang berkaitan”.
            Dalam pembahasan tentang perkembangan manusia terdapat banyak teori. Berikut ini akan diuraikan secara singkat beberapa teori perkembangan yang umum dibahas dalam literature psikologi perkembangan, di antaranya : psikodinamik, kognitif, teori kontekstual, serta teori behavior dan belajar social.



1. Teori Psikodinamik
Teori Psikodinamik adalah teori yang berupaya menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang sangat diutamakan dalam teori ini ialah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori Psikodinamik dalam psikologi perkembangan banyak dipengaruhi Sigmund Freud dan Erik Erikson.

  1. Teori Psikoseksual Freud
Sigmund Freud ( 1856-1939 ) merupakan pelopor teori psikodinsmik. Teori yang dikemukakan Freud berfokus pada masalah alam bawah sadar, sebagai salah satu aspek kepribadian seseorang. Penekanan Freud pada alam bawah sadar berasal dari hasil pelacakannya terhadap pengalaman-pengalaman pribadi para pasiennya, di mana ditemukan bahwa peristiwa –peristiwa yang terjadi pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi kehidupan pasien dimasa-masa selanjutnya.Freud yakin bahwa kepribadian manusia memiliki 3 struktur penting, yaitu id, ego, dan superego.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa id, ego, dan superego adalah suatu konsep yang dikembangkan Freud untuk menjelaskan kompunen-kompunen perkembangan biologis, psikologis, dan social. Ketiga kompunen kepribadian ini berkembang melalui tahap-tahap perkembangan psikoseksual. Freud menggunakan isttilah “ seksual “ untuk segala tindakan danpikiran yang memberi kenikmatan atau kepuasan, dan istilah “ psikoseksual “ digunakan untuk menunjukan bahwa proses perkembangan psikologis ditandai dengan adanya libido yang dipusatkan pada daerah-daerah tubuh tertentu yang berbeda-beda. Freud yakin bahwa perkembangan manusia melewati 5 tahap perkembangan psikoseksual dan bahwa setiap tahap perkembangan tersebut individu mengalami kenikmatan pada satu bagiab tubuh lebih dari pada bagian tubuh lainnya.

  1. Teori Psikososial Erikson
Erik Erikson ( 1902-1994 ) adalah salah seorang teoritisi ternama dalam bidang perkembangan rentang hidup. Salah satu sumbangannya yang terbesar dala psikologi perkembangan adalah psikosoaial. Istilah “ psikososial “ dalam kaitannya dengan perkembangan manusia berarti bahwa tahap tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh-pangaruh social yang berinteraksi dengan suatu organismeyang menjadi mata secara fisik dan psikologis.Namun teori Erison memiliki persamaan dengan teori Freud, namun dalam beberapa hal keduanya berbeda pendapat.
Menurut teori psikososial Erison, perkembangan manusia dibedakan berdasarkan kualitas ego dalam delapan tahap perkembangan. Empat tahap pertama terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak, tahap kelima pada masa adolesen, dan tiga tahap terakhir pada masa dewasa dan usia tua.

2. Teori kognitif
Berbeda dengan teori-teori psikoanalitis, yang menekankan pentingnya pikiran-            ikiran    idak sadar anak-anak, teori-teori kognitif menekankan pikiran-pikiran sadar mereka. Teori kognotif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak. Dewasa ini studi tentang perkembangan kognitif didominasikan oleh 2 (dua ) teori, yaitu teori perkembangan kognitif piaget dan teori pemrosesen informasi.

  1. Teori Kognitif Piaget
Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaiman anak beradaptasi dengan dan menginterprestasikan objek dan kejadian-kejadian disekitarnya. Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau periode-periode yang terus bertambah.
Untuk menunjukkan struktur kognitif yang mendasari pola-pola tingkah laku yang terorganisir, Piget menggunakan istilah skema dan adaptasi. Dengan kedua kompunen ini berarti kognisi merupakan system yang selalu diorganisir dan diadaptasi, sehingga memungkinkan individu beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut Piaget, adaptasi ini terdiri dari dua proses yang saling melengkapi,yaitu : asimilasi dan akomodasi.

  1. Teori pemrosesan informasi
Teori pemrosesan informasi merupakan teori alternative terhadap teori kognitif Piaget. Berbeda dengan Piaget, para pakar psikologi pemrosesan informasi tidak menggambarkan perkembangan dalam tahap-tahap. Teori pemrosesan informasi ini setidaknya didasarkan atas tiga asumsi umum, pertama, pikiran dipandang sebagai suatu system penyimpanan dan pengembalian informasi. Kedua, individu-individu memproses informasi dari lingkungan, dan ketiga, terdapat keterbatasan pada kapasitas untuk memproses informasi dari seseorang individu.

3. Teori Kontekstual
Teori kontekstual memandang perkembangan sebangai proses yang terbentuk dari transaksi timbale balik antara anak dan konteks perkembangan system pifik, social, cultural dan histories di mana interaksi tersebut terjadi. Berikut akan diuraikan beberapa teori yang berpengaruh dalam teori kontekstual.
a.       Teori etologis
Etelogi merupakan studi tentanng perkembangan prilaku spesies dalam lingkungan alamiahnya. Dengan demikian, Pendekatan etelogi difokuskan pada asal-usul evolusi dari tingkah laku dan menekankan tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan alamiah.
b.      Teori ekologis
Berbeda dengan teori etologis yanglebih menekankan landasan pekembangan biologis, teori ekologis memberikan tekanan pada system lingkungan. Dalam teori ekologisnya, Brofenbrenner menggambarkan empat kondisi lingkungan di mana perkembangan terjadi, yaitu mikrosistem, mesosistem, ekosistem, dan makrosistem.



4. Teori behavior dan belajar social
Behavior ( perilaku ) adalah kegiatan organisme yang dapat diamati dan yang bersifat  umum mengenai otot-otot dan kelenjar-kelenjar sekresi eksternal sebagaiman terwujud pada gerakkan again-bagian tubuh atau pada pengeluaran air mata, keringat.
Diluar tradisi behavioral, berkembang keyakina bahwa perkembangan ialah perilaku yang dapat diamati, yang dipelajari melalui pengalaman dan lingkungan. Berikut ii kita akan membahas tiga persi tradisi behavioral, yaitu Pavlov dan kondisioning klasik, B.F. Skinner dan kondisioning operat, serta Bandura dan teori belajar social.
a.       Pavlov dan kondisioning klasik
Proses yang ditemukan oleh Pavlov, di mana perangsang yang asli dan netral atau rangsangan biasanya secar berulang-ulang dipasangkan dengan unsur penguat, akan menyebabkab suatu reaksi. Perangsang netral tadi disebut perangsang bersyarat atau terkodisioner, yang di singkat dengan CS. Penguatnya adalah perangsang tidak bersyarat, atau US. Reaksi alami atau reaksi yang tidak dipelajari di sebut reaksi bersyarat atau CR.
Paradigama kodisioning klasik ini menjadi paradigma bermacam-macam pembentukan tingkah laku yang merupakan rangkaian dari yang satu kepada yang lain. KOndisioning klasij ini berhubungna pula dengan susunan syaraf tak sadar serta otot-ototnya. Dengan demikian, jawaban emosional merupakan sesuatu yang terbentuk melalui kondisioning klasik.  


b.      B.F. Skinner dan kondisioning operant
B.F. Skinner adalah seorang psikolog dari Harvard yang telah berjasa mengembangkan teori perilaku dari Watson. Pandangannya tentang kepribadian disebut dengan “ behaviorisme radikal.” Behaviorisme menekankan studi ilmiah tentang respn perilaku yang dapat diamati di lingkungan. Dalam behaviorisme Skinner, pikiran, sadar atau tidak sadar, tidak diperlukan untuk menjelaskan perilaku dan perkembangan. Bagi Skinner, perkembangan adalah perilaku. Oleh karena itu para behaviorisme yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering berubah sesuai dengan pengalaman-pengalaman lingkungan.
      c.    andura dan teori belajar social
Untuk menjelaskan bagaimana perilaku social belajar anak, Bandura menggunakan prinsip-prinsip pengkondisian klasik dan pengkondisian operant. Bandura yakin bahwa anak belajar tidak hanya melalui pengalamannya tetapi juga melalui pengamatan, yakni mengamati, apa yang dikerjakan oleh orang lain. Melalui belajar mengamati, yang disebut juga “ modeling “ atau “ imitasi “, individu secara kognitif menampilkan tingkah laku orang lain dan kemudian barangkali mengadopsi tingkah laku tersebut dalam dirinya sendiri.
Dlam model belajar melalui pengamatan ini, Bandura mengemukukan 4 komponen penting, yaitu : (1) attention (memperhatikan); (2) retention ( menyimpan); (3) motor reproduction ( memproduksi gerek motorik ); (4) vicarious-reinforcement and motivational ( ulangan-penguatan dan motifasi ).

Seperti halnya para tokoh psikoanalisa, bandura juga menunjukan pentingnya proses idetifikasi pada anak terhadap orang tuanya. Melalui identifikasi seorang anak mulai menerima sifat-sifat pribadi dan tingkah laku tertentu sebagai sesuatu yang berguna, agar bias sesuai dan diterima oleh orang lain.

B. METODE PENELITIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
 Uraian berikut akan membahas lebih jauh keduan bentuk  metode penelitian ini.
1.  Pendekatan yang umum
Pendekatan yang lebih umum mengandung dua pengertian, yaitu memberi lebih banyak data mengenai keseluruhanperkembangan ataubeberapa aspeknya dan meninjau pengaruh foktor endogen dan eksogen bagi perkembangan seseorang. Di antara pendekatan yang digunakan dalam studi-studi psikologi perkembangan adalah pendekatan kros-seksional, longitudinal, sekuensial, dan kros budaya.

a.       Pendekatan cross-sectional
Hetherington dan Parke ( 1979 ) mendefinisikan cross-contional sebagai “ a method of studying the development  of children in which the age to be compared and represented by defferent groups  of children. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kro-seksional adalah suatu pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan penelitian terhadap beberapa kelompok anak dalam jangaka waktu yang relative singkat.
Keuntungan utama pendekatan kros-seksional adalah bahwa para peneliti tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk menunggu individu bertumbuh. Adapun kelemahannya adalah bahwa pendekatan ini tidak memberi informasi bagaiman individu berubah atau tentang stabilitas karakteristiknya.

b.      Pendekatan longitudinal
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung ( 1994 ) mengartikan longitudinal sebagai “ a study of the same subjects over a relatively long period, often months or years “.Dengan demikian dapat diahami bahwa yang dimaksud pedekatan longitudinal adalah pendekatan dalam penelitianyang dilakukan dengan cara menyelidiki anak dalam jangka waktu yang lama, misalnya mengikuti perkembangan seseorang dari lahir sampai mati atau mengikuti perkembangan seseorang dalam jangka waktu tertentu, seperti selama masa kanak-kanak atau selama remaja.

c.       Pendekatan sekuensial
Untuk mempelajari perkembangan rentang hidup, sejumlah pakar psikologi perkembangan juga menggunakan kombinasi dari pendekatan kros-seksional dan pendekatan longitudinal ini dinamakan dengan pendekatan sekuensial. Meskipun pendekatan ini kompleks, mahal, lama, namun benar-benar memberi informasi yang tidak mungkin diperoleh dari pendekatan kros-seksional atau longitudinal. Pendekatan sekuensial sangat berguna, terutama dalam menguji pengaruh kohor ( generasi ) pada perkembangan rentang hidup.


d.      Pendekatan cross-cultura
Menurut Matsumoto ( 2001 ), pendekatan kros-kultural adalah “ a viewpoint for understanding truth and principles about human behavior across cultural.” Sedangkan menurut Eckensberger (1973 ), pendekatan kros-kultural adalah “ systematic comparison of psychological measures obtained under different cultural conditions, in whicth cultural-the operasionalized culture concept of cultural anthropology-serve as the independent variables. Dari dua defenisi di atas dapat dipahami bahwa pendekatan kros-kultural adalah suatu pendekatan dalam penelitian yang menpertimbangkan factor-faktor lingkungan atau kebudayaan yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Dengan demikian pendekatan lintas-budaya ( cross-cultural ) mengenai urutan-urutan dalam perkembangan, pentahapan dalam perkembangan, apakah merupakan norma yang universal atau berlaku pada suatu kelompok keturunan tertentu, dapat diselidiki dengan latar belakang kebudayaan yang sangat berbeda. 

2. Metode yang spesifk
Metode yang lebih spesifik adalah cara-cara khusus yang digunakan untuk mengetahui gejala perkembangan yang sedang timbul. Di antara metode spesifik yang digunakan dalam penelitian psikologi perkembangan adalah : 1) Metode observasi, 2) Metode Eksperimen, 3) Metode Klinis, dan 4) Metode Test.
a.       Metode observasi
Observasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku yang terlihat pada suatu jangka waktu tertentu atau pada suatu tahapan perkembangan tertentu. Metode observasi ini dapat dibedakan atas dua, yaitu : 1 ) Observasi Alami ( natural observation ), 2) Observasi Terkontrol ( controlled observation ).

b.      Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah metode penelitian dalam psikologi perkembangan dengan melakukan kegiatan-kegiatan perobaan pada anak. Penggunaan metode eksperimen dalam penelitian terhadap anak-anak tidaklah mudah, karena anak-anak sangat mudah dipengaruhi, bertingkah lamu semaunya, sering sulit diberikan pengertian, dan sukar diketahui dengan jelas apa yang dimaksukan oleh anak itu.

c.       Metode klinis
Metode klinis adalah suatu metode penelitian yang khusus ditunjukan kepada anak-anak dengan cara mengamat-amati, mengajak bercakap-cakap dan Tanya jawab. Penggunaan meti\ode klinis ini merupakan penggabungan eksperimen dan observasi. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengamati-amati atas pertimbangan bahwa anak itu belum mampu mengungkapkan isi pikiran dan perasaannya dengan bahasa yang lancer. Untuk memudahka Tanya jawab dalam pelaksanaannya digunakan daftar pertanyaan yang memberi petunjuk kepada sipeneliti tentang apa saja yang harus diperhatikan.

d.      Metode tes
Metode tes adalah metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran tertentu terhadap objuknya. Tes merupakan instrument penelitia yang penting dalam psikologi kontemporer, yang digunakan untuk mengukur gejala jenis kemampuan, minat, sikap dan hasil kerja.






















Bagian 3
PERKEMBANGAN MASA PRENATAL DAN KELAHIRAN

A.     Konsepsi dan awal kehidupan

Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum wanita di buahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran individu. Masa ini umumnya berlangsung selam 9 bulan kelender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari segi waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi justru pada periode inilah di pandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu.

Pada masa-masa awal ilmiyah tentang perkembangan anak yang dilakukan oleh para psikologi (barat), perkembangan individu pada masa prenatal ini kurang mendapat perhatian, bahkan cenderung diabaikan. Pada masa-masa awal ini penelitian yang dilakukan oleh sebagiaj besar ahlinpsikologi (barat) cenderung dikulai dari periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode pralahir. Hal ini adalah karena mereka menganggap bahwa perkembangan hidup individu dalam rahim ibu sifatnya perkembangan fisik, dan karenanya hanya member sedikit sumbangan bagi pemahaman psikologis tentang perkembangan.
Kemudian baru pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sanagt penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. Bahkan belakangan ini penelitian ilmiyah telah menunjukkan fakta bahwa taerdapat sejumlah perkembangan penting yang terjadi pada periode prenatal. Karena itu, prenatal ini bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang hidup manusia, tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan.
Dewasa ini, para ahlinpsikologi perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia berawal dari pertemuan sel spema laki-laki dan sel telur wanita. Pada saat itu, sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbhuahi, yang disebut zigot (zygote), yang dalam psikologi islam disebut nuthfah, yaitu air mani (sperma) laki-laki lalu bersarang dirahim perempuan.
Sperma dan sel telur itu dibuat oleh sel-sel perkembangbiakan yang disebut “sel benih” (germ cell). Sel-sel ini mengandung 46 kromosom, yang diperoleh dari sperma ayah sdan ovum ibu, yang dibentuk menjadi 23 pasang. Dalam setiap pasang kromosom terdiri dari satu kromosom dari pihak ayah dan satu kromosom pihak ibu, dan setiap pasang kromosom ini memiliki bentuk dan ukuran yang jelas.

Dalam pembuahan normal, ovum berada dalam salah satu tabung falopy ketika bergerak dari satu ovarium ke rahim. Sebagai hasil hubungan kelamin, spermatozoa pria dalam jumlah besar diletakkan di mulut rahim dan bergerak menuju tabung palofy.mereka ditarik ke dalam oleh gaya hormonal yang kuat. Setelah satu sel sperma memasuki ovum, permukaan ovum seketika berubah, sehingga tidak ada sperma lain yang dapat memasukinya. Bila satu sperma menembus dinding ovum, maka inti sel saling mendekat. Membrane yang mengelilingi masing-masing pecah, dan kedua inti bersatu.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa sel-sel sperma pria dan sel-sel telur wanita pada dasarnya memiliki daya hidup atau energy kehidupan, yang dalam psikologi islam di sebut “hayat”. Karena spema dan ovum memiliki bdaya hidup, maka ia mampu menjalin hubungan satu sama lain, sehingga padsa gilirannya menghasilkan benih manusia(embrio), kemudian karena adanya daya hidup ini pulalah yang membuat janin dalam kandungan dapat hidup dan berkembang, hingga menjadi individu baru.

B.     Tahap-tahap Perkembangan Masa Prenatal

Pada umumnya ahli psikologi perkembangan membaginperiode prenatal atas 3 tahap perkembangan :

1.       Tahap germinal (germinal stage)
Tahap germinal yang sering juga di sebut zigot, ovum atau periode nuthfah, adalah periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yang sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dan sel telur (ovom) wanita yang dinamakan dengan pembuahan (fertilization). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel baru, yang fisebut zigot (zygote). Zigot ini kemudian membelah-belah menjadi sel-sel
yang berbentuk bulatan-bulkatan kecil, yang disebut blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena jumlahnya semakin banyak, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak mengkin lebih besar dari zigotnya yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan berproses disepanjang tuba falopi.
Blastokis yang berisikan cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting. Nlastokis ini juga dibedakan atas 3 lampisan, yaitu lampisan atas(ectoderm), lampisan tengah (mesoderm), dan lampisan bawah (endoderm). Dari ectoderm berkembang rambut, gigi dan kuku, kulit lampisan luar (kulit ari) dan kelenjar-kelenjar kulit, panca indera dan system saraf. Dari mesoderm ataui lampisan tengah, berkembang otot, tulang atau rangka, system pembuangan kotoran dan system peredaran darah (circulatory system), serta kulit lampisan dalam. Sementara itu, endoderm atau lampisan bawah menjadi system pencernaan, hati, pancreas, kelenjar ludah, dan system pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta, talin pusat, dan kantong amniotic juga akan terbentuk dari sel-sel blastokis.
Setelah beberapa hari kira-kira seminggu setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim. Blastokis yang tekah tertanam secara penuh di dinding rahim inilah yang disebut embrio, dan peristiwa ini sekaligus menandeakan akhir dari tahap germinal dan permulaan tahap embrio.

2.       Tahap embrio (embryonic stage)

Tahap yang kedua dari priode prenatal disebyt tahap embrio, yang dalam psikologi islam disebut tahap ‘alaqah, yaitu segumpalan darah yang semakin membeku.
Selama periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan proximodistal. Cephalocaudal artiny6a proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian kepala, kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain, kepala, pembuluh darah, dan jantung, bgagian-bagian yang organ-organ tubuh yang paling penting lebih dahulu berkembang daripada lengan, tangan, dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan secara proximodistal adalah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah)badan, kemudian baru kebagian-nagian yang jauh dari pusat badan.
Disamping itu, dalam proses embrio ini, terdapat tiga sarana penting yang membantu perkembangan struktur anak, yaitu : kantong amniotic, plasenta, dan tali pusat. Kantong amniotic berisi cairan amniotiki, suatu cairan bening tempat embrio mengapung dan berfungsi sebagai pelindung dari goncangan fisik dan perubahan temperature. Plasenta adalah suatu tempat pada dinding peranakan diman ibu mensuplai oksigen dan bahan-bahan makanan kepada anak dan anak mengembalikan sisa makanan dari aliran darahnya. Jadi plasenta merupakan sarana penghubung antara ibu dan embrio.
Sementara itu, tali pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi menghubungkan embrio dengan plasenta. Tali pusat ini terdiri dari tiga pembuluh darah besar, satu untuk menyediakan bahan makan, dan dua untuk membawa sisa buangan ketubuh ibu. Tali pusat ini tidak memiliki urat saraf, sehingga apabila dipotong tidak akan menimbulkan rasa sakit baik.

3.       Tahap janin (fetus stage)
Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal disebut dengan periode fetus atau periode janin, yang dalam psikologi Islam disebut periode mudhghah. Periode ini di mulai dari usia 9 minggu sampai lahir.
Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embrio memperoleh suatu nama baru, janin (fetusz). Dalam periode ini, cirri-ciri fisik orang dewasa sacara lebih proporsional milai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara substansial. Pada bulan ketiga, janin yang panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai berdenyut.
            Menurut psikologi Islam, setelah janin dalam kandungan itu  genap berumur 4 bulan, yaitu ketika janin telah berbentuk sebagai manusia, maka di tiupkan ruh kedalamnya. Bersamaan dengan di tiupkan ruh kedalam janin tersebut, juga di tentukan hukum-hukum perkembangannya, seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan tingkah laku (sifat, karakter, dan bakat), kekayaan, batas usia, dan lain-lain.
            Dengan ditiupkan roh oleh Allah ke dalam janin tersebut, maka pada bulan ke empat dan kelima ibu sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya, seperti menonjok-nonjok atau menendang-nendang. Pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan ketujuh, panjang janin sudah mencapai kira-kir4a 16 inci dengan berat kira-kira 1,5-2,5 kg. pada saat ini cirri-cirinya sebagai manusia semakin terlihat, terutama ketika rambut atau bulu mulai menumbuhi kepalanya dan mulut mulai menonjol keluar, bergerak-gerak, dibuka dan di tutup, mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya, matanya juga mulai berkedip dan ia bisa menangis, merkipun matanya masih tertutup rapat. Pada bulan kedelapan, berat janijn sudah mencapai kira-kira 2,5-3,5 kg dan mulai berkembang lapisan lemak badan yang berguna untuk m,engatur temperature badannya setelah kelahiran.

C.      Arti penting periode prenatal bagi perkembangan
Pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma laki-laki dianggap sebagai salah satu masa yang paling penting dan menentukan perkembangan manusia pada periode-periode selanjutnya. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980), setidaknya ada empat kondisi penting yang member pengaruh besar terhadsap perkembangan individu baru dimasa datang, yaitu : 1) penentuan sifat bawaan, 2) penentuan jenis kelamin, 3) penentuan jumlah anak, dan 4) penentuan posisi urutan anak.

1.       Penentuan sifat bawaan
Waktu pembuahan dipandang sangat penting karena pada saat inilah di tentukan sifat bawaan(pembawaan) dari individu yang baru terbentuk. Hal ini adalah karena dalam masing-masing sel kelamin, baik sel pria maupun sel wanita, terdapat 23 pasangan kromosom, dan setiap kromosom mengandung ribuan pertikel yang dinamakan “gen”. gen inilah yang dipandang faktor penentu keturunan.
Gen terdiri dari bahan kimia yang memiliki struktur sangat rumit, yang dikenal dengan DNA (deoxyribonucleic acid), yang akan memberikan arah pad apmbentukan zayt kimia lainnya, yaitu protein, salah satu dari protein ini adalah “protein structural” yang ada dalam darah, otot, jaringan tubuh, alat tubuh, dan struktur lainnya.
Penentuan sifat bawaan mempengaruhi perkembangan elanjutnya dalam dua hal yaitu :
Pertama, factor keturunan membatasi sejauhmana individu dapat berkembang. Kalau kondisi-konsisi sebelum dan sesudah lahir menguntungkan, dan kalu seorang mempunyai dorongan yang sangat kuat, ia dapat mengembangkan sifat-sifat fisik dan mental yang diwarisi sampai batas maksimumnya, tetapi dapat berkembang lebih jauh lagi.
Kedua, bahwa sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan, tidak ada cara tertentu untuk mengendalikan jumlah kromosom dari pihak ibu atau ayah yang akan di turunkan pada anak.

2.       Penentuan jenis kelamin
Penentuan jenis kelamin individu merupakan unsur penting kedua yang terjadi pada saat pembuahan. Jenis kelamin ini bergantung pada jenis spermatozoa yang menyatu dengan ovum. Sebagaiman telah dijelaskan bahwa setiap sel benih mengandung 23 kromosom. Salah satu dari 23 pasangan kromosom ini terdapat kromosom jenis kelamin. Sel telur atau ovum wanita yang matang mengandung kromosom X, sedangkan spermatozoa pria mengandung sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y. bila telur wanita yang mengandung kromosom X bersatu dengan sperma pria yang mengandung kromosom Y. hasilnya menjadi kombinasi kromosom XY, yang akan menghasilkan jenis kelamin pria. Bila spermatozoa yang bmengndung kromosom X bersatu dengan ovom, hasilnya menjadi kombinasi kromosom XX, ini selalu menghasilkan keturunan wanita.
Ketika sel-sel sperma pria dan sel-sel telur wanita telah bersatu,tidak ada lagi yang dapat dilakukan untuk mengubah jenis kelamin individu yang baru di bentuk. Jenbis kelamin ank yang di tentukan pada saat pembuahan ini secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengruhi pola perilaku dan pol kepribadian sepanjang hisup individu yang bersangkutan.

3.       Penentuan jumlah anak
Peristiwa penting ketiga yang terjadi pada saat pembuahan adalah penentuan jumlah anak, apakah kelahiran terbentuk tunggal atau kembar. Merskipun pada umumnya bdalam peristiwa kelahirannya hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga terjadi kelahiran kembar, baik kembar dua, tiga, empat, maupun kembar lima. Kelahiran anak kembar ini apabila ovum yang telah di buahi (zygot) oleh satu spermatozoa membelah menjadi dua bagian atau lebih byang terpisah selam tahap-tahap permulaan pembelahan sel. Apabiola ini terjadi, akan menghasilkan kembar identik (uniovular), dua, tiga, atau lebih. Tetapi, kalau dua ovum atau lebih di buahi secara bersamaan oleh spermatozoa yang berlainan, akan menghasilkan kembar non-identik (biovular, atau fraternal), dua, tiga, atau lebih.









4.      Penentuan urutan anak
Posisi anak dalam urutan saudara-saudaranya merupakan kondisi keempat yang di tentukan pada saat pembuahan, dan mempunyai pengaruh mendasar terhadap perkembangan selanjutnya. Hal ini adalah karena umumnya orang tua sikap, perlakuan dan memberikan peran yang spesifik terhadap anak tunggal, anak tertua, anak menengah, atau anak bungsu. Sikap, perlakuan dan peran yang di berikan orang tua sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga ini mempunyai pengaruh terhadap kepribadian dan sikap anak, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain, serta menjadi salah satu factor yang mempengaruhinya dalam dalam mengembangkan pola perilaku tertentu. Misalnya, bila anak pertama diharapkan bertindak sebagai contoh bagi saudarnya yang lebih muda dan merawat mereka, hal ini akan mempengaruhi sikap ank pertama terhadap diri dan perilaku mereka sendiri sepanjang rentang hidupnya.
Dari urain di atas dapaty disimpulkan bahwa periopde prenatal merupakan periode awal kehidupan manusia yang sangat menentukan pola perkembangannya pada periode-periode selanjutnya.

D.    Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa periode prenatal merupakan periode yang sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode-periode berikutnya. Selama periode prenatal ini, rahim merupakan lingkungan yang sangat menentukan perkembangan janin. Pada umumnya kondisi rahim ibu itu sangat nyaman bagi janin dan terlindung dari setiap gangguan. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut secara absolute luput dari pengaruh-pengaruh luar.

Sebagian besar proses pertumbuhan janin sangat bergantung pada kondisi internal ibu, baik kondisi fisik maupun psikisnya. Sebab, ibu dan janin merupakan satu unitas organic yang tunggal. Semua kebutuhan ibu dan janin dipenuhi melalui proses fisiologis yang sama. Substansi fisik ibu akan mengalir pula kedalam jasad janinnya. Demikian pula dengan setiap gerakan yang dilakukan ibu, dapat memberikan rangsangan berupa pengalaman indra yang beranekaragam. Oleh sebab itu, kesehatan ibu, pengaturan diet, pemakain obat, serta kondisi emosinal ibu dapat menimbulkan pengaruh kimia prenatal (chemical prenatal influence) yang berakibat kerusakan sel dan merupakan kejadian traumatic (traumatic event)

1.       Kesehatan ibu
Penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit kelamin, dan sebagainya, dapat mengakibatkan lahirnya bayi-bayi yang cacat. Demikian pula, bila terjdadi benturan ketiga janin berusia 3 bulan disertai dengan gangguan kesehatan pada ibu, seperti influenza, gondok atau cacar, dapat merusdak perkembangan janin. Bahkan, apabila ibu akan terserang campak rubella (campak jerman), dapat dipastikan bahwa 60% bayi lahir dalam keadaan cacat. Jika campak rubella menyerang pada dua bulan pertama kehamilan, mengakibatkan kebutaan, ketulian, kelainan jantung, kerusakan pada system saraf pusat, serta keterbelakangan mental dan emosional.

2.       Gizi ibu
Faktor lain yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini adalah karena janin yang sedang bewrkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang vdiperoleh dari darah ibunya. Oleh sebab itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil mengandung cukup protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat.

3.       Pemakain bahan-bahan kimia oleh ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengan hamil, dapat mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik maupun pada system kimiawi dalam tubuh janin, yang dinamakan metabolite. Bahan-bahan kimia juga dapat mempengaruhi lingkungan didalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga mempengaruhi janin.
Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomide. Pada orang dewasa, thalidomide tidak berdampak buruk. Tetapi, pada embrio, obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu menelan talidimide selama dua bulan pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.
Menghisap merokok oleh wanita hamil juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan masa prenatal, kelahiran dan perkembangan pascalahir. Merokok selama kehamuilan dapat menyebabkan pengurangan bobot kelahiran, menimbulkan resiko aborsi spontan, kelahiran premature, dan sindrom kematian bayi yang tinggi selama proses kelahiran, serta penyesuain diri yang buruk.

4.      Keadaan dan ketegangan emosi ibu
Keadan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa prenatal;. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stress dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi perubahan psikologis, antara lain meningkatkan pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormone adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin kekurangan udara.
Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang relative tenang dan aman. Goncangan emosi diasosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran premature dan penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.

5.       Kelahiran
Studi psikologis tentang kelahiran relative baru dibandingkan dengan studi medis. Studi psikologis tentang kelahiran lebih di fokoskan pada bagaimana p[engaruhnya terhadap perkembangan pasca lahir, kondisi lingkungan pralahir, dan sejumlah factor lain yang mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir. Perhatian juiga difokuskan pada prematuiitas dan pengaruhnya secara langsung dan jangka panjang terhadap perkembangan anak.

·         Tahap-tahap kelahiran
Para ahli psikologi perkembangan (misalnya, santrok, 1995; seifert dan hoffnung,1994), membagi proses kelahiran dalam tiga tahap.
Pada tahap pertama, terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15 hingga 20 menit pada permulaan dan berakhir hingga 1 menit. Kontraksi ini menyebabkan leher lahir terentang dan terbuka. Ketika tahap pertama berlangsung, kontraksi semakin sering, yang terjadi setiap 2 hingga 5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap pertama kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke seluruh kelahiran.
Tahap kedua, dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher lrahim hinggha seluruh kelahiran. Tahap ini berlahir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1.5 jam. Pada setiap kontraksi, ibu mengalaminkesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya, pada waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampis setiap menit dan berlangsung kira-kira 1 menit.
Tahap ketiga, setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan dibuang. Tahap lahir inilah yang paling pendek, yang berlangsung hanya beberapa menit saja.
Pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pasca lahir. Studi psikologi dan medis telah menunjukkan beberapa kondisi yang menimbulkan pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pasca kelahiran diantara kondiso-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca kelahiran itu adalah :

·         Jenis kelahiran
Jenis kelahiran merupakan konisio pertama yang menyebabkan kelahiran dapat mempengaruhi perkembangan pasca kelahiran. Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas 5 jenis. (1) bkelahiran normal atas spontan, (2) kelahiran dengan peralatan, (3) kelahiran sungsang, (4) kelahiran melintang, (5) kelahiran melalui pembedahan Caesar (santrock, 1995).
Bayi yang lahir secara spontan biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dibandingkan dengan bayoi yang mengalami proses kelahiran yang lama dan sulit, serta menggunakan alat atau pembedahan. Demikian juga bayi yang dilahirkan melalui persalinan Caesar umumnya lebuih tenang, sedikit menangis dan lebih sedikit mengeluarkan tenaga dalam pergerakan acak tubuh di bandingkan dengan bayi yang lahir spontan atau dengan bantuan peralatan.

6.      Pengobatan ibu
Kondisi kedua yang dikaitkan dengan kelahiran yang mkempengaruhi bpenyesuaian pascalahir adalah obat-obatan yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran. Belakangan ini, ibu-ibu yang akan melahirkan sering menggunakan obat-obatan dengan maksud menghilangkan rasa sakit atau untuk mempercepat proses melahirkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semaikin banyak obat yang diberikan kepada ibu saat melahirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan kehidupan pascalahir.


7.       Lingkungan pralahir
Kondisi kelahiran ketika yang mempengaruhi penyesuaian pasca lahir ialah jenis lingkungan pralahir. Setiap kondisi dalam lingkungan pelahir yang menghubungi perkembangan janin sesuai dengan tabel waktu yang normal, akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada saat lahir dan penyesuaian pascalahir dibandingkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman.

·         Jangka waktu periode kehamilan
Kondisi keempat yang berkaitan dengan kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pascalahir adalah lamanya periode kehamilan. Walaupun rata-rata periode kehamilan 38 minggu atau 266 hari namun hanya sedikit bayio yang lahir tepat pada waktunya. Ada kalanya bayi lahir lebih awal dan ada kalanya lahir lebih l;ambat dsari waktu rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal dari waktu rata-rata tersebut “premature” sedangkan bayi yang lahir labih lambat disebut “postmatur”.
Bayi di sebut pastmatur bila ia lahir terlambat 2 minggu atau lebih, sedangkan bayi disebut premature bila ia lahir lebih cepat 2 minggu atau lebih dari waktu rata-rata selain jangka waktu periode kalahiran waktu rata-rata. Selain jangka waktu periode kehamilan ukuran dan berat badan juga diperhitungkan. Bila berat bayi 2,7 kg atau kurang dengan panjang kurang dari 19 inci, maka bayi dikatagorian premature.

·         Perawatan pascalahir
Kondisi kelahiran kelima yang mempengaruhi perkembangan pascalahir adalah jenis perawatan yang diperoleh bayi pada hari-hari pertama kelahirannya. Kelahiran merupakan suatu “drama penjebolan” secara drastic, yang disertai dengan perubahan-perubahan kondisi (psiko-fisik) secara radikal revolusioner dari seorang bayi. Hal ini dapat dipahami sebab setelah 9 bulan berada dalam lingkungan rahim yang relatif stabiol dan aman, janin tiba-tiba berada dalam lingkungan, yang bukan saja berbeda tetapi juga sangat bervariasi.
Penempatan bayi yang baru lahir disebelah tempat tidur ibu, dimaksudkan agar ibu segera dapat merespons dan memenuhi kebutuhan perawatan bagi bayinya. Misalnya dalam hal tangisan bayi, ibu yang dapat merespons tangisan bayi dan bertindak sesuai dengan tangisan tersebut, maka frekuensi bayi menangis akan berkurang danm bayi akan memiliki kemampuan lebih baik dalam m,enmyesuaikan diri dengan lingkungan pascalahir.
Di samping itu, metode lain yang dilakukan oleh beberapa rumah sakit terhadap kelahiran adalah dengan meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera setelah lahir, dengsn keyakinan bahwa panempatan itu akan mendorong ikatan emosional ibu-bayi.

·         Sikap orang tua
Kondisi kelahiran keenam yang berpengaruh terutama terhadap penyesuain diri pascalahir adalah sikap orang tua. Bila sikap orang tua menguntungkan, hubungan orang yua dan anak anak akan baik. Hubungan baik orang tua-anak ini akan dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan  baru yang dialami setelah lahir.
Demikian pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat di tuntut berpartisipasi dalam persalinan anak. Sebab, kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat memberikan dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Di samping itu, di lihatkan dalam konteks psikologi islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan ini mempunyai ikatan erat dengan tanggung jawab pemberian pendidikan pertama, yakni menyuarakan lafal adzan da qamat ke telinga bayi pada saat ia lahir.

























Bagian ke 4
PERKEMBANGAN
MASA  ANAK-ANAK AWAL

Masa perkembangan anak-anak dimulai setelah melewati perkembangan masa bayiyang penuh ketergantungan, yakni ketika berumur 2 tahun sampai anak matang secara seksual yakni kira-kira usia 13 tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk pria.selama priode ini terjadi perubahan yang sangat segnifikan dibandingkan dengang masa bayi  baik secara fisisk maupun secara fisiskologis.
Sejumlah ahli membagi masa anak-anak menjadi dua yakni masa anak-anak  awal dan masa anak-anak ahir. Masa anak-anak awal dimulai dari umur 2 sampai 6 tahun dan masa anak-anak ahir  dimulai dari umur 6 tahun sampai anak tersebut matang secara seksual tapi pada bab ini kami hanya membahas mengenai masa perkembanagan anak awal atau masa persekolahan.
1.       PERKEMBANGAN  FISIK
Pada perkembanagan awal, pertumbuhan fisik berlangsung lambat dibandingkan pada masa bayi. Pertumbuhan fisisk yang lambat ini berlangsung ketika anak tersebut mengalamai puberitas, yakni kira-kira dua tahun menjelang anak matang secara puberitas dan pertumbuhan fisikkembali berkembang pesat.meskipun pada masa anak-anak pertumbuhan fisik mengalami perlambatan, namun keterampilannya tetap berkembang secara pesat.
Diantara perkembangan-perkembanagan fisik diantaranya adalah:

I.                    Tinggi dan berat
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah 2,5 hingga 3,5 tiap tahunnya.pada usia 3 tahun tinggi anak-anak 38 inci dan berat sekitar 16,5 kg. pada usia 5 tahun tinggi anak-anak sekitar 43,6 inci dan beratnya 21,5 kg. ketika anak usia sekolahan pertumbuhanya makin besar,presentase pertumbuhan dalam tinggi dan berat.berkuran setiap tahun. Selama masa ini, baik laki-laki maupun perempuan  terlihat makin langsing,sementara batang tubuh mereka makin panjang.


II.                 Perkembangan otak
Diantara perkenbangan fisik yang sangat penting adalah perkembangan otak , meskipun otak terus bertumbuh pada masa awal anak-anak,namun pertumbuhan tidak sepesat masa bayi. Pada masa bayi usia 2 tahun ukuran otaknya rata-rata 75%  dari otak oarng dewasa, dan pada usia 5 tahun ukuran otaknya mencapai 90% dari otak orang dewasa.
Pertumbuhan otak selama masa awal anak anak disebabkan oleh pertambahan jumblah  dan ukuran urat saraf yang berujung didalam dan diantara daerah-daerah otak.

III.               Perkembangan motorik
Perkembangan fisik pada masa anak-anak ditandai dengan  berkembanganya keterampilan motorik, baik kasar maupun halus. Sekitar umur 3 tahun, anak dapat berjalan dengan baik., dan sekitar usia 4 tahun anak hamper menguasai cara berjalan orang dewasa.usia 5 tahun anak sudah terampil menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagi cara, seperti maju dan mundur, jalan cepat dan pelan-pelan, melompat, jalan sana sini dansebagainya semuanya dilakukan dengan halus dan bervariasi . anak usia 5 tahun juga dapat melakukan tindakan-tindakan tertentu secara akurat, seperti  menyeimbangkan badan diatas satu kaki, menangkap bola dengan baik, melukis menggunting dan melipat kertas dansebagainya.

2.       PERKEMBANGAN KOGNITIF

Seiring perkembangan kemampuan anak untuk mengeksplorasikan lingkungan,karna bertambah besarnya koordinasi dan pengendalian motorik yang disertai dengan kempampuan untuk bertanya dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti orang lain, maka dunia kognitif anak berkembang pesat,makin kretif, bebas dan imajinatif. Imajinasi anak-anak prasekolah terus bekerja dan daya serapnya tentang duniamakin meningkat. Peningkatan pengertian anak tentang orang, benda dan situasi baru diasosiasikan dengan arti-arti yang telah dipelajari masa bayi.

Perkembangan kognitif menurut teori piaget
Sesuai dengan teori kognitif piaget, maka perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak dinamakan dengan praoperasional.
Pemikiran praoperasional tidak lain adalah suatu masa tunggu yang singkat  bagi pemikiran operasional, sekalipun label praoperasional menekankan bahwa anak pada tahap ini belum berfikir secara operasional.

Pemikiran operasional adalah awal dari kemampuan untuk merekontruksi  pada level pemikiran apa yang telah ditetapkan dengan tingkah laku. pada garis besarnya pemikiran praoperasional dapat dibagi kedalam dua subtahap yaitu:      

·         Subtahap prakonseptual ( 2-4 tahun)
Subtahap prakonseptual disebut juga dengan pemikiran simbolik
Karakter ini ditandai dengan system-sistem lambing atau symbol, seperti bahasa.
Percepatan perkembangan bahasa dalam fase prakonseptual dianggap sebagai hasil perkembamgan simbolis. Ketika penggunaan symbol bahasa dimulai, maka terjadi peningkatan dalam kemampuan memecahkan masalah dan belajar dari kata-kata lain.
·         Subtahap intuitif ( 4-7 tahun)
Istilah intuitif digunakan untuk menunjukan tahap kedua dari pemikiran praoperasional yang terjadi pada anak dalam priode 4-7 tahun, dalam subtahap ini meskipun aktivitas tertentu terjadi tetapi anak-anak  belum terlalau sadar tentang apa yang melandasi aktivitas tersebut.
 Walaupun anak dapat menyelesaikan masalah yang berubungan dengan hal ini namun ia taidak dapat menjelaskan secara tepat untuk  memecahkan masalah  dengan cara-cara tertentu.

I.                    Perkembangan persepsi
Meskipun presepsi telah berkembang sejak awal kehidupan namun hingga masa anak-anak atau prasekolah,kemampuan atau kapasitas mereka untuk memproses informasi  masih terbatas.

Selama tahun-tahun prasekolah penglihatan yang menjadi sumber informasi penting mengalami peningkatan. Meskipun demikian anak prasekolah masih belum mampu melihat sebaik penglihatan anak yang lebih besar.

Kemudian perkembangan persepsi pendengaran anak prasekolah  lebih cepat dari persepsi visualnya.

II.                 Perkembangan memori
Dibandingkan dengan bayi, mengukur memori anak-anak lebih mudah, karna anak-anak sudah dapat member reaksi secara verbal. Meskipun demikian tugas-tugas anak masih sangat sederhana, karna anak masi mengalami kesulitan dalam memahami printah-printah dari tugas-tugas itu, berikut diuraikan beberapa komponen penting dari memori anak-anak prasekolah



·         Memori jangka pendek
Dalam memori jangka pendek individu dapat menyimpan informasi antara 15 sampai 30 detik, dalam asumsi tidak ada latihan atau pengulangan.

·         Memori jangka panjang
Anak usia 4 tahun mencapai ketepatan 75% dari waktunya untuk mengkognisikan gambar-gambar yang telah diperlihatkan satu minggu sebelumnya. Anak memiliki memori regoknisi yang baik sekalipun telah mengalami penundaan dalam jangka waktu yang lama.

III.               Perkembangan atensi
Atensi atau perhatianmerupakan sebuah konsep multi dimensional yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan cirri-ciri dan cara-cara merespon dalam system kognitif.

Atensi pada anak sudah berkembang sejak masa  bayi,. Aspek-aspek atensi yang berkembang pada masa bayi ini memiliki atensi pengaruh yang penting pada masa prasekolah. Jika diukur pada 6 bulan pertama masa bayi  sangat berkaitan dengan tingginya tingkat kecerdasan  pada tahun prasekolah.

IV.               Perkembangan metakognitif
Sebgai anak yang mulai tumbuh lebih besar, mereka berusaha mengetahui pikiran sendidri tentang sebagai mana belajar dan mengingat situasi yang dihadapi setiap hari, dan bagai mana seseorang dapat meningkatkan penilaian kognitif mereka.
    Jadi perkembangan metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang kognisi suatu proses menggugah rasa ingin tahu karna kita menggunakan proses kognitif kita untuk menggunakan proses kognitif kita sendiri.
V.                 Perkembangan bahasa
Anak- anak mengalami perkembangan bahasa yang pesat dibandingakan dengan masa bayi . perkembangan bahasa yang cepatini dianggap sebagai hasil perkembangan simbolis.
Disamping itu pada masa ini penguasaan kosa kata anak  juga meningkat pesat. Anak mengucapkan kata yang makin panjang dan bagus .


3.       PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Disamping perkembangan fisik perkembangan anak juga dipengaruhi dengan perkembangan psikososial yang cukup pesat. Ada beberapa aspek yang berkembang dalam psikososial anak diantaran nya:

I.                    Perkembangan permainan
Permainan adalah suatu bentuk aktivitas yang dominan pada masa awal anak-anak sebab anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain diluar rumah dengan teman-teman, dibanding dengan aktivitas lain . oleh  karena itu hubungan social anak-anak dalam masa ini lebi banyak ketika ia bermain bersama.
Adapun fungsi permainan diantaranya:
Fungsi kognitif permainan membantu perkembangan kognitif anak. Melalui bermain anak dapat memahai lingkunagn dan objek sekitarnya dan anakpun dapat menyelesaikan masalah yang tejadi didalamnya
Fungsi social permainan dapat mengembangkan rasa solidaritas dan keakranan di antaran anak-anak yang bermain itu
Fungsi emosi permainan memungkinkan anak untuk memecahkan kesulitan yang terjadi dalam permainan tersebut dan mengeluarkan emosinya dan dapat menghadapi kegelisahan yang dialami.
II.                 Perkembangan hubungan dengan orang tua
Selama masa prasekolah hubungan anak dengan orang tua atau dengan pengasuhnya merupakan dasar dari perkembangan emosional dan social anak.

    Kasih saying orang tua atau pengasuh kepada seorang anak pada usia bayi sangat berpengaru terhadap lingkungan yang akan dihadapi dan akan berpengaruh pula pada masa prasekolah.

Salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap anak adalah gaya pengasuh mengasuh anak tersebut.

III.               Perkembangan hubungan dengan teman
Perkembangan psikososial pada masa prasekolah di tandai dengan  semakin meluasnya pergaulan social, terutama dengan teman sebaya.Teman sebaya merupakan kumpulan orang yang  memiliki sesamaan social  atau yang memiliki kesamaam  cirri-ciri seperti usia , kebiasaan dan tingkah laku.

Pada masa prasekolah ini hubungan social antara anak dapat terjalin secara baik.

IV.               Perkembangan gunder
Gunder adalah dimana anak cobak mempelajari dan membedakan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Pada masa prasekolah dalam perkembangan gunder anak akan mulai memahami tentang perbedaan laki-laki dan perempuan dengan perlahan-lahan.

V.                 Permainan dan aktivitas
Pada masa ini jenis aktivitas dan permainan antara anak laki-laki dan perempuan akan berbeda laki-laki sudah akan beraktivitas seperti ayah dan perempuan akan mulai beraktifitas sebagai seorang ibu yang menjaga rumah.
Terbukti dengan anak laki-laki sedah memilih permainan mobil-mobilan dan lain lain sedangkan perempuan memilih permainan  masak-memasak.

Permainan dan aktivitas, anak-anak mengaembangkan kualitasrelatif lebih lambat. Baru pada usia 5 tahun anak-anak mengetahui gunder gunder mana yang dianggap agresif, keras,dan kuat serta gunder mana yang dianggap lembut,  tenang dan lemah penegtahuan semacam ini terus berlangsung hingga masa remaja.

VI.               Kualitas personal
Berbeda dengan Permainan dan aktivitas, anak-anak mengaembangkan kualitasrelatif lebih lambat. Baru pada usia 5 tahun anak-anak mengetahui gunder gunder mana yang dianggap agresif, keras,dan kuat serta gunder mana yang dianggap lembut,  tenang dan lemah penegtahuan semacam ini terus berlangsung hingga masa remaja.

VII.            Perkembangan moral
Seiring dengan perkembangan social, Anak-anak prasekolah juga mengalami perkembangan moral. Yang dimaksud dengan perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan konveksi dan aturan mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksi dengan orang lain. Adak pada dasarnya dilahirkan sudah terdapat potensi moral yang dapat dikembangkan melalui pengalaman ia berinteraksi dengan orang tua dan temannya.























Bagian Ke 5
PERKEMBANGAN MASA PERTENGAHAN DAN AKHIR
ANAK-ANAK

  1. Perkembangan Fisik
Masa pertenganahan dan akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan puberitas,kira-kira dua tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada masa ini pertumbuhan menjadi pesat.
1.        Keadaan Berat Dan Tinggi Bandan
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan pinggul lebih besar. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi karena bertambahnya ukuran sistem angka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh.
Pertumbuhan fisik selama masa ini, di samping memberikan kemampuan bagi anak-anak untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas baru, tetapi juga dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan secara fisik dan psikologis bagi mereka(seifert & Hoffnung, 19940).
2.       Perkembangan Motorik
Dengan terus bertambahnya berat dan kekuatan badan, maka selama masa pertengahan dan akhir anak-anak ini perkembangan motorik menjadi lebih halus dari lebih berkoordinasi di bandingkan dengan awal masa anak-anak. Anak-anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan semakin pandai meloncat. Anak juga makin mampu menjaga kesimbanagn badannya. Penguasaan badan, seperti membongkok, melakukan bermacam-macam latihan senam serta aktivitas olahraga berkembang pesat.
  1. Perkembangan Kognitif
Sering dengan masuknya anak ke sekolah dasar, maka kemampauan kognitifnya turut mengalami perkembanagn yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berarti dunianya dan minat anak bertambah luas, dan dengan luasnya minat maka bertambah pula pegertian tentang kemanusian dan objek-objek sebelumnya kurang berarti bagi anak. Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara berangsur-angsur.
    1. Perkembangan Kognitif Menurut Teori Piaget
Menurut teori kognitif Piaget, pemikiran anak-anak usia sekolah dasar disebut pemikiran operasional kongkrit. Menurut Piaget, operasi adalah hubungan-hubungan antar logis di antara konsep-konsep atau skema-skema. Sedangkan operasi konkrit adalah aktivitas mental yang di fokuskan kepada objek-objek dan peristiwa-peristiwa nyata atau konkrit dapat di ukur.
    1. Perkembangan Memori
Meskipun selama periode pertengahan dan periode akhir anak-anak ini tidak terjadi peningkatan yang terjadi dalam memori jangka panajang, malah menunjukkan keterbatasan-keterbatasan, namun selama periode ini mereka berusaha mengurangi keterbatasan-keterbatasan tersebut dengan menggunakan apa yang disebut dengan strategi memory (memory strategy)
    1. Perkembangan Pemikiran Kritis
Rumusan di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud bahwa yang dimaksud dengan pemikiran kritis adalah pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi beberapa pendekatan dan perspektif yang berbeda, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi dari berbagai sumber (lisan atau tulisan).
    1. Perkembangan Inteligensi
Dalam pembahasan tentang perkembanagn kognitif anak usia sekolah, masalah kecerdasan atau inteligensi mendapat banyak perhatian di kalangan psikolog. Hal ini adalah karena inteligansi telah dianggap sebagai suatu norma yang menentukan perkembanagn kemampuan dan penciptaan optimal hasil belajar anak di sekolah. Dengan mengatahui inteligansinya, seorang anak dapat di kategorikan sebagai anak yang pandai/cerdas (genius), sedang, atau bodoh (idiot).
    1. Pengertian Intelegensi
Intelegensi merupakan sebuah konsep abstrak yang sulit didefinisikan secara memuaskan. Hingga sekarang, masih belum di jumpai sebuah definisi tentang inteligensi yang dapat di terima secara universal.

    1. Pengukuran Intelegensi
Inteligensi pada setiap anak tidak sama. Untuk mengukur perbedaan-perbedaan kemampuan individu tersebut, para psikolog telah mengembangkan sejumlah tes inteligensi.
  1. Perkembangan Psikososial
Masa akhir anak-anak merupakan suatu masa perkembangan di mana anak-anak mengalami sejumlah perubahan-perubahan yang cepat menyiapkan diri untuk memasuki masa remaja serta bergerak memasuki masa dewasa. Pada masa ini mereka mulai sekolah dan kebanyakan anak-anak sudah mempelajari sudah mulai sesuatu yang berhubungan dengan manusia, serat mulai mempelajari berbagai keterampilan praktis. Dunia psikososial anak  menjadi kompleks dan berbeda dengan masa awal anak.
1.        Perkembangan Pemahaman Diri
Sepanjang masa pertengahan akhir anak-anak, anak secara aktif dan terus menerus mengembangkan dan memperbarui pemahaman tetang diri, yaitu suatu struktur yang membantu anak mengorganisasikan dan memahami siap dirinya, yang di dasarkan atas dasar orang lain, pengalaman-pengalamannya sendiri, dan atas dasar penggolongan budaya, seperti gender, ras, dan sebagainya.
2.       Perkembangan Hubungan Dengan Keluarga
Kemerosotan dalam hubungan keluarga yang di mulai pada akhir masa bayi terus berlanjut pada masaa pertengahan dan akhir anak-anak. Sesuai dengan perkembangan ognitifnya yang semakin matang, maka pada masa pertengahan dan akhir, anak secara berangsur-angsur lebih banyak mempelajari mengenai sikap-sikap dan motivasi orang tuanya, serta memahami aturan-aturan keluarga. Sehingga mereka menjadi lebih mampu untuk mengendalikan tingkah lakunya.
3.       Perkembangan Hubungan Dengan Teman Sebaya
Seperti halnya pada masa awal anak-anak, berinteraksi dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita waktu anak pada masa pertengahan dan akhir anak-anak.
4.      Pembentukan Kelompok
Interaksi teman sebaya dari kebanyakan anak periode akhir ini terjadi dalam grup atau kelompok, sehingga periode ini sering disebut ”usia kelompok”. Pada masa ini, anak tidak puas lagi bermain sendirian di rumah, atau melakukan kegiatan-kegiatan  dengan anggota keluarga. Hal ini adalah karena anak memiliki keinginan yang kuat untuk di terima sebangai anggota kelompok, serta merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya.










Bagian ke 6
PERKEMBANGAN MASA REMAJA

A.        PERKEMBANGAN MASA REMAJA
Untuk merumuskan sebuah definisi yang menandai tentang remaja tidaklah mudah sebab kapan masa remaja berakhir dan kapan anak remaja itu tumbuh dan berkembang menjadi dewasa tidak dapat di tetapkan secara pasti.
Batasan usia remaja yang umumnya di gunakan oleh para ahli adalah antara 12 tahun,rentang waktu usia remaja ini biasanya di bedakan atas tiga,yaitu 12-15 desebut dengan masa remaja awal 15-18 di sebut masa remaja pertengahan,18-21 di sebut dengan masa remaja akhir.
Pada masa perkembngan masa remaja ini di bagi atas tiga pembagian yaitu:
1.      PERKEMBANGAN FISIK
                  Pada mulanya tanda tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks puberitas,di mana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian dan dimensi badan.pertumbuhan cepat bagi anak perempuan 2 tahun lebih awal dari anak laki-lakiumumnya pada anak perempuan mulai mengalami pertumbuhan cepat pada usia 10.5 tahun dan anak laki pada usia 12.5 Tahun bagi ke dua jenis kelamin pertumbuhan cepat ini berlangsung kira-kira 2 tahun.ada beberapa definisi dari perubahan fisik yaitu:

a.       Pertumbuhan dalam tinggi dan berat
      Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59 atau 60 inci.tetapi, pada usia 18 tahun tinggi rata-rata remaja laki-laki adalah 69 inci,sedangkan tinggi rata remaja perempuan hanya 64 inci.Tingkat ppertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 untuk anak perempuan  dan dua tahun kemudian untu anak laki-laki,tinggi kebanyakan anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi kebanyakan anak laki-laki bertanmbah lebih dari 4 inci.(zigher & Stevenson,1993)

      Factor penyebab laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan adalah karna laki –laki memulai percepatan pertumbukan 2 tahun lebih lambat di bandingkan dengan anak perempuan,dengan demikian mereka mengalami penambahan pertumbuhan selama 2 tahun pada masa anak-anak.pada anak perempuan pada saat ia memulai percepatan pertumbuhan adalah sekitar 54 atau 55 inci,sedangkan anak laki-laki adalah sekitar 59 atau 60 inci.maka perempuan pada akhirnya lebih pendek di bandingkan  dengan rata rata pria.(seifert & Hoffnun,1994)

      Percepatan pertumbuhan badan  juga terjadi pada penempatan berat badan,yakni sekitar 13 Kg bagi anak laki-laki dan 10 Kg bagi anak perempuan (Malina ,1990) meskipun berat badan juga mengalami peningkatan selama masa remaja namun ia lebih muda di pengaruhi seperti melalui diet,latihan,dan gaya hidup umumnya,oleh karna itu,perubahan berat lebih sedikit dapat di ramalkan di bandingkan dengan tinggi.

b.      Peubahan dalam proporsi Tubuh
      Seiring dengan perubahan dalan tinggi dan beratnya pertumbuhan pada masa remaja juga terjadi perubhan dan proprsi tubuh,yang di maksud dengan proporsi tubuh yaiti perubahan pada bagian –bagian tubuh tertentu yang sebelunya terlalu kecil menjadi terlalu besar seperti contonya tangan,dan tangan.

      Perubahan proporsi Tubuh juga bias di lihat pada wajah,umunya yang lebih berubah pada proporsi wajah bagi anak laki-laki.

c.       Perubahan Puberitas
      Puberitas iyalah suatu periode dimana kematangan kerangka terjadi dengan pesat terutama pada masa remaja.meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti sautu urutan tertentu, namun urutan dari kematangan seksual tidak sama pada suma anak.tergantung pada umur dari perubahan- perubahan tersebut.


d.      Perubahan Ciri-ciri Seks primer.
      Ciri-ciri seks primer menunjuk pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. pada anak laki –laki perubahan cirri-ciri seks yaitu penyuburan air mani yang pertama dengan istilah ‘’mimpi basah’’.dan pada anak perempuan perubahan cirri seks primerdi tandai dengan munculnya periode menstruasi.

      Menstruasi pertama pada seorang gadis di dahuilui oleh sejumlah perubahan lain yaitu pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah kelamin,pembesaran pinggul dan bahu.(Malina, 1990).

e.       Perubahan ciri-ciri seks sekunder
      Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniahyang tidak langsung berhubungan dengan proses repoduksi,namun merupakan tanda –tanda yamng membedakan antara laki-laki dan prempuan.di antara tanda –tanda jasmani yang terlihat pada laki adalah tumbuk kumis dan janggut,bahu dan dada melebar,suara berat,tumbuh bulu di ketiak,di dada.kaki dan tangan dan di sekitar kemaluan.sedangkan anak perempuan terlihat payi dara dan pinggul membesar,suara menjadi halus,tumbuh bulu di ketiak dan di sekitar kemalian.

2. PERKEMBANGAN KOKNITIF
         Masa remaja Adalah suatu periode kehidupan di mana kapasitas untu memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara evesien mencapai puncaknya                ( Mussen,Conger& Kagen,1969).seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuam mengambil  keputusan.
a.       Perkembangan kognetif Menurut Teori Piaget.
            Di tinjau dari perspektif teori kognetif piaget,maka pemikiran masa remaja telah mencapai tahap pemikiran operasional formal,yaitu suatu tahap perkembangan kognetif  yang di mulai pada usia kira-kira 11 atau 12 tahun dan terus berlanjut sampai remaja mencapai masa tenang atau masa dewasa.pada tahap ini anak sudah dapat berpikir secara apbstrak dan hopotesi,pada masa ini dia bias memikirkan sesuatu yang mungkin terjadi.

b.      Perkembangan pengambilan keputusan

      Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk berbuatan berpikir dan hasil dari perbuatan itu di sebut dengan keputusan, ini berarti bahwa dengan melihat bagai mana seorang remaja mengambil suatu keputusan maka dapat di ketahui perkembangan pemikiranya.contonya mengambil keputusan keputusan masa depan keputusan dalam memilih teman dan lain sebagainya.

c.       Perkembangan orientasi masa depan.
      Orientasi masa depan merupakan salah satu fonumena perkembangan kognetif yang terjadi pada masa remaja sebagai indifidu yang yang sedang mengalami proses peralihan dari masa anak-anak mencapai kedewasaan,remaja memiliki tuga-tugas perkembangan yang mengarah pada persiapanya memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa.oleh karna itu remaja mulai memikirkan masa depan mereka secara sungguh-sungguh.

      Masa remaja itu masa yang telah mencapai tahap pemikiran operasional formal,telah member remaja kemampuan untukmengantisipasi masa depanya,atau kemampuan untuk membuat sekemata kognetifuntuk merumuskan rencana masa depanya.

d.      Perkembangan kognisi social
      Yang di maksud dengan kognesi social adalah kemampuan bentuk berpikir secara kritis mengenai isu-isu dalam hubungan interpersonal yang berkembang sejalan usia dan pengalaman serta berguna untuk memahami orang lain dan menentukan bagai mana melakukan interaksi dengan mereka (Dacey &Kenny ,1997)

      Pada masa remaja munculketerampilan-keterampilan kognetif baru yang menurut para ahli akan membawa pengaruh besar terhadap perubahan kognesi social mereka.

e.       Perkembangan penaral moral
      Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja,terutama sebagai pedoman menemukan identitas dirinya,mengembangkan hubungan personal yang harmonis,dan mengindari konflik –konflikperan yang selalu peran yang selalu terjadi dalam masa transisi.

      Dengan demikian,orang yang bertindak sesuai dengan moral adalah orang yang mendasarkan tindakanya atas penilain baik buruknya sesuatu.karna lebih bersifat penalaran.

f.        Perkembangan pemahaman tentang agama.
      Bagi remaja,agama memiliki arti yang sama pentingya dengan moral,bahkan,sebagai mana di jelaskan oleh Adams & Gullotta (1993),agama memberikan sebuah kerangka moral,sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingka lakunya. Agama dapat mestabilkan tingkah laku dan bisa memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia ini.agama memberikan perlindungan rasa aman terutama bagi remaja yang tengah mencarieksistensi dirinya.

      Di bandingkan dengan masa awal anak-anak misalnya,keyakinan agama remaja telah mengalami perkembangan yang cukup berarti.kalu pada masa awal anak-anak ketika mereka baru memiliki kemampuam berpikir simbilik,tuhan di bayangkan sebagai person yang ada di awan,maka pada masa remaja mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep ynag lebih mendalam tentang tuhan.

      Oleh sebab itu, meskipun pada masa awal anak-anak ia telah di ajarkan agama oleh orang tua mereka,namun karna masa remaja mereka mengalami kemajuan dalam perkembangan kognetif,mereka mungkin mempertanyakan tentang kebenaran keyakinan agama mereka sendiri.

3.    PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
            Sebagai mana di jelaskan di atas  bahwa selama masa remaja tewrjadi perubahan –perubahan yang dramatis,baik dalam fisik maupun dalam kognetif,perubahan perubahan secara fisik dan kognetif tersebut ternyata berpengaruh terhadap perubahan dalam perkembangan psikososial mereka,dalam urain berikut ada beberapa aspek perkembangan psikososial yang penting selama masa remaja yaitu:
a.       Perkembangan individuasi dan identitas
              Masing –masing kita memiliki ide tentang identitas diri sendiri,meskipun demikian untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang identitas itu tidak lah muda,hal ini adalah karena identitas masing –masing orang merupakan suatu yang kompleks.(Dusek,1991)    
              Menurut Josselson,1980 proses pencarian identitas proses di mana seorang remaja mengembangkan suatu identitas yang unik,yang berbeda dan dan terpisah dari orang lain di sebut dengan individuasi,proses ini terdiri dari empat sub yaitu :Diferensiasi,praktis dan eksperimentasi,penyesuaian serta konsulidasi diri...
Sub Tahap Perkembangan identitas
Sub tahap
Usia /thn
karakteristik

Diferensiasi


Praktis



Eksperimentasi




penyesuaian

12-14 Thn


14-15 Thn



15-18 Thn




18-21 Thn

Remaja menyadari bahwa ia berbeda secara psikologis dari orang tuanya.

Remaja percaya bahwa ia mengetahui segalagalanya dan dapat melakukan sesuatu tampa salah.

Karena kesedihan dan kekawatiran yang di alaminya, telah mendorong remaja untuk menerima kembali sebagian otoritas orang tuanya, tetapi dengan bersyarat.

Remaja mengembangkan kesadaran akan identitas personal,yang menjadi dasar bagi pemahaman dirinya dan diri orang lain.



b.      Perkembangan hubungan dengan orang tua

              Perubahan-perubahan fisik,kognetif dan social yang terjadi dalam perkembanganm remaja mempunyai pengaruh yang besar terhadap relasi orang tua remaja,sering terjadinya perubahan kognetif selama masa remaja,perbedaan ide-ide.yang di hadapi sering mendorongnya untuk melakuan pemeriksaan terhadap nilai-nilai atau pelajaran-pelajaran yang berasal dari orang tua,akibatnya remaja mulai mempertanyakandan menentang pandangan –pandangan orang tua serta mengembangkan ide-ide mereka sendiri. Orang tua tidak lagi di pandang sebagai otoritas yang serba tau.secara optimal,remaja mengembangkan pandangan –pandangan yang lebih matang dan realistis dari orang tua mereka.kesadaran bahwa mereka adalah seseorang yang memiliki kemapuan,bakat,dan pengetahuan tertentu,mereka mamandang orang tua sebagai orang yang harus di hormati.

c.       Perkembangan hubungan dengan teman sebaya
              Perkembangan kehidupan social remaja juga di tandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka.sebagian besar waktunya di habiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman-teman sebaya mereka.dalam suatu infestigasi,di temukan bahwa anak berhubungan dengan teman sebaya 10% dari waktunya setiap hari pada usia 2 tahun,20% pada usia empat tahun.dan lebuh dari 40% pada usia antara 7-11 tahun.

              Pada perinsipnya hubungan teman sebaya mempunya arti yang sangat penting bagi kehidupan remaja.dalam literatur psikologi perkembangan di ketahui suatu contoh klasik betapa pentingnya teman sebaya dalan perkembangan social remaja.

              Meskipun selama masa remaja kelompok teman sebaya memberikan pengaruh yang besar, namun orang tua tetap memainkan peranan yang penting dalam kehidupan remaja.hal ini karena antar hubungan dengan orang tua dan hubungan dengan teman sebaya memberikan pemenuhan akan kebutuhan-kubutuhan yang berbeda dalam perkembangan remaja.

d.      Perkembangan seksualitas

              Salah satu fonumena kehidupan remaja yang sangat menonjol adalah terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas.terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap kehidupan seksual ini sangat di pengaruhi oleh faktof perubahan-perubahan fisik selama perode puberitas.

e.       Perkembangan proaktivitas
              Proaktivitas sebagai kemampuan untuk mamiliki kebebasan dalam mamili respons,kemampuan mengambil inisiatif,dan kemampuan untuk bertanggung jawab.

              Jadi makna pertama  yang terkandung dalam pengertian proaktivitas adalah kebebasan memilih.

              Makna kedua Yang terkandung dalan proaktivitas adalah bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengambil inisiatif.manusia proaktif mampu menganbil inisiatif dan memilih bertindak dari pada di tindaki mengambil inisiatif bukan berarti mendesak,menjengkelkan,atau agresif,melainkan cermat,penuh kesadaran,dan sensitive terhadap susuatu yang ada di sekitarnya.

              Makna ketiga yang terkandung dalam pengertian proaktivitas adalah tanggung jawab.artinya, manusia memiliki kesadaran penuh bahwa peresyiwa-peristiwa kehidupan yang di alaminya merupakan hasil dari prilakunya sendiri, yang di lakukanya atas dasar keputsan yang di ambilnya secara sadar.

f.        Perkembangan resiliensi
-          Pengertian Resiliensi
        Dari beberapa definisi dapat di pahami bahwa resiliensi adalah kemapuan atau kapasitas insani yang di  miliki seseorang, kelompok atau masyarakat yang memungkinkanya untuk menghadapi, menjega,meminimalkan dan bahkan menghilangkan dampak-dampak  yang merugikan dari kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan atau bahkan mengubah kondisi kehidupan yang menyengsesarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk di atasi.
        Resiliensi adalah suatu kemampuan yang sangat di butuhkan dalam kehidupan setiap orang.
-          Sumber pembentukan resiliensi
        Upaya mengatasi kondisi kondisi dan mengembangkan resiliensi remaja,sangat tergantung pada pemberdayaan tiga factor dalam diri remaja,yang oleh Grotberg (1994) di sebut sebagai tiga sumber dari resiliensi (aku punya,aku ini,aku dapat).

        Aku punya, merupakan sumber resiliensi berhubungan dengan pemaknaan remaja terhadap besarnya dukungan yang di berikan oleh lingkungan social terhada dirinya.sumber I haveini memiliki beberapa kualitas yang memberikan sumbangan bagi pembentukanresiliensi,yaitu:
1.      Hubungan yang di landasi oleh kepercayaan penuh;
2.      Struktur dan peraturan di rumah;
3.      Modal-modal peran;
4.      Dorongan untuk mandiri (otonomi)
5.      Akses terhadap layanan kesehatan,pendidikan,keamanan dan kesejahtraan.

            I am ( aku ini) merupakan sumber resiliensi yang berkatian dengan kekuatan pribadi yang di miliki oleh remaja,yang terdiri dari perasaan,sikap,dan keyakinan pribadi. Beberapa kualitas pribadi yang mempengaruhi I am ini adalah :
1.        Di saying dan di sukai oleh banyak orang
2.       Mencintai,empati dan keperdulian terhadap orang lain
3.       Bangga dengan dirinya sendiri
4.      Bertanggung jawab terhadap prilaku sendiri dan menerima konsekuensinya.
5.       Percaya diri ,optimistik,dan penuh harap.

            I can ( aku dapat ) adalah sumber resiliensi yang berkaitan dengan  apa saja yang dapat di lakuakan oleh remaja suhubungan dengan keterampilan-keterampilan social dan interpersonal. Keterampilan-keterampilan  ini meliputi :
1.        Berkomunikasi
2.       Pemecahan masalah
3.       Mengelola perasaan
4.      Mengatur temperemen sendiri dan orang lain
5.       Menjalin hubungan –hubungan yang saling mempercayai.

            Interaksi antara ketiganya adalah merupakan hasil kombinasi dari faktor-faktorI have,I am,dan I can. Untuk menjadi orang yang resilien,tidak cukup hanya memiliki satu factor saja,melainkan harus di tompang oleh faktor-faktor lain, misalnya seorang remaja mungkin di cintai ( I have ) tetapi jika ia tidak mempunyai kekuatan dalam dirinya ( I am )  atau tidak memiliki keterampilan –keterampilan interpersonal dan social (I can ), maka ia tidak resilien.
            Oleh sebab itu untuk menumbuhkan resiliensi remaja ketiga factor tersebut harus saling berinteraksi satu sama lain,interaksi ketiga factor tersebut sangat mempengaruhi  oleh kualitas lingkungan social di mana remaja hidup,setidaknya ada lima factor yang sangat menentukan kualitasinteraksi dari  I have, I am, I dan  I can  tersebut.
            Pertama kepercayaan  yakni factor berhubungan dengan bagai mana lingkungan bagaimana lingkungan mengembangkan rasa percaya remaja.
            Kedua otonomi yaitu factor yang berkaitan dengan seberapa jauh remaja menyadari bahwa dirinya terpisah dan berbeda dari lingkungan sekitar sebagai kesatuan diri pribadi.
            Ketiga inisiatif yaitu factor ke tiga pembentukan resiliensi yang berperan dalam penumbuhan minat remaja melakukan sesuatu yang baru.
            Keempat industri yaitu factor resiliensi yang berhubungan dengan pengembangan keterampilan-keterampilan berkaitan dengan aktifitas rumah,sekolah,dan sosialisasi.
            Kelima identitas yaitu factor resiliensi yang berkaitan dengan pengembangan pemahaman remaja dan dirinya sendiri,baik kondisi fisik maupun psikologisnya.

















Bagian ke 6
PERKEMBANGAN MASA
DEWASA DAN TUA

Dalam studi psikologi kontemporer atau yang lebih di kenal dengan istilah perkembangan rentang hidup (life-span development), wilayah pembahasannya tidak lagi pada perubahan pada perkembangan selama masa anak-anak dan remaja saja, melainkan juga menjaangkau masa dewasa, menjadi tua, hingga meninggal dunia. Hal ini adalah karena perkembangan tidak berakhir dengan tercapainya kematangan fisik. Sebaliknya perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari masa konsepsi berlanjut kemasa sesudah lahir, masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa hingga menjadi tua.
 Perubahan-perubahan badaniah yang erjadi sepanjang hidup, mempengaruhi sikap, proses kognitif dan perilaku individu. Hal ini berarti bahwa permasalahan yang harus di atasi juga mengalami perubahan dari waktu kewaktu sepanjang rentang kehidupan.


  1. Perkembangan Fisik
  1. Kesehatan Badan
Bagi kebanyakan orang, awal masa dewasa di tandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari sekitar usia 18-25 tahun, individu memiliki kekuatan yang terbesar, gerak-gerak refleks mereka sangat cepat. Lebih dari itu kemampuan reproduktif mereka berada di tingkat yang paling tinggi. Meskipun pada awal masa dewasa kondisi kesehatan fisik mencapai puncaknya, namun selama periode ini penurunan keadaan fisik juga terjadi. Sejak usia sekitar 25 tahun, perubahan-perubahan fisik mulai terlihat. Perubahan-perubahan ini sebagian besar lebih bersifat kuantitatif dari pada kualitatif.
Bagi wanita, perubahan biologis yang utama terjadi selama masa pertengahan dewasa adalah perubahan dalam hal kemampuan reproduktif, yakni mulai mengalami menopause atau berhentinya menstruasi dan hilangnya kesuburan. Pada umumya, menopause mulai terjadi pada usia sekitar 50 tahun, tetapi ada juga yang sudah mengalami menopause pada usia 40 tahun. Peristiwa menopause di sertai dengan berkurangnya hormone estrogen.
Bagi laki-laki, proses penuaan selama masa pertengahan dewasa tidak begitu kentara, karena tidak ada tanda-tanda fisiologis dari peningkatan usia seperti berhentinya haid pada perempuan. Lebih dari itu laki-laki tetap subur dan mampu menjadi ayah anak-anak sampai memasuki usia tua. Hanya beberapa kemunduran fisik juga terjadi secara berangsur-angsur, seperti berkurangnya produksi air mani, dan frekuensi orgasme yang cenderung merosot.
Pada masa tua atau masa dewasa akhir, sejumlah perubahan pada fisik semakin terlihat sebagai akibat dari proses penuaan. Di antara perubahan-perubahan fisik yang paling kentara pada masa tua ini terlihat pada perubahan seperti rambut menjadi jarang dan beruban, kulit mongering dan mengerut, gigi hilang dan gusi menyusut, konfigurasi wajah berubah, tulang belakang menjadi bungkuk. Kekuatan dan ketangkasan fisik berkurang, tulang-tulang menjadi rapuh, mudah patah dan lambat untuk dapat di perbaiki kembali.

  1. Perkembangan Sensori
Pada awal masa dewasa, penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran mungkin belum begitu kentara. Akan tetapi, pada masa dewasa tengah perubahan- perubahan dalam penglihatan dan pendengaran merupakan dua perubahan fisik yang paling meninjol. Pada usia antara 40 dan 59 tahun, daya akomodasi mata mengalami penurunan paling tajam. Karena itu banyak orang pada usia setangah baya mengalami kesulitan dalam melihat objek-objek yang dekat (Kline & Scieber 1985).
Selanjuttnya pada masa dewasa akhir, perubahan-perubahan sensori fisik melibatkan indera penglihatan, indera pendengaran, indera perasa, indera pencium, dan indera peraba. Perubahan dalam indera penglihatan pada dewasa akhir misalnya tanpak pada berkurangnya ketajaman penglihatan dan melambatnya adaptasi terhadap perubahan cahaya.

  1. Perkembangan Otak
Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur berkurang. Tetapi, perkembangbiakan koneksi neural (neural conection), khususnya bagi orang-orang yang tetap aktif, membantu mengganti sel-sel yang hilang. Hal ini membantu menjelaskan pendapat umum bahwah orang dewasa yang tetap aktif, baik secara fisik, seksual maupun secara mental, menyimpan lebih banyak kapasitas mereka untuk melakukan aktifitas-aktifitas demikian pada tahun-tahun selanjutnya.
Pada usia tua, sejumlah neuron, unit-unit sel dasar dari system saraf menghilang. Menurut hasil sejumlah penelitian, kehilangan neuron itu di perkirakan mencapai 50% selam tahun-tahun masa dewasa. Tetapi penelitian lain memperkirakan bahwa kehilangan itu lebih sedikit.
Hilangnya sel-sel otak dari sejumlah orang dewasa di antaranya di sebabkan oleh serangkaian pukulan kecil, tumor otak, atau karena terlalu banyak minum minuman beralkohol.

  1. Perkembangan Kognitif
  1. Perkembangan Pemikiran Postformal
Gisela Labouvie-Vief, 1986 (dalam McConnell & Philipchalk, 1992) menyatakan bahwa pemikiran dewasa muda menunjukkan suatu perubahan yang segnifikan. Ia percaya bahwa masyarakat kita yang kompleks memiliki pertimbangan-pertimbangan yang praktis dan bahkan mengubah bentuk logika kaum muda yang idealis. Karena itu pemikiran orang dewasa muda menjadi lebih konkrit, sesuatu yang di katakana oleh Labouvie-Vief sebagai tanda kedewasaan.
Dengan demikian, kemampuan kognitif terus berkembang selam masa dewasa. Akan tetapi, bagaimana pun tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa tersebut yang mengarah pada peningkatan potensi. Bahkan kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif mengalami kemerosotan seiring dengan petambahan usia. Mesi pun demikian, sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi terutama pada masa dewasa akhir, dapat di tingkatkan kembali melalui serangkainan pelatihan.

  1. Perkembangan Memori
Salah satu karakteristik yang paling sering di hubungkan dengan orang dewasa dan usia tua adalah penurunan dalam daya ingat.
Kemerosotan dalam memori episodi, sering menimbulkan perubahan-perubahan dalam kehidupan orang tua. Misalnya, seseorang memasuki masa pension, yang mungkin tidak lagi menghadapi bermacam-macam tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan perkerjaan, dan mungkin lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat berbagai hal, jelas akan mengalami kemunduran dalam memorinya.
Pada masa lalu, orang tua dengan kasus-kasus berat dalam kemunduran memori, yang di sertai dengan berbagai kesulitan kognitif lainnya, di pandang sebagai penderita kepikuana. Kepikunan adalah suatu istilah yang sebenarnya tidak tepat di gunakan secara khusus bagi orang tua yang mengalami kemunduran dalam perkembangan kemampuan mental, termasuk kehilangan memori, disorientasi, dan kebingungan pada umumnya.

  1. Perkembanagn intelengensi
Suatu mitos yang bertahan hingga sekarang adalah bahwa menjadi tua berarti mengalami kemunduran intelektual. Mitos ini di perkuat sejumlah peneliti awal yang berpendapat  bahwa seiring dengan proses penuaan selama masa dewasa terjadi kemunduran dalam intelengensi umum. Misalnya, pada studi kros-seksional, peneliti menguji orang-orang dari berbagai usia pada waktu yang sama.
Studi Thorndike tersebut menunjukkan bahwa kemunduran kemampuan intelektual pada orang dewasa tidak di sebabkan oleh factor usia, melainkan oleh factor-faktor lain. Witherington (1986), menyebutkan tiga factor terjadinya kemunduran kemampuan belajar orang dewasa :
a.       Ketiadaan kapasitas dasar. Orang dewasa tidak akan memiliki kemampuan belajar bila usia muda juga tidak memiliki kemampuan belajar yang memadai.
b.      Terlampau lamanya tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat intelektual. Artinya, orang-orang yang telah berhenti membaca bacaan-bacaan yang ‘berat’ dan berhenti pula melakukan pekerjaan intelektual, akan terlihat bodoh dan tidak mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan semacam itu.
c.       Factor budaya, terutama cara-cara seseorang memberikan sambutan, seperti kebiasaan, cita-cita, sikap, dan prasangka-prasangka yang telah mengakar, sehingga setiap usaha untuk mempelajari cara sambutan yang baru akan mendapat tantangan yang kuat.

  1. Perkembangan Psikososial
1.       Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat di artikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain, dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang di hadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa. Pada masa dewasa awal ini, orang-orang telah siap dan ingin menyatukan identitasnya dengan orang lain.
Dalam suatu studi di tunjukkan bahwa hubungan intim mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologis dan fisik seseorang. Orang-orang yang mempunyai tempat untuk berbagi ide, perasaan dan masalah, mereka lebih bahagia dan sehat di bandingkan mereka yang tidak memiliki tempat untuk berbagi (Traupmann & Hatfield, 1981).

2.       Cinta
Selama tahap perkembangan keintiman ini, nilai-nilai cinta muncul. Cinta mengacu pada perilaku manusia yang sangat luas dan kompleks. Menurut Santrock (1995), cinta dapat di klasifikasikan menjadi empat bentuk cinta, yaitu: Altruisme, Persahabatan, Cinta yang romantis atau bergairah, dan Cinta yang penuh perasaan atau persahabatan. Meskipun cinta sudah tampak dalam tahap-tahap sebelumnya (seperti cinta bayi pada ibunya dan cinta birahi pada remaja), namun perkembangan cinta dan keintiman sejati baru muncul setelah seseorang memasuki masa dewasa.
Cinta pada orang dewasa ini di ungkapkan dalam bentuk kepedulian terhadap orang lain. Orang-orang dewasa awal lebih mampu melibatkan diri dalam hubungan bersama, di mana mereka saling berbagi hidup dengan seorang mitra yang intim.

3.       Pernikahan dan Keluarga
Secara tradisi, perkawinan menuntut perubahan gaya hidup yang lebih besar bagi perempuan di bandingkan dengan laki-laki. Seorang laki-laki yang sudah menikah, biasanya melanjutkan karirnya, sedangkan seorang perempuan di tuntut untuk melepaskan kebebasan kehidupan lajangnya demi berbagai ketuntutan peran dan tanggungjawab sebagai istri dan ibu.
Problem-problem perkawinan ini muncul di sebabakan oleh banyak factor, di antaranya:
  • pasangan gagal mempertemukan dan menyesuaikan kebutuhan dan harapan satu sama lain.
  • Salah satu pasangan mengalami kesulitan nyata dalam kebiasaan.
  • Adanya perasaan cemburu dan perasaan memiliki yang berlebihan.
  • Pembagian tugas dan wewenang yang tidak adil.
  • Kegagalan dalam berkomunikasi.
  • Masing-masing pasangan tumbuh dan berkembang kearah yang berbeda.
Ketika melangsungkan pernikahan, apakah pernikahan pertama atau kedua, hamper semua orang mengharapkan kebahagiaan dan ikatan pernikahan yang langgeng. Hal ini adalah karena penyesuaian diri demikian bukan lah merupakan sesuatu yang mudah bagi masing-masing pasangan.
Poloma (dalam Franssella & Frost, 1977) menyebutkan sejumlah teknik manajemen konflik bagi wanita dalam menhadapi berbagai tekanan pekerjaannya, yaitu :
  1. Mendefinisikan sesuatu secara menyenangkan,
  2. Mengurutkan peran terpenting,
  3. Compartmentalization,
  4. Compromise.
4.      Perkembangan gerenativitas
Generativitas (generativity), adalah tahap perkembangan psikososial   ketujuh yang di alami individu selama pertengahan masa dewasa. Cirri utama tahap generativitas adalah perhatian terhadap apa yang di hasilkan (keturunan, produ-produk, ide-ide dan sebagainya) serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman untuk generasi mendatang.
Menurut hasil penelitian Bernice Neugarden, orang dewasa yang berusia antara 40,50 dan awal 60 tahun adalah orang-orang yang mulai melakukan instrospeksi  dan banyak yang merenungkan tentang apa yang sebetulnya sedang terjadi di dalam dirinya. Banyak di antara mereka yang berfikir untuk ‘berbuat sesuatu dalam sisa waktu hidupnya’. Orang dewasa yang berusia 40tahun ke atas secara mental juga mulai mempersiapkan diri untuk sewaktu-waktu menghadapi persoalan yang bakal terjadi. Pria lebih sering memikitkan kesehatan tubuhnya, serangan jantung dan kematian. Wanita, di samping juga memikirkan hal-hal tersebut, ketakutan menjadi janda merupakan persoalan yang banyak membebani pikirannya (Davidoff, 1988).

5.       Perkembangan Integritas
Integritas (integrity), merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas paling tepat di lukiskan sebagai suatu keadaan yang di capai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi social dan historis, di tambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian.
Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri dari keterlibatan social :
a.       ketika masa pension tiba dan lingkungan berubah,
b.      penyakit dan menurunya kemampuan fisik dan mental,
c.       orang-orang yang lebih muda di sekitarnya cenderung menjauh dari dirinya,
d.      pada saat kematian semakin mendekat, orang sepertinya ioingin membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermakna lagi.


1 komentar: